KETIKA itu Sungai Kwangen sedang kering. Wahono, 19, seorang pemuda miskin yang suka merenung di sungai, mendenar suara kluk . . kluk . . Dan ia melihat ada kerikil bergerak-gerak. Kerikil itu diangkat, dan ternyata di bawahnya ada mata air. Ia segera pulang dan memberitahu tetangga. Maka, banyaklah orang berbondong ke sungai. Prawiro, 55, ketua dukuh Kwangen, menancapkan sepotong bambu ke arah mata air. Air pun muncrat dan muncul mata air yang lebih besar. Dengan selang plastik, air dialirkan ke pinggir sungai. Ditunggu seharian, ternyata air mengalir terus. Itu terjadi 17 Desember tahun lalu. Mata air di tengah sungai di sisi Dukuh Kwangen Kelurahan Ngembat Padas, Sragen, Jawa Tengah, ternyata mendatangkan rezeki buat penduduk sekltarnya, yang penghidupannya rata-rata susah. Kisah selanjutnya bagai dongeng saja. Sehari setelah ditemukan, Rakimin, 48 yang rematik, mandi di mata air itu. "Sakitku semoga sembuh," ujarnya. Tak lupa dibawanya sebotol air pulang, diminumkan pada babi peliharaannya yang sedang sakit. Ternyata, begitu pengakuan Rakimin, rematiknya tak kambuh. Babinya juga menjadi sehat. Kisah Rakimin tersiar ke penjuru desa. Bahkan menerobos desa tetangganya, jauh, jauh, sampai tersiar di Solo, Klaten, dan Purwodadi. Orang-orang pun berdatangan, berniat mandi air bertuah, untuk menyembuhkan penyakit mereka. Penyakit apa saja. Bahkan seorang pelajar SMA Gemolong mandi di sini dengan maksud lain: "Semoga saya naik kelas." Dukuh Kwangen berubah, ramai bak ada pesta desa. Siang dan malam antre mandi. Penduduk setempat, dipimpin Lurah Ngembat Padas, Ciptowiyono, mengambil inisiatif. Mereka membangun sarana yang lebih lengkap: dua kamar mandi - untuk lelaki dan perempuan. Lalu tempat parkir, tempat berjualan kembang, buah-buahan, dan makanan. Kemudian dilantik enam petugas untuk mengurusi mata air itu. Hasilnya? Menurut catatan sampai 12 Januari, mata air itu sudah menghasilkan Rp 200.000, hanya dari sumbangan sukarela. Singkat kata, penduduk sudah mulai lebih makmur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini