Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Yang Rutin + Longsor & Topan

Banjir dari kali ciseel di ciamis melanda kec. para mican. banyak terjadi kerusakan, sebagian penduduk mengungsi. pertolongan diberikan team koordinasi pelaksana penanggulangan bencana alam (tkppba). (dh)

18 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANJIR kembali melanda Ciamis selama 4 hari sejak 16 Nopember lalu. Kali Ciseel yang waktu itu mencapai debit air setinggi 100 mm, membobolkan tanggul Ciputraha!, Bah pun melanda kecamatan Paramican dan sekitarnya. Tak kurang dari 3.748 Ha kawasan yang terendam. Meski pun sampai awal Desember lalu air sudah agak surut, daerah seluas 2.970 Ha masih terendam. Meliputi desa-desa Paledah, Ciganjen, Tunggilis, Kedungwuluh dan Padaherang. Rata-rata antara 300 - 850 Ha di masing-masing desa yang terendam. Kawasan itu terkenal sebagai kawasan "pelumpuran", artinya memang biasa terkena banjir rutin. Akibatnya tak kurang dari 2.242 keluarga (10.831 jiwa) terlanda air bah. Sebanyak 1996 rumah terendam, 79 rusak dan 44 hancur. Sebagian penduduk ada yang sudah mengungsi. Sebagian lagi masih terkurung air. Atau menyelamat kan diri ke tanggul, seperti dikemukakan Camat Padaherang drs. Endang Supriatin. Mereka membuat tempat-tempat berteduh darurat di tanggul. Kecamatan Padaherang ini termasuk yang terkena musibah paling parah. Tak hanya banjir rutin menimpa kawasan Ciamis. Juga topan dan longsor. Kerugian yang diderita, menurut penuturan Bupati Ciamis Hudly, tak kurang dari Rp 456.319.975. Yang terbesar, tentu saja menimpa bidang pertanian, yakni Rp 209.959.975. Disusul kerugian akibat angin topan hampir Rp 173 juta. Karena tak kurang dari 40 bangunan SD rusak, 36 ribu lebih buku pelajaran hancur. Sementara mesjid, pesantren dan madrasah harus diperbaiki. Juga jembatan-jembatan Ciputrapinggan, Cipeuteuy dan Sedong yang rusak akibat longsor memerlukan biaya perbaikan jutaan pula. Tentu saja meski hanjir sudah bcrsifat rutin dan tak begitu merisaukan para pejabat di sana, musibah yang terdiri macam-macam tersebut membuat prihatin Bupati Hudly. Dan team khusus penanggulangan bernama TKPPBA (Team Kordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam) yang diketuai Bupati sendiri makin repot. Tak diperoleh catatan pasti berapa sumbangan yang terkumpul. Yang terang segera setelah diketahui tanggul bobol, 117 keluarga segera diungsikan. Dibuka dapur-dapur umum di bawah pengawasan Camat dan kepala desa. Unit-unit kesehatan dengan petugas khusus didatangkan. Dua perahu karet dan 20 unit tenda disediakan. Sedang anak-anak sekolah sementara ditampung di sekolah-sekolah yang masih mungkin bisa dipakai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus