Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Gelisah Peneliti di Gedung Samaun Samadikun

Sejumlah peneliti resah setelah lokasi laboratorium dan peralatan dipindahkan. Mereka kirim surat protes ke BRIN.

30 Januari 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Laboratorium BRIN di Bandung, Jawa Barat, 27 Januari 2023. TEMPO/Prima mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA — Gedung setinggi lima lantai berkaca biru itu memiliki dua menara. Di gedung tersebut, para peneliti dan masing-masing mahasiswa bimbingannya meriung di sebuah ruang yang disebut co-working space (CWS). Mereka menyebut tempat itu sebagai Bandung Advanced Science and Creative Engineering Space (Basics).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Basics merupakan tempat kerja baru bagi ratusan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Oleh BRIN, tempat itu dinamai Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Samaun Samadikun, mengambil nama peneliti yang berjulukan Bapak Mikroelektronika. Lokasinya diapit Jalan Sangkuriang dan Cisitu Lama, yang merupakan bekas area kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BRIN mencanangkan kawasan itu dipersolek sebagai tempat riset teknologi informasi dan komunikasi. Sedikitnya 600 peneliti bekerja di sana. Mereka sebelumnya dari LIPI, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), serta sejumlah lembaga lain yang dilebur menjadi BRIN pada 2021.

Integrasi disertai pembangunan dan renovasi gedung-gedung lawas dilakukan sejak sekitar setahun lalu. BRIN sebelumnya merobohkan lima bangunan di bagian tengah hingga belakang, yaitu Gedung 20, 30, 40, 50, dan 60. Renovasi dilakukan di Gedung 10 dan Gedung 70. Gedung 80 kini bertingkat lima. Wujud anyarnya itulah yang kini menjadi Gedung Basics. Pembangunan gedung sejak 2021 dengan alokasi dana Rp 300 miliar itu diganjar penghargaan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Desember lalu.

Tempo mengunjungi tempat itu pada Jumat, 27 Januari 2023. Di sana, perabot di ruang kerja bersama itu serba baru. Kursi putarnya dilapisi jok warna hitam bergaris jingga. Meja putih berkaki miring dipasangi sekat-sekat pendek berwarna merah. Pada bagian kolong pinggirnya terdapat lemari kecil, sedangkan lemari besar yang berfungsi sebagai loker berdiri mengimpit tembok.

Basics punya banyak ruangan dengan luas beragam. Tiap ruangan berkapasitas belasan hingga 48 orang. Di sudut atau samping CWS, ada bilik transparan dan area tanpa sekat untuk ruang rapat. Pada hari itu, ruangan dengan alat penyejuk ruangan tersebut tidak terisi penuh, hanya 50-60 persen para peneliti.

Para penghuninya melakukan beragam aktivitas. Ada yang sibuk mengetik. Ada juga yang diam sambil menatap layar laptop dengan atau tanpa head phone. Di sela kesenyapan itu, ada pula peneliti yang berbincang dengan lawan bicaranya secara daring.

Di pintu masuk ruangan CWS menempel sehelai kertas dengan foto sepotong muka Gedung Basics. Tulisannya berisi imbauan dari Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan KST soal penggunaan ruang kerja bersama. Isinya delapan poin yang mengatur agar seluruh sivitas mengenakan tanda pengenal BRIN, serta imbauan menjaga kebersihan dan ketertiban ruangan.

Pengguna juga dilarang membawa makanan, tidak menerima tamu di ruang CWS kecuali di lobi, dilarang meninggalkan barang pribadi di meja kerja atau kubikal, dan tidak memakai lebih dari satu loker. Perihal kehilangan barang pribadi menjadi tanggung jawab pegawai.

Peneliti senior di Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN, Neni Sintawardani, menyebutkan, di lantai dua, di antara ruang CWS, terdapat ruang kosong yang bentuknya memanjang. “Katanya akan dipakai untuk laboratorium bersama,” ujar Neni. Menurut dia, Gedung Basics baru dihuni oleh para peneliti sejak 16 Januari lalu. Ratusan peneliti diminta pindah ke tempat itu. Adapun peralatan laboratorium mereka masih berada di Gedung 80, tempat mereka bekerja setelah mengungsi dari Gedung 50 yang sudah dirobohkan. Kabarnya, perangkat laboratorium mereka tidak akan sekantor lagi, melainkan harus diangkut ke KST Sukarno di Cibinong, Jawa Barat.

Neni menilai alasan dan rencana pemindahan alat itu tidak jelas. “Pengalaman selama ini, wacana itu pada pagi hari bilangnya tidak, tapi sore sebaliknya,” kata peraih penghargaan The Underwriters Laboratories-ASEAN-U.S. Science Prize for Women 2021 itu.

Seorang peneliti di gedung lain berkisah, dia dan koleganya baru selesai mengangkut peralatan laboratorium atas seizin pengelola kawasan ke gedung baru. Sebab, gedung lama kantornya akan direnovasi. Namun, beberapa hari kemudian, oleh pimpinan lainnya, mereka diminta memindahkan perangkatnya ke gedung lain.

Peneliti BRIN lain yang enggan identitasnya diungkap menolak mentah-mentah rencana pemindahan seperangkat alat kerja dan laboratoriumnya ke KST Bacharuddin Jusuf (B.J.) Habibie di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Mereka berkukuh berbasis di Bandung. “Ada beberapa kawan yang mendengar secara langsung dan tidak dari Kepala BRIN dan Deputi Infrastruktur Riset bahwa gedung baru itu rencananya dijadikan kawasan sains dan teknologi ini untuk elektronika dan informatika saja,” katanya, Kamis, 26 Januari 2023.

Informasi awal yang diterima peneliti dan kepala pusat riset, Gedung Basics akan dilengkapi dengan laboratorium bersama dan peralatan pendukung untuk kegiatan riset. Fasilitasnya antara lain laboratorium analisis kimia, karakterisasi dasar dan advanced, mikrobiologi, rumah kaca, rekayasa geoteknik, serta gudang peralatannya di tempat workshop. Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN, Budi Prawara, mengatakan perancangan Gedung Basics yang dirintis sejak 2019 ikut melibatkan kalangan peneliti. “Kami berharap di sini ada fasilitas infrastruktur unggulan,” katanya, Jumat, 27 Januari 2023.

Peneliti melakukan riset kendaraan listrik di laboratorium BRIN, Bandung, Jawa Barat, 27 Januari 2023. TEMPO/Prima mulia

Sejak dua pekan lalu, periset di organisasinya telah mengisi gedung baru, tapi peralatan di laboratoriumnya belum bisa masuk. Tempo berupaya meminta penjelasan koordinator KST SS Bandung, Rika Wulandari, perihal integrasi dan pemanfaatan Gedung Basics bagi peneliti. Namun dia mengelak. “Lebih tepat jika mewawancarai deputi,” ujarnya lewat pesan WhatsApp pada Kamis, 26 Januari 2023.

Menurut Neni, ketidakpastian kebijakan dan aturan mengganggu ketenangan kerja peneliti. Kondisi itu juga berdampak pada beberapa alat hasil risetnya yang tidak diketahui lagi jejaknya. Saat mereka diminta pindah lantai ruangan di Gedung 80, sejumlah barang diketahuinya rusak hingga raib. Di antaranya 15 botol bahan kimia untuk analisis pengujian yang disimpan di kardus di ruang laboratorium. Harganya menurut seorang ketua tim riset, Widyarani, berkisar ratusan ribu hingga Rp 5 juta per isi 25 gram. Nilai total bahan kimia yang dicuri itu sekitar Rp 20 juta. “Kami sudah melaporkan ke polisi,” katanya.

Efek lain dari masa transisi itu juga membuat mereka gamang mengusulkan proyek riset karena khawatir sulit memakai laboratorium. Solusinya, agar pencapaian jumlah riset tetap aman, mereka mengorek-ngorek data penelitian tahun sebelumnya karena merasakan kondisi yang tidak pasti pada 2022. 

Melayangkan Surat Protes 

Masa transisi yang menyulitkan ini membuat para peneliti mengirim surat protes kepada Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Sebanyak 232 peneliti KST Samaun Samadikun meneken menolak rencana kerja yang memisahkan peneliti dengan laboratorium. Para peneliti tersebut sebelumnya bekerja untuk LIPI, Lapan, dan beberapa lembaga lain yang sudah dilebur.

Setidaknya ada tiga masalah utama yang mereka sampaikan, yakni ketidakjelasan informasi ihwal laboratorium di gedung lama dan baru, pemindahan alat kerja ke KST lain di luar Bandung, serta aturan penggunaan tempat CWS sebagai ruang kerja bersama. “Isi surat itu banyak benarnya walaupun ada yang tidak tepat juga. Karena itu, saya ikut tanda tangan,” ujar Thomas Djamaluddin, peneliti utama astronomi-astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN.

Selain dikirim oleh perwakilan peneliti, mantan Kepala Lapan tersebut meneruskan surat keresahan itu ke Kepala BRIN via daring. Dia mengusulkan agar pimpinan lembaga memberikan kejelasan. Sepekan setelah pengiriman surat itu, beberapa peneliti mengaku belum ada balasan atau tanggapan. “Kita tunggu saja, mudah-mudahan segera tertata lebih baik. Kalau masih ada masalah lagi, akan saya kontak langsung ke Kepala BRIN dan deputi terkait agar mereka tahu masalahnya,” ucap Thomas.

Adapun Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menjelaskan, masalah peneliti di KST Samaun Samadikun dipicu sebagian sivitas melakukan tagging meja kerja. BRIN telah menerapkan sistem kerja berbasis CWS. “Periset bebas bisa bekerja di mana saja sesuai dengan kebutuhan,” ujar Handoko saat dimintai konfirmasi pada Ahad, 29 Januari 2023.

Menurut dia, masalah muncul karena sivitas yang sebelumnya tidak berkantor di KST Samadikun dan masih menempati kantor lamanya belum terbiasa dengan pola CWS. Nantinya, kata Handoko, hal ini tidak lagi jadi persoalan, apalagi kapasitas gedung bisa ditempati 800 orang.

Handoko menjelaskan, BRIN sudah pasti akan memindahkan peralatan dan laboratorium ke KST Bacharuddin Jusuf Habibie di Serpong. Peralatan lain, yaitu lapangan untuk geologi, belum diputuskan. “Sebagian besar juga akan tetap dan tidak dipindahkan karena hampir semuanya peralatan peneliti dan pengukuran di lapangan.” 

ANWAR SISWADI | AVIT HIDAYAT

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Avit Hidayat

Avit Hidayat

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo sejak 2015 dan sehari-hari bekerja di Desk Nasional Koran Tempo. Ia banyak terlibat dalam penelitian dan peliputan yang berkaitan dengan ekonomi-politik di bidang sumber daya alam serta isu-isu kemanusiaan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus