Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berbicara pasar otomotif, perusahaan pembiayaan BCA Finance hingga September 2018 berhasil membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 25,58 triliun, naik 1,1 persen pada periode yang sama dibandingkan tahun lalu. Pembiayaan terbagi menjadi 70 persen mobil baru dan 30 persen mobil bekas. Mayoritas mobil yang diminati masih pada MPV, SUV, dan Sedan.
Presiden Direktur BCA Finance, Roni Haslim mengatakan 30 persen dari total penjualan kami adalah mobil bekas. Namun untuk mobil bekas ini memiliki lebih banyak risiko baik untuk pembeli atau perusahaan pembiayaan.
Baca: Program Spesial dari BCA Finance Selama Pekan Raya Otomotif
"Risiko mobil bekas itu biasanya dari kondisi mobil yang bisa saja bermasalah, jadi risikonya lebih tinggi sehingga bunganya juga lebih tinggi. Bunga 1 tahun 3,25 persen, 2 tahun 4,05 persen, 3 tahun 4,25 persen, 4 tahun 4,55 persen, 5 tahun 5,75 persen, dan 6 tahun 6,25 persen," ujarnya di Jakarta Timur pada Rabu, 24 Oktober 2018.
Sedangkan untuk pembiayaan mobil baru bunganya sangat kompetitif. Tidak hanya bunga, lanjut Roni prosesnya juga ringkas dan cepat. Kalau konsumen mau kredit mobil pagi ini, besok pagi sudah ada keputusannya.
Menurut dia, kontribusi mobil bekas terhadap penjualan 30 persen atau sekitar sekitar Rp 6-7 triliun. Mobil bekas risikonya memiliki Non Performing Loan (NPL) yang lebih tinggi. Juga overdue mobil bekas mencapai sekitar 3 persen, sedangkan mobil baru di bawah 1 persen.
Baca: Eurokars Akan Kurangi Impor Mazda pada 2019, Ini Penyebabnya
Kontribusi mobil bekas sejak tahun lalu masih tetap 30 persen hingga tahun ini. By design BCA Finance tidak mau terlalu besar untuk pembiayaan mobil bekas. Alasannya, kata Roni, mobil bekas itu kompetisinya berbeda dengan mobil baru yang risikonya itu hanya ada di konsumen. "Sedangkan mobil bekas selain risiko di konsumen juga ada pada mobilnya," katanya.
"BCA Finance tidak semata-mata kejar pertumbuhan, kami juga kejar kualitas. Kalau tumbuhnya tinggi tapi kualitas jelek juga tidak bagus. Karena selain pertumbuhan sales, kami juga menjaga profitnya," ujar Roni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini