Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiap bulan, tak kurang dari 30 ribu perempuan Indonesia mengadu nasib ke luar negeri. Sebagian besar menjadi pembantu rumah tangga atau pengasuh anak di Arab Saudi, Malaysia, Hong Kong, dan sejumlah negara lain. Begitu lepas landas meninggalkan Tanah Air, mereka seperti layang-layang putus. Perlindungan tak maksimal, pemantauan nyaris nihil. Di negara tujuan, mereka diperlakukan tak ubahnya budak belian. Tak sedikit yang kemudian berakhir di penjara, di tiang gantungan, atau di rumah sakit.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo