Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Anies Bikin Simulasi Penyebaran Virus Corona di DKI 6.000 Kasus

Anies Baswedan menyatakan pemerintah DKI telah menyiapkan simulasi terburuk penyebaran virus Corona di Jakarta hingga 6.000 kasus.

14 Maret 2020 | 19.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas saat melakukan penyemprotan cairan desinfektan pada lingkungan Sea World, Ancol, Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2020. Manajemen Ancol melakukan antisipasi penyebaran wabah virus corona (covid-19) dengan menyemprotkan cairan desinfektan pada sejumlah wahana dan lokasi wisata di area tersebut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pemerintah DKI telah menyiapkan simulasi terburuk penyebaran virus Corona di Jakarta hingga 6.000 kasus.

Simulasi itu dilakukan dengan asumsi virus Corona terus menular luas dan pemerintah tidak melakukan upaya apa pun untuk menekan pencegahan penularan.

"Tentang 6.000 kasus ini bila situasinya terjadi terus, mungkin bisa terjadi begitu," ujar Anies Baswedan di Balai Kota, Jumat 13 Maret 2020.

Dalam simulasi tersebut Anies menyebutkan telah menyiapkan lokasi-lokasi untuk area isolasi pasien virus Corona di Jakarta. Simulasi tersebut kata dia juga sudah sampaikan ke pemerintah pusat.

Menurut Anies simulasi tersebut sebagai antisipasi jika terjadi kejadian terburuk dalam penyebaran virus Corona. "kita memang membuat simulasi karena kita ingin mengantisipasi kemungkinan terburuk," ujarnya.

Anies berpendapat, dalam kewaspadaan ancaman virus Corona COVID-19 pemerintah tidak boleh lengah, harus siaga penuh dari awal dengan membatasi interaksi warga. Hal tersebut untuk menekan penularan virus Corona.

Anies Baswedan menambahkan telah banyak kasus dari berbagai negara yang rileks atau santai dalam menghadapi penyebaran virus Corona, namun kemudian mengalami kasus positif Corona dengan lonjakan kasus yang tinggi. "Kalau kita menganggap aman semua, rileks saja, kemudian berkegiatan seperti biasa, ya seperti banyak negara lain yang rileks mengalami lonjakan kasus yang tinggi," ujarnya.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus