Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Angkatan bersenjata saudi, garda...

Satuan tempur angkatan bersenjata arab saudi mula-mula merupakan bodyanguard bagi keluarga kerajaan saudi yang kemudian berkembang menjadi kekuatan hankam di dalam negeri.(sel)

4 September 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGAI berjalan meniti tali, Arab Saudi tetap saja mampu berkelit dari berbagai kecamuk yang tampaknya tak kunjung reda di sekitar Timur Tengah. Diplomasinya licin, para pemimpinnya pandai menahan diri dari komentar yang mungkin mengundang onar. Padahal, "dengan memiliki cadangan minyak bumi terbesar di dunia," kata R.A. Hasselmeyer dalam majalah Soldier of Fortune April 1982," negeri ini merebut posisi yang patut memancing iri hati masyarakat internasional." Dari pihak Barat, agaknya tak banyak yang patut dikhawatirkan bagi kesinambungan penambangan cadangan minyak bumi itu. Tapi justru karena itu pula, masalah pertahanan dan keamanan kerajaan ini menjadi sangat penting bagi "dunia merdeka", khususnya Amerika Serikat. Dari sisi ini, kata Hasselmeyer, "Arab Saudi mempunyai kepentingan untuk berbaik dengan Amerika Serikat." R.A. Hasselmeyer adalah bekas perwira infantri Angkatan Bersenjata AS. Ia kemudian direkrut melalui kontrak oleh Vinnell Corp., bisnis yang menjual jasa kemiliteran. Mula-mula Vinnell menempatkan Hasselmeyer menjadi instruktur roket TOW bagi Garda Nasional Arab Saudi (SANG). Setelah kontrak selesai, ia tetap diminta menjadi penasihat SANG. Ada hubungan saling menguntungkan antara AS dan Arab Saudi, menurut Hasselmeyer. Di satu pihak kebutuhan akan bahan bakar membuat Paman Sam wajib memelihara muka manisnya terhadap para pemimpin kerajaan gurun itu. Di pihak lain, Arab Saudi banyak mengandalkan pembinaan hankamnya kepada AS. Sebetulnya, "Arab Saudi belum -- dan mungkin tidak akan -- pernah menjadi kekuatan militer yang besar," kata Hasselmeyer. Sepanjang sejarahnya, kemampuan militer negeri ini selalu dibatasi oleh faktor geografis, teknologi, serta kuantitas dan kualitas Angkatan Bersenjatanya. SEPANJANG dekade terakhir ini, bukan tak ada usaha mengembangkan Angkatan Bersenjata yang ampuh. Tapi pada tingkat pertama masalah man power saja sudah membikin pusing para pengelola kerajaan. Dengan jumlah penduduk sekitar lima sampai delapan juta, sebagian terdiri dari para Badui yang tak betah menetap, kekurangan tenaga manusia selalu membatasi cita-cita membangun Angkatan Bersenjata yang perkasa. Karena itu, agaknya, negeri ini selalu harus menyandarkan kepercayaannya kepada AS, atau superpower yang seimbang, bila tiba-tiba terpaksa harus mempertahankan diri terhadap musuh dari luar. Ke dalam, Arab Saudi tetap merupakan satu dari sedikit monarki yang mampu bertahan di abad modern ini. Kesinambungan "hak waris" tahta imperium minyak ini -- tak dapat disangkal -- banyak tergantung dari pemerataan pembagian rezeki yang diperoleh dari perut bumi. Hasil itu langsung dirasakan rakyat. Lalu ada faktor kedua, yaitu "dukungan dan perlindungan yang diberikan SANG, alias Garda Nasioral Arab Saudi tadi." Secara tradisional, SANG pertamatama adalah bodyguard bagi keluarga kerajaan Saudi. Ia kemudian berkembang menjadi kekuatan hankam di dalam negeri, dan merupakan batu penghalang utama bagi kemungkinan kudeta politik maupun militer. Berada di bawah perintah langsung Putra Mahkota Abdullah ibn Abdul Aziz, pewaris nomor tiga tahta Saudi, SANG beranggotakan kurang lebih 26 ribu Badui, ditempatkan di seluruh negeri itu dalam formasi batalyon. Dulu Garda ini diasuh tentara Inggris. Tapi setelah melalui pelbagai kekecewaan terhadap Inggris di berbagai bidang, pemerintah Saudi mengubah haluan. Mereka mendekati AS. Tercapailah kemudian kesepakatan yang mengundang tenaga dan ahli-ahli AS untuk membenahi dan mengembangkan SANG. "Secara politis, campur tangan langsung AS dalam pembinaan Angkatan Bersenjata seperti itu tentu sangat terbatas," kata Hasselmeyer dalam tulisannya. Karena itu kewajiban tersebut dilimpahkan kepada Vinnell Corp. dari Alhambra, California Perusahaan ini menerima kontrak menata dan membina SANG dari segi organisasi dan perlengkapan. Juga melatih dan meningkatkan kebolehan empat batalyon SANG menjadi unit-unit kavaleri ringan. Dalam pada itu, masih terbuka kemungkinan kontrak lebih jauh di masa depan. Tapi bagaimana tentang Vinnell? Pcrusahaan ini berpusat di 1145 Westminster Avenue, Alhambra, CA 91803 (213) 289-6281, USA. Vinnell terutama adalah perusahaan konstruksi. Tapi ia kemudian digunakan sebagai sarana berbagai proyek. Vinnell aktif di Vietnam tatkala tentara AS ikut berperang di sana. Ia memberikan pelayanan konstruksi dan sekuriti. Vinnell memperoleh personil AS-nya dengan berbagai cara. Kadang-kadang mereka menempuh kampanye dari mulut ke mulut. Kadang dengan merekrut tenaga khusus dari luar dinas kemiliteran AS. Ada kalanya mereka memasang iklan juga dalam majalah Army Times. Personil AS terutama terdiri dari eks anggota Angkatan Darat, dengan beberapa eks Angkatan Udara dan Korp Marinir. Pada mulanya program Vinnell untuk Arab Saudi didasarkan pada standar bekas Pasukan Khusus (Special Forces). Tapi rencana ini kemudian berubah. Pengembangannya akhirnya menjurus kepada tipe pasukan tempur, dengan masalah-masalah teknis yang lebih luas. Kontrak para personil AS dengan Vinnell dilakukan dengan standar 18 bulan. Untuk mereka yang menyelesaikan kontrak dengan baik, dijanjikan bonus 8 sampai 15 persen dari pendapatan pokok, yang bervariasi sesuai posisi yang dipegang. Jenjang gaji bergerak dari 10 -- yang terendah -- sampai 1, setingkat general manager. Setiap enam bulan ada kesempatan naik gaji. Di Arab Saudi, kontingen Vinnell ditempatkan di sebuah perkampungan di luar Kota Riyadh. Meski pada mulanya suasana kompleks itu sanga kaku dan monoton, setelah bertahun-tahun ia toh berkembang dengan pengadaan fasilitas yang mencukupi. Sarana kesehatan cukup baik. Terapi sinar-X dan pengobatan dasar lainnya tersedia belaka. Pelayanan diberikan oleh tenaga bekas perawat, dan "beberapa dokter yang tidak terlalu trampil." Fasilitas makanan, penginapan dan rekreasi cukup tersedia di home base ini. "Tatkala saya masih di sana," kata Hasselmeyer, "saya mendiami sebuah villa di luar kota, dengan uang saku yang didasarkan pada tingkat perwira senior." Sarana rekreasi tak mengecewakan, "sama saja dengan di Amerika." Ada lapangan tenis kolam renang, ruang angkat besi, perangkat tenis meja, pesawat TV, perpustakaan, bahkan bioskop di lapangan terbuka. Kebijaksanaan tentang cuti dan liburan disesuaikan dengan penggolongan kepangkatan dan gaji. "Pada masa saya," kata Hasselmeyer, "cuti diberikan tujuh hari setiap tiga bulan." Disediakan tiket pesawat pulang pergi, antara lain ke Athena. Kini rupanya cuti diberikan 14 hari setiap enam bulan, dengan kesempatan berleha-leha ke London. "Tapi banyak rekan menghabiskan cuti mereka di Bangkok saja." Ehem! Vinnell ternyata tidak hanya merekrut orang Amerika. Ada pula tenaga asing non-Amerika, terutama dari jordallia dan Korea Selatan. Meski tenaga bukan Amerika ini sebagian besar memiliki latar belakang kemiliteran, umumnya mereka dikontrak untuk bekerja sebagai penerjemah dan perawat perlengkapan. Menarik hati, bahwa "banyak personil Jordania sesungguhnya orang Palestina, dan memiliki kartu anggota PLO." LANGKAH modernisasi SANG yang dipercayakan kepada Vinnell bermula 1975. Ketika itulah Vinnell mulai mendatangkan jagoan-jagoan perang dengan latar belakang mengesankan ke pusat latihan di luar Kota Riyadh itu. Di antara mereka terdapat veteran Angkatan Darat AS dengan kemampuan setara Pasukan Khusus. Dari Jordania dan Korea Selatan datang pula para veteran yang sudah cukup makan garam pertempuran. Seperti pernah diungkapkan Brigjen Purnawirawan Jack Hoefling, salah seorang general manager program Vinnell di Arab Saudi, kontingennya adalah "Legiun Asing Amerika yang pertama setelah Brigade Abraham Lincoln." Meski analogi ini tak sepenuhnya tepat, di sana-sini memang terdapat beberapa persamaan. Bersama para penghuni kompleks militer Khasm al An di timur Kota Riyadh, keempat batalyon SANG melaksanakan program latihan perang tahunan terus menerus. Latihan dipusatkan pada kemahiran mempergunakan senjata baru, dan pengembangan ketrampilan basis militer melalui taktik-taktik setara batalyon. Semua latihan disesuaikan dengan iklim dan kebiasaan Arab. Batalyon-batalyon SANG agaknya tak sulit menempatkan diri. Mereka segera terbukti serdadu yang mampu mengusai taktik dan teknik perang modern. Selesai menjalani latihan formal yang diberikan langsung di lapangan, batalyon SANG yang sudah dimodernisasikan itu kembali ke markas. Mereka selanjutnya berlatih sendiri. Namun tetap di bawah bantuan dan petunjuk sebuah tim penasihat Vinnell, yang ditempatkan di setiap unit. Tim ini tak terbatas sekedar memberi nasihat. Mereka turut dalam operasi, sebagai bagian dari program latihan lanjutan. Batalyon SANG yang sudah dimodernisasikan mengambil struktur Batalyon Bersenjata Gabung (CAB), yaitu unit tempur yang sangat mirip dengan skuadron kavaleri Angkatan Darat AS. CAB meliputi sebuah satuan komando, tiga kompi senapan, sebuah satuan artileri lapangan, serta markas kompi dan pusat. Setiap kompi senapan memiliki sebuah kelompok komando, tiga pleton senapan, satu pleton mortir 81 mm, satu pleton anti-kendaraan lapis baja yang dipersenjatai dengan sebuah kanon Oerlikon 20 mm, tiga kanon 90 mm, dua roket TOW, dan sebuah pleton bantuan, perawatan perlengkapan, dan komunikasi. Satuan artileri lapangan bertugas memberi bantuan tembakan tak langsung dengan lima howitzer 105 mm. Ia juga memiliki kemampuan pertahanan serangan udara, dengan menggunakan enam sistem Vulcan Air Defense. Markas besar dan markas kompi meliputi pleton pengintai, pleton kesehatan, perawatan, komunikasi. Mereka membantu CAB dengan armada angkutan truk, bahan bakar, dan mobil tanker berisi air minum. Satuan organik penunjang CAB mampu melayani unit tempur mereka nyaris dalam kondisi berdikari selama melancarkan opcrasi-operasi taktis. Jenjang kepangkatan CAB umumnya terbagi di antara sekitar 800 perwira, bintara, dan tamtama. Mayoritas anggota pasukan datang dari kemah-kemah Badui yang masih asli. Banyak di antara mereka mendaftarkan diri ke SANG langsung dari lingkungan nomad, "yang masih sama seperti pada zaman Alkitab." VARIASI umur sangat beragam. Ada anak 14 tahun yang sebetulnya masih senang main petak umpet. Tapi tak kurang pula yang berumur antara 79-89 tahun, yang di zaman baheula pernah berperang bersama T.E. Lawrence, alias Lawrence of Arabia yang legendaris itu. Ikatan dinas dengan SANG sama dengan kontrak seumur hidup. Sementara mayoritas perwira pernah menerima pendidikan formal atau latihan di berbagai sekolah militer Inggris dan AS, para tamtama umumnya tidak terpelajar, bahkan tak mengecap pendidikan modern yang paling dasar. Banyak di antara mereka, misalnya, terkagum-kagum hanya menyaksikan montir memperbaiki mobil. Pada dasarnya tak mengenal disiplin, secara teknis kedodoran, sangat fanatik, serta sering dituding lamban dan terbelakang, "mereka memiliki semua syarat yang diperlukan tentara yang paling buruk di dunia," kata Hasselmeyer. Namun di samping segala cacat itu, mereka toh memiliki keistimewaan yang sulit diimbangi. Kepekaan dan kekerasan gurun turun temurun mewariskan kepada pada Badui tersebut kebanggaan dan kegarangan yang patut diandalkan. Mereka mampu mencari jalan dalam operasi di wilayah yang tak dipetakan itu, yang berhamparan di sebagian besar Semenanjung Arab. Mereka juga sulit ditandingi dalam ketahanan menanggung segala macam siksaan gurun. Ikatan keluarga dan puak mernbuat para Badui di dalam SANG akrab dan kompak, melebihi segala bentuk disiplin konvensional. Dan tepat pada saat yang dibutuhkan, seperti pada Peristiwa Masjidil Haram, November 1979 Garda ini membuktikan ketetapan hati dan semangat yang tak boleh dipandang remeh, "bahkan oleh para pengamat yang paling sinis." "Memang sulit menaksir secara akurat kemampuan CAB," kata Hasselmeyer. Soalnya, secara relatif mereka masih muda dan sedang berkembang. Lagi pula, hanya ada satu cara untuk menguji kemampuan tempur sebuah satuan bersenjata -- "yaitu pertempuran itu sendiri." Sebagai unit tempur taktis di medan peranggurun konvensional, peranan CAB terbatas pada unit kavaleri ringan. Kekuatan CAB terbesar terletak pada kelincahannya bergerak yang luar biasa, dan kemampuan para serdadunya yang bersegi banyak. Mereka memiliki daya tahan yang tinggi, tapi juga mampu melancarkan operasi ofensif jangka panjang. Dalam masalah hankamnas, perlindungan yang dijanjikan Komando Lapis Baja V 150 berikut persenjataannya lebih dari cukup bagi kesatuan ini. Kelak hal itu terbukti secara meyakinkan dalam operasi pembebasan kembali Masjidil Haram. Meskipun tingkat pendidikan mereka rendah, para Badui itu cepat sekali menguasai kecakapan menggunakan senjata. Dan dalam banyak hal, misalnya menangani sistem peluru kendali TOW, "mereka sama baiknya -- bahkan beberapa lebih mahir -- dibandingkan dengan serdadu Amerika." Dengan terus memodernisasikan batalyon-batalyon SANG-nya, Arab Saudi sekaligus membangun salah satu kekuatan militer yang berkembang secara potensial di Timur Tengah. Pada waktu yang sama pula mereka merupakan godaan bagi para veteran Amerika yang piawai, yang menjual jasa ke sana ke mari di bidang kemiliteran. Biasanya, peranan setiap Garda Nasional hanyalah menjamin keamanan di dalam negeri. Jarang terlibat pertempuran, mereka lebih banyak berfungsi "menjamin stabilitas" dan mengatasi situasi keamanan yang sewaktu-waktu bisa tampak tak menentu. Tapi, "Garda Nasional Arab Saudi merupakan pengecualian," kata Hasselmeyer dalam tulisannya. Mereka setaraf kavaleri ringan siap tempur, yang menurut beberapa pengamat "lebih baik ketimbang tentara reguler." Dan mereka sudah mengalami pertempuran. Pada 20 November 1979, sekitar 250 pengikut Mohammed Al-Quraishi -- seorang Islam fanatik yang percaya bahwa "revolusi Islam" di Iran merupakan awal suatu zaman baru -- membawa peti-peti mati ke Masjidil Haram di Mekah. Pemandangan ini tidak luar biasa. Di masjid itu, konon, jenazah kerap disemayamkan. Tapi para pengikut Mohammed kemudian segera menunjukkan belangnya. Mereka mengeluarkan dari peti mati itu kantung berisi senjata, mulai senapan AK sampai bedil berburu model Amerika. Dan mereka mulai menembaki jamaah yang sedang salat, membunuh beberapa lusin dan menyandera ratusan. Banyak tentara Saudi tewas dalam waktu seketika, meski dalam kegembiraan "mati di jalan Allah." Pada saat itulah SANG unjuk kebolehan. Secara kilat dari Riyadh diterbangkan 28 kendaraan lapis baja V 150. Setelah mendapat izin melepaskan tembakan ke masjid suci itu, mereka segera "menjinakkan" para penembak mahir pemberontak yang berkubu di menara, dengan siraman TOW dan kanon 20 mm. Kemudian mereka menjebol pintu gerbang dengan tembakan kanon 90 mm. PERTEMPURAN jarak pendek segera berkobar. Tapi SANG membiarkan sejumlah pemberontak yang kemudian terbukti dilatih di Yaman Selatan itu -- yang tak tertembak berlindung di ruang bawah tanah masjid. Delapan hari kemudian rombongan ini keluar dan menyerah, lantaran kehabisan makanan dan peluru. Dalam minggu itu juga 66 pemberontak diadili dan dipenggal di hadapan umum, di beberapa kota Arab Saudi. Ketrampilan yang diperagakan SANG dalam Peristiwa Masjidil Haram lebih dari sekedar "jihad fi sabilillah," seperti banyak disimpulkan peninjau Barat. "Ia merupakan "demonstrasi kemampuan SANG mengorganisasikan tenaga manusia dan perlengkapan secara kilat ke daerah kerusuhan," kata Hasselmeyer. Mereka menggunakan taktik dan strategi gaya Amerika, dan di sana-sini mengkombinasikannya dengan kekhususan pasukan gurun. Maka Hasselmeyer mengambil kesimpulan: "Garda Nasional Arab Saudi telah membuktikan dirinya sebagai satuan tempur pendadakan, yang mampu menerjunkan para prajurit dan perlengkapannya, bahkan dalam situasi yang paling gawat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus