Amnesty: Wajib Militer Thailand Diwarnai Kekerasan dan Pelecehan

BANGKOK - Organisasi hak asasi manusia, Amnesty International, kemarin melaporkan bahwa para pelaku wajib militer di Thailand menghadapi kekerasan berlebihan dan pelecehan seksual. Lembaga yang berbasis di Inggris itu menyebutkan pelecehan tersebut dilembagakan dan secara sistematis ditutupi oleh militer.

Thailand mengharuskan pria berusia di atas 21 tahun untuk mengikuti wajib militer.

Budaya penyalahgunaan kekuasaan dan impunitas dalam militer menjadi sorotan bulan lalu ketika seorang tentara Thailand melakukan penembakan yang menewaskan 29 orang, yang dipicu oleh perselisihan mengenai kesepakatan perumahan yang melibatkan perwira atasannya.

"Kekerasan dalam wajib militer di Thailand telah menjadi rahasia umum. Apa yang penelitian kami tunjukkan adalah penganiayaan semacam itu sudah membudaya, dan sengaja ditutup-tutupi di dalam militer," kata Clare Algar, direktur senior penelitian advokasi dan kebijakan Amnesty International.

Seorang juru bicara militer mengatakan dia belum meninjau laporan Amnesty, tapi menegaskan bahwa pelanggaran di masa lalu telah ditangani. "Kami menangani masalah pelecehan dengan serius dan komandan yang terlibat akan ditransfer, menghadapi tindakan disipliner dan dakwaan pidana juga," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan, Letnan Jenderal Kongcheep Tantrawanit. REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI