Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Menghitung Air

Akibat letusan G. Agung, bali timur gersang. Cekdam tukad unda telah dibangun, biaya lebih dari Rp 300 juta, mengairi 1800 ha sawah. Masih ada 11,77 m3 lahar akan turun ke tukad unda perlu dijinakkan.(dh)

18 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BALI sebelah timur, sebelum tahun 1960-an adalah daerah kaya. Panen padinya tidak kalah dengan Bali sebelah barat. "Tapi ketika Pebruari 1963 Gunung Agung meletus - setelah istirahat 120 tahun kekayaan itu lenyap. Lebih dari 100.000 Ha tanah pertanian yang kering, 16.000 Ha sawah yang irigasinya cukup baik tersumbat. Ada karena salurannya bobol dihantaui lahar, ada pula karena sawah itu sendiri berubah menjadi gurun pasir. Dari sekian sawah yang rusak, di antaranya 10.000 Ha irigasinya sudah dibangun kembali sedang 6.000 Ha masih dalam perencanaan. Dan petani yang terakhir merasa lega adalah mereka yang punya sawah di Subak Sampalan Subak Gunaksa dan Subak Toya Cau - ketiganya terletak di Kabupaten Klungkung. Pada 4 Desember lalu, air sudah mengalir ke daerah itu, setelah Menteri PUTL Ir. Sutami meresmikan pembangunan cek dam Tukad Unda. Ir. Tjokorda Gde Agung, Kepala PU Propinsi Bali, sekaligus pimpinan proyek menyebut pembangunan cek dam ini sebagai karya besar. Cek dam di Tukad Unda itu sendiri mulai dikerjakan tahun anggaran 1974-1975 dengan biaya Rp 68.164.000. Tahun berikutnya bangunan yang dikerjakan PT Hutama Karva Cabang IV dapat biaya lagi Rp 105.100 000. Pertengahan 1975 jebol dihantam banjir, lalu dapat tambahan biaya dari pusat sebesar Rp 7.480.000. Belum juga karya besar itu rampung. Tahun 1976/77 didrop lagi biaya Rp 27,5 juta. Awal tahun ini jebol lagi sebagian tapi cukup meminta korban, karena termasuk banjir ganas. Pusat pun mendrop uang Rp 40 juta lagi. Akan halnya saluran dari cek dam ini menuju Subak Sampalan dikerjakan dalarn. 3 tahap oleh tiga pemborong. Tahun 1973/74 dibuat saluran induk dan terowongan di bawah desa sepanjang 540 meter dikerjakan PT Nindya Karya dengan uang Rp 20 juta. Tahun 1974/75 bagian akhir terowongan sampai ke Subak Sampalan dengan biaya Rp 12.3.94.000. Karena cek dam sebagai sumber pembawa air belum selesai, saluran muka--yang langsung mencium mulut sungai Unda - baru dikerjakan 1976/77. Tentang saluran menuju Subak Toya Cau ke arah barat tidak sesulit yang ke timur, karenanya cukup dikerjakan sekali gebrak tahun anggaran 1975/76 dengan biaya Rp 9 juta. Beras Sampalan Sampai di mana manfaat proyek yang menelan biaya keseluruhan Rp 309. 128.000 itu? Ir. Tjokorda Agung melaporkan secara ringkas kepada Menteri PUTL ir. Sutami begini. Yang ke kiri-menuju Subak Sampalan dan Gunaksa 800 Ha sawah berfungsi kembali. Perinciannya yang 600 Ha betul-betul langsung bisa dimanfaatkan, karena sawahnya tidak tertimbun lahar, cuma salurannya macet. Yang 200 Ha -- kini masin berbentuk padang pasir berbatu - diharap dalam 2 tahun ini sudah kembali menjadi sawan. Sedang yang ke kanan menuju Subak Toya Cau seluas 1.000 Ha sawah bakal basah oleh air dari cek dam Tukad Unda ini. Selain 1.800 Ha sawah diuntungkan oleh proyek ini, jembatan yang menghubungkan Klungkung - Amlapura mehjadi aman. Dan yang tak kalah pentingnya tentu cek dam ini akan mampu mengatur turunnya material lahar di kaki Gunung Agung yang biasanya mengalir deras bersamaan dengan banjir yang konon rutin. Ir Agung memperkirakan masih ada 11,77 juta meter kubik lahar yang akan turun ke Tukad Unda yang yang harus dijinakkan. Gunung Agung tatkala mengamuk itu diperkirakan memuntahkan lava, ladu (lahar), batu dan pasir sekitar 300 juta meter kubik. Dengan diresmikannya cek dam ini oleh Menteri Sutami Bali sebelah timur diharapkan bisa memenuhi kebutuhan produksi pangannya. "Beras Sampalan" yang konon dulu dikenal merajai daratan Bali, boleh jadi kembali menemui masa jayanya, tahun mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus