Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Akhir Cerita Slogan Baru Jakarta Heru Budi: Hanya Kata-kata tanpa Logo

Pj Gubernur DKI Heru Budi memastikan tidak akan ada logo untuk slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia'. Akhir cerita kontroversi slogan baru Jakarta.

18 Desember 2022 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Slogan baru Jakarta 'Sukses Jakarta untuk Indonesia' yang terpampang di layar LED di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Desember 2022. TEMPO/Lani Diana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Slogan baru Jakarta yang dicetuskan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menuai kontroversi. Pelbagai pandangan datang, khususnya dari politikus, yang mengkritik rencana Heru mengganti slogan Jakarta menjadi 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!'. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono menuturkan polemik ini muncul akibat lemahnya komunikasi publik Heru. "Persepsi menjadi liar sekarang," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 17 Desember 2022. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya beredar slogan baru ala Heru yang disandingkan dengan logo resmi Jakarta alias Jaya Raya. Logo ini bergambarkan Monumen Nasional (Monas) lengkap dengan tulisan Jaya Raya di sisi atas. 

Jadi, ada logo Jaya Raya dengan tulisan 'Jakarta' di sebelah kanannya. Di bawah tulisan 'Jakarta' itu tertera 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!'. Logo ini yang dipersepsikan publik sebagai logo baru Ibu Kota dengan slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!'.

Masyarakat, tutur Gembong, kemudian berasumsi bahwa Heru akan menghilangkan logo Jakarta yang selama ini banyak beredar. Logo yang dimaksud adalah PlusJakarta alias +Jakarta. 

Buktinya, seorang pemilik akun Twitter @adriansyahyasin, pada 9 Desember 2022, berpendapat bahwa pemerintah DKI perlahan menghilangkan branding +Jakarta dan menggantinya dengan logo Sukses Jakarta untuk Indonesia. 

Logo baru juga telah ditayangkan melalui videotron LED di beberapa titik Jakarta. Dari pantauan Tempo pada 14 Desember 2022, logo dan slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!' terpampang di layar videotron LED di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta. 

Penampakan serupa ada di layar LED dekat Stasiun Transjakarta Pondok Pinang, Jalan Ciputat Raya, Jakarta Selatan. Walau begitu, logo dan slogan PlusJakarta juga masih ditampilkan, bergantian dengan logo dan slogan baru. 

Gembong berujar dirinya memperoleh informasi bahwa slogan baru Jakarta nantinya hanya berupa kata-kata. Heru batal menciptakan logo untuk melengkapi slogan baru tersebut. 

"Memang yang kami dengar seperti itu, sehingga tidak ada alokasi anggaran khusus untuk mengubah branding," ucap anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD DKI ini.

Sedari awal asumsi mengubah branding PlusJakarta muncul, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik DKI Jakarta Raides Aryanto, telah menyampaikan pemerintah DKI tidak akan mengotak-atik warisan Anies itu. Menurut dia, mengubah branding Jakarta otomatis merombak regulasi. 

"Itu, kan harus ubah regulasinya dulu," ujar dia saat ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Jumat malam, 9 Desember 2022.

Rupanya branding PlusJakarta telah diatur dalam Peraturan Gubernur DKI Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penjenamaan Kota Jakarta. Mantan Gubernur Anies Baswedan meneken Pergub ini pada 22 Juni 2020. 

Antara branding dengan slogan memang tak sama. Pemerintah DKI menjelaskan perbedaannya dalam unggahan akun Instagram @jsclab pada Selasa, 13 Desember 2022. Akun tersebut menerangkan slogan adalah kata-kata yang terbentuk dengan mengacu pada visi gubernur. 

Tujuannya untuk merealisasikan program milik gubernur yang sedang menjabat. "Saat ini, slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!' digunakan sebagai visi gubernur tahun 2022-2024," demikian bunyi unggahan akun itu.

Dalam foto yang diunggah terlihat tiga contoh slogan dari masing-masing pemimpin Ibu Kota selama tiga periode. Berikut rinciannya:
1. Jakarta Baru (2012-2017, era Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama)
2. Maju Kotanya, Bahagia Warganya (2017-2022, era Anies Baswedan-Sandiaga Uno)
3. Sukses Jakarta untuk Indonesia! (2022-2024, era Heru Budi)

Sementara itu, city branding berbeda dengan slogan program. Menurut akun @jsclab, branding atau merek kota Jakarta adalah PlusJakarta. "Untuk saat ini, PlusJakarta masih digunakan sebagai city branding Jakarta."

Maka dari itu, slogan baru ala Heru Budi menggantikan slogan 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya' yang dibawa Anies ketika menjadi DKI 1, bukan PlusJakarta. 

Selanjutnya tentang ribut dulu, klarifikasi kemudian

Ribut dulu, klarifikasi kemudian
Sayangnya, klarifikasi ini disampaikan pasca ribut-ribut slogan baru Jakarta di tengah publik. Satu hari sebelum penjelasan via media sosial itu, 12 Desember 2022, pemerintah DKI menerbitkan keterangan resmi yang diunggah di ppid.jakarta.go.id. 

Dalam keterangannya, Raides memastikan, pemerintah DKI memang memiliki slogan baru, yaitu 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!'. Namun, slogan ini bukan berarti mengganti logo PlusJakarta.

Slogan baru, terang dia, akan bersebelahan dengan logo resmi pemerintah DKI yang bergambarkan Monas itu. "Slogan ‘Sukses Jakarta untuk Indonesia’ yang disandingkan dengan logo resmi Pemprov DKI Jakarta merupakan perwujudan atas dukungan Jakarta pada Ibu Kota Indonesia di masa depan," jelas dia. 

Raides juga tidak menyebutkan apakah slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!' menggantikan tulisan 'kota kolaborasi' yang merupakan slogan PlusJakarta. Sebab, dulu Anies Baswedan juga memiliki slogan 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya'. 

Kritikan lantas datang dari juru bicara PKS, Muhammad Iqbal. Dia menyebut keputusan Heru kali ini terkesan ingin menghapus jejak atau apa yang sudah dilakukan Anies. 

Sementara itu, politikus PDIP, Gilbert Simanjuntak, menilai wajar keinginan Heru untuk membuat slogan baru Jakarta. Menurut dia, setiap pemimpin Jakarta memiliki warna tersendiri.

"Saya kira wajar saja kalau setiap Gubernur mempunyai warna tersendiri sesuai targetnya," kata anggota DPRD DKI ini saat dihubungi Tempo, Selasa, 13 Desember 2022.

Heru Budi memastikan tak akan ada logo baru untuk melengkapi slogan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!'. Slogan baru hanya kata-kata, yang dipakai misalnya saat Kepala Sekretariat Presiden itu menutup sambutan atau pidatonya dalam sebuah acara. 

"Hanya slogan. Kalau saya menutup bicara (dengan) Sukses Jakarta untuk Indonesia, seperti itu saja," tutur dia kepada Tempo di kawasan Hutan Kota GBK, Jakarta Pusat, Jumat, 16 Desember 2022.  

Dia memaknai slogan baru sebagai penyemangat dalam mewujudkan tiga program prioritasnya, semisal ihwal pertumbuhan ekonomi. Sebab, kata dia, jika inflasi DKI tinggi, maka akan berdampak pada inflasi nasional.

"Semangat untuk saya, semangat untuk teman-teman supaya kami bekerja dengan lebih semangat lagi."

Selanjutnya tentang tidak ada perintah perubahan PlusJakarta

Tidak ada perintah perubahan PlusJakarta
Ketua Tim +Jakarta, William Reynold, tak tahu-menahu soal wacana mengubah branding PlusJakarta. Dia menyebut, pihaknya masih bekerja seperti biasa dan belum mendapat arahan apapun. 

Lagipula, branding PlusJakarta sudah termaktub dalam Pergub 58/2020. Kedudukan dasar hukum ini lebih tinggi dari Surat Keputusan (SK) Pj Gubernur. Sebelumnya, pemerintah DKI berencana menyiapkan SK yang mengatur penggunaan slogan baru 'Sukses Jakarta untuk Indonesia!'. 

“Masih belum tahu, karena sebelumnya legitimasi PlusJakarta berdasarkan Pergub, kan itu lebih tinggi dari Kepgub (SK). Kami tidak tahu isu-isu Kepgub-nya (SK) seperti apa,” jelas dia di Balai Kota Jakarta, 13 Desember 2022. 

Kepada Tempo, Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Karyatin Subiantoro menyampaikan, dirinya menghubungi sejumlah pejabat pemerintah DKI guna memastikan kebenaran isu slogan baru. 

Politikus PKS ini bertanya kepada Pj Sekretaris Daerah DKI Uus Kuswanto dan Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah DKI Sigit Wijatmoko. Hasilnya bahwa para anak buah Heru Budi itu tidak mengetahui rencana tersebut.

"Saya sudah coba searching ke beberapa asisten, termasuk Pak Uus dan Aspem (Asisten Pemerintahan) juga belum tau," ujar Karyatin.

Gembong Warsono mengingatkan narasi yang disebarkan kepada masyarakat harus benar-benar jelas. Polemik slogan baru Jakarta, papar dia, muncul akibat informasi parsial dari pemerintah DKI. Dia meminta Heru Budi memperbaiki kemampuan komunikasi publik. 

"Supaya tidak sesat dalam asumsi masyarakat, maka kuncinya adalah soal komunikasi publik," tutup dia. 

MUTIA YUANTISYA | LANI DIANA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus