Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ancaman Krisis Air Bersih Akibat Perubahan Iklim, Begini Proyeksi Kondisi Jakarta ke Depannya

Krisis air bersih di Jakarta berpotensi meluas akibat perubahan iklim. Begini proyeksi kondisi Jakarta ke depannya menurut para peneliti.

9 Juni 2023 | 10.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga antre untuk mengambil air bersih di Marunda Kepu, Jakarta Utara, Senin, 16 Mei 2022. Hingga kini, 400 kepala keluarga dari RT 008 dan RT 009 kampung pesisir Marunda Kepu belum bisa mendapatkan air bersih. TEMPO/ Faisal Ramadhan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis air bersih masih mengancam warga Jakarta, khususnya kelompok rentan, seperti anak-anak. Subkoordinator Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Siswanto menyebut urbanisasi di Ibu Kota kini membuat suhu udara permukaan Jakarta lebih panas ketimbang wilayah lain. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam penelitian terbarunya, Siswanto menemukan, bertambah panasnya suhu udara permukaan sebesar satu derajat celcius berkorelasi dengan lonjakan ekstremitas hujan hingga 14 persen di Jakarta. Singkatnya, dia memperkirakan, kondisi Jakarta akan semakin basah (banjir) saat musim hujan, tapi kering (krisis air) ketika musim kemarau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini sesuai dengan paradigma dalam perubahan iklim terkait dengan parameter curah hujan, di mana para ahli perubahan iklim sering menyatakan bahwa area-area yang memiliki karakteristik curah hujan itu, akan mengalami kondisi the wet gets wetter, the dry gets dryer,” papar dia saat dihubungi Tempo pada pertengahan Mei 2023. 

Salah satu peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Heru Santoso, memproyeksikan curah hujan rata-rata di Indonesia menurun dalam kurun waktu 2070-2100 akibat perubahan iklim. Imbasnya adalah krisis air terancam meningkat, khususnya terjadi di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. 

“Jadi, curah hujan ekstrem akan semakin meningkat dengan perubahan iklim,” tutur dia.

Penduduk yang tinggal di kawasan pesisir, Jakarta Utara sudah mengalami krisis air bersih sedari dulu. Penyebabnya karena tidak ada jaringan perpipaan air bersih yang terpasang di rumah mereka. 

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk Ibu Kota mencapai 10,74 juta pada 2022. Dari jumlah ini, warga yang masuk usia anak sebanyak 3.214.604 orang atau kira-kira 30 persen dari total penduduk. 

Potensi meluasnya krisis air bersih akibat perubahan iklim menghantui anak-anak ini. Warga Kampung Gedong Pompa, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara menceritakan bagaimana kondisi krisis air di wilayahnya. Anak-anak salah satu yang menjadi korban. 

Laporan selengkapnya dapat dibaca pada artikel Krisis Air Bersih Menghantui Anak Jakarta di kanal interaktif.tempo.co. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus