Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah terowongan jalur ke bandara Soekarno-Hatta pada 2018 ambrol dan menelan korban jiwa lalu ditutup, namun PT Angkasa Pura II menyebut pembangunan akses baru di lokasi longsor di Bandara Soetta sebagai pengganti Jalan Perimeter Utara yang rusak hampir rampung. Akses itu bisa digunakan pada awal Maret 2019 mendatang.
Menanggapi akses baru itu, Syamsuddin Ismail mengatakan putrinya, Mukhmainah, 25 tahun korban selamat ambrolnya terowongan Bandara Soekarno-Hatta hingga saat ini masih alami traumatik.
Baca : Setahun Longsor Terowongan Bandara, Keluarga Kirim Doa
"Masih ada (trauma) tapi berkurang. Inna sudah beraktivitas, kembali bekerja di Garuda Maintenance Fasility Indonesia,"kata Syamsuddin dihubungi Tempo, Rabu, 23 Januari 2019.
Inna kata Syamsuddin sehari-hari berangkat kerja diantar dirinya atau bareng teman dari rumahnya di bilangan Batuceper, Kota Tangerang. "Inna sudah kerja, tapi masih menjalani terapi dan akupuntur," tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syamsuddin mengatakan anaknya tidak mau melewati terowongan itu lagi. "Sekalipun itu (terowongan) dibuka suatu saat, Inna tak mau melewati lagi, meski saat ini yang runtuh belum dibuka," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mukhmainah dan sahabatnya Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri (24) merupakan karyawan GMF Indonesia yang menjadi korban longsor terowongan Bandara Soekarno-Hatta pada 5 Februari 2018 lalu.
Senin petang itu, korban pulang bersama mengendarai kendaraan roda empat Honda Brio. Saat melintasi terowongan itu hujan deras, keduanya sedang (-puasa sunah ) Senin-Kamis.
Saat melintas di bawah terowongan itulah dinding terowongan atau underpass di Jalan Parimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta ambrol dan menimpa mobil Honda Brio yang dikemudikan Dianti.
Simak juga :
Begini Keseharian Korban Longsor di Bandara Soetta Usai Dirawat
Keduanya berhasil dievakuasi oleh Basarnas, Avsec Bandara Soekarno-Hatta, Pemadam Kebakaran dan Polres Bandara yang berlangsung selama 14 jam.
Namun Dianti Putri akhirnya meninggal di rumah sakit, meskipun lebih dulu dievakuasi dari musibah longsor di Bandara Soetta itu. Sedangkan Mukhmainah selamat dari maut.