Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Toilet training proses balita berlatih menggunakan fungsi toilet ketika ingin buang air besar dan kecil. Sebagian besar anak bisa mulai diperkenalkan berlatih toilet saat berusia 18 bulan dan 24 bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk Kids Health, salah satu tonggak perkembangan pada masa kanak-kanak belajar menggunakan toilet. Pelatihan menggunakan toilet bisa saja menjadi proses yang sederhana dan cepat. Sebagian anak-anak mungkin juga membutuhkan waktu lebih lama. Mengutip dari Pregnancy, Birth and Baby, kebanyakan balita belum siap untuk memulai pelatihan toilet sampai setelah usia 18 bulan. Misalnya pun sampai umur 3 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Mahasiswa Telkom University Rancang Toilet Cerdas untuk Pantau Kesehatan
Bimbingan orang tua selama toilet training
Mengajari balita menggunakan prosesnya bisa selama 3 bulan hingga 6 bulan. Walaupun beberapa anak bisa menggunakan kurang dari kurun itu. Jika orang tua memulai terlalu cepat, prosesnya cenderung lebih lama. Bisa sampai hitungan tahun.
1. Menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan tindakan menggunakan toilet, misalnya kencing, kotoran, dan pispot.
2. Minta anak untuk memberi tahu orang tua saat popok basah atau kotor.
3. Identifikasi perilaku supaya anak bisa belajar mengenali keinginan untuk buang air kecil dan besar.
4. Mulanya anak bisa dilatih duduk di atasnya mengenakan pakaian atau popok
Mengutip publikasi Clinical Guide to Toilet Training Children, sebagian besar negara maju menerapkan pelatihan itu ketika anak berusia antara 18 bulan hingga dua tahun. Di beberapa negara lainnya, anak-anak dilatih saat berusia empat tahun.
Anak-anak mungkin akan mengalami sesekali keliru, misalnya terpeleset, jatuh dari kursi toilet. Itu hal wajar untuk anak-anak yang menghadapi kesulitan dalam pelatihan.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.