Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Pelayanan Terminal DKI Jakarta Muslim mengatakan pihaknya sedang berusaha untuk mendapatkan lahan baru Terminal Lebak Bulus di sekitar kawasan Stasiun MRT Lebak Bulus Menurut dia, hilangnya Terminal Lebak Bulus imbas pembangunan depo MRT menyebabkan penumpukan dan kesemerawutan angkutan umum atau angkot yang parkir di badan Jalan RA Kartini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pasca pembangunan MRT sepatutnya dan sebaiknya tetap ada Terminal Lebak Bulus," kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu malam, 20 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muslim menuturkan sejak Terminal Lebak Bulus dihancurkan pada tahun 2014 sampai sekarang tidak ada terminal pengganti. Padahal, masih banyak bus, angkutan kota sampai angkot pinggiran kota beroperasi melintasi kawasan Lebak Bulus.
Masalah ini, kata Muslim, yang menyebabkan kawasan Lebak Bulus tepatnya di dekat stasiun MRT masih semerawut dengan penumpukan angkutan umum dari berbagai jurusan. "Ada terminal sementara, tapi hanya untuk bus antar kota sesaat saja," kata dia.
Muslim menjelaskan untuk menampung angkutan umum di sekitar kawasan Lebak Bulus, diperlukan terminal pengganti seperti yang sudah dihancurkan. "Tujuannya agar angkot tidak mangkal lagi di badan jalan," ujarnya.
Menurut Muslim, saat ini pihaknya sedang mencari solusi jangka pendek untuk sementara mengatur angkutan umum yang menumpuk di sekitar Stasiun MRT Lebak Bulus. "Minimal harus ada kantong untuk angkot dan mengatur keberangkatannya," kata dia.
Pengemudi angkutan umum di kawasan Lebak Bulus menyatakan tidak akan parkir di badan Jalan RA Kartini atau Jalan Ciputat Raya jika pemerintah menyediakan tempat atau terminal untuk mereka menunggu penumpang. Sopir angkot 106 rute Parung Lebak-Bulus, Joni Gultom, 32 tahun, mengatakan ratusan angkutan umum dari berbagai rute telah sejak tahun 2015 ngetem di badan jalan karena Terminal Lebak Bulus dihancurkan untuk pembangunan Depo MRT Jakarta.
"Kami tidak punya terminal. Kami tahu salah ngetem di badan jalan," kata Joni saat ditemui Jalan R.A. Kartini, Jakarta Selatan, Rabu, 20 Maret 2019.
Pria yang telah menjadi sopir sejak tahun 2007 itu menuturkan selain belasan angkot 106 yang mangkal setiap hari, puluhan armada Jak Lingko juga parkir setiap hari di badan jalan. "Bus juga parkir di sini. Mau ke mana lagi mangkal, kalau tidak ada tempatnya," kata Joni.