Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Anak Pemulung Bantargebang Ini Diundang ke Moskow

Seorang anak dari pemulung di Bantargebang menerima sumbangan dari Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPPI) Moskow di sela kegiatan Festival.

5 Agustus 2019 | 19.28 WIB

Anak pemulung Bantar Gebang Nur Fitriani menerima sumbangan dari Ketua HPPI Fauzi Bustami di Moskow, Minggu, dengan didampingi Duber RI M Wahid Supriyadi dan istri (kiri) serta filantropis Siylvia RY Jenkins. (ANTARA/Sapto HP)
Perbesar
Anak pemulung Bantar Gebang Nur Fitriani menerima sumbangan dari Ketua HPPI Fauzi Bustami di Moskow, Minggu, dengan didampingi Duber RI M Wahid Supriyadi dan istri (kiri) serta filantropis Siylvia RY Jenkins. (ANTARA/Sapto HP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak dari pemulung di Bantargebang, Bekasi, menerima sumbangan dari Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPPI) Moskow di sela kegiatan Festival Indonesia di kota itu yang ditutup Senin dini hari WIB, 5 Agustus 2019.

Nur Safitri, mahasiswa yang menerima sumbangan untuk kegiatan komunitasnya di Bantargebang itu, tidak kuasa menjawab pertanyaan wartawan karena langsung menangis terharu.

"Ternyata dunia ini luas," kata Fitri singkat sambil memalingkan muka menahan tangis.

Menurut filantropis Siylvia RY Jenkins, yang membawa Fitri ke Moskow untuk mengikuti Festival Indonesia menyatakan, mahasiswa semester III Fakultas Psikologi Universitas Jayabaya itu merupakan satu dari delapan remaja binaannya yang sehari-hari mengandalkan kehidupan dari memulung sampah di Bantargebang.

"Fitri kuliah. Tapi masih membantu ibunya memulung pada hari libur," kata Sylvia.

Dia sengaja mengajak Fitri ke Moskow untuk membangkitkan mental anak-anak Bantagebang agar mau melihat bahwa dunia di luar mereka itu luas dan beragam serta ada banyak jalan untuk mengubah nasib.

Sylvia ingin agar lebih banyak anak-anak dan remaja di Bantargebang ikut komunitas yang sekarang baru diikuti delapan orang.

"Fitri ini pionirnya. Dia kreatif dan rajin dan mau sekolah sehingga kami berupaya mencarikan dana," kata Sylvia, yang mendapat dukungan penuh dari Dubes RI di Rusia M Wahid Supriyadi.

Komunitas yang belum memiliki nama itu diramaikan oleh kegiatan belajar mengajar dan kegiatan kreatif, misalnya membuat lukisan dari ampas kopi.

"Komunitas itu belum bernama, tetapi Fitri ingin menamakan Bantargebang Young Creative," kata Sylvia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus