Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JUDUL-JUDUL buku legendaris dari pengarang termasyhur ada di deret ini. Sebut saja The Acts of King Arthur and His Noble Knights (John Steinbeck), The Adventures of Huckleberry Finn (Mark Twain), Great Expectations dan Oliver Twist (Charles Dickens), The Memoirs of Sherlock Holmes (Arthur Conan Doyle), juga The Picture of Dorian Gray (Oscar Wilde). Tak lama lagi, nama Budi Darma dan kumpulan cerita pendek karyanya, Orang-orang Bloomington, juga akan ada di daftar buku rilisan penerbit Penguin Classics tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencananya, buku karangan Budi Darma yang ditulis pada 1970-an saat dia tinggal di Bloomington, Amerika Serikat, itu akan dirilis tahun ini. Menurut Budi, walau terbit perdana lebih dari 40 tahun lalu, bukunya dianggap memiliki dimensi masa depan dan relevan dibaca hingga sekarang. “Saat ini masih dalam proses pengecekan naskah. Judul dari penerjemahnya, Tiffany Tsao, pun diganti oleh Penguin Classics. Dari semula People of Bloomington menjadi People from Bloomington,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 26 Januari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Editor Akuisisi Naskah Asing Noura Publishing, Shera Diva Sihbudi, mengungkapkan, pada 2019, Tiffany Tsao, penulis dan penerjemah yang berdomisili di Australia, tertarik menerjemahkan Orang-orang Bloomington. Dibantu penyair Norman Erikson Pasaribu, Tiffany mengutarakan niatnya kepada Budi Darma. Mereka bertiga lantas berkomunikasi melalui surat elektronik. Pada saat yang sama, Tiffany mengontak agensi yang menanganinya sebagai penulis, Jacaranda Literary Agency, agar dicarikan penerbit internasional untuk Orang-orang Bloomington.
Pendiri Jacaranda, Jayapriya Vasudevan, mengakui cerita pendek dalam Orang-orang Bloomington mempunyai daya tarik yang kuat. Tak hanya menunjukkan kejelian Budi dalam menyerap tingkah polah orang di sekelilingnya, buku itu juga memuat pandangan yang elok dan bijaksana seseorang dari Timur terhadap dunia Barat. Vasudevan juga menilai karya tersebut membuktikan kualitas Budi sebagai penulis, yang mempunyai ruang unik di ranah sastra Indonesia. “Ini buku yang menyorot warga biasa dan kegiatan keseharian mereka, tapi dengan cara yang detail, tajam, dan jeli,” katanya melalui surat elektronik, Kamis, 4 Februari lalu.
Tertarik pada materi Orang-orang Bloomington, Vasudevan berminat mencarikan penerbit internasional untuk buku itu. Agensi tersebut sebelumnya menghubungkan karya penulis Indonesia lain, seperti Dewi Lestari, Laksmi Pamuntjak, Ahmad Fuadi, dan Norman Erikson Pasaribu, dengan penerbit luar negeri. Vasudevan lantas menyarankan Tiffany membuat proposal dan contoh terjemahan cerita pendek dari buku itu. Tiffany lalu menggali lebih dalam karya Budi secara keseluruhan, juga pengaruh penulis kelahiran Rembang, Jawa Tengah, itu pada lanskap sastra nasional.
Proposal Tiffany lalu dikirim Jacaranda ke penerbit global Penguin Random House, yang bermarkas di Amerika Serikat. Jacaranda juga menghubungi langsung penerbit dan Wakil Presiden Penguin Classics, Elda Rotor. Vasudevan menganggap Penguin Classics sebagai salah satu penerbit yang cocok untuk Orang-orang Bloomington. Alasannya, “Buku Orang-orang Bloomington tergolong klasik karena ceritanya tak lekang oleh zaman.”
Elda Rotor merespons positif proposal Jacaranda. Menurut Tiffany, Rotor membalas dengan sejumlah pertanyaan lebih lanjut serta memintanya mengirim lebih banyak terjemahan cerita pendek dari Orang-orang Bloomington. “Pada tahap ini, saya mengerahkan kemampuan terbaik agar editor di Penguin Classics bisa membuat keputusan internal soal akuisisi buku tersebut,” ucap Tiffany, Senin, 1 Februari lalu, melalui surat elektronik.
Pada pengujung 2020, Penguin Classics menyatakan ketertarikannya menerbitkan terjemahan Orang-orang Bloomington di Amerika Serikat dan Kanada. Kontrak pun segera disiapkan antara Tiffany, Penguin, dan Noura, yang diperantarai Jacaranda selaku agensi Noura yang mewakili Budi Darma. Kontrak itu memuat kerja sama antarpihak selama lima tahun dengan ketentuan jangka waktu dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan bersama. Karena ada pandemi Covid-19, penandatanganan kontrak ini berlangsung secara daring.
Vasudevan menambahkan, saat ini agensinya masih menelaah sejumlah karya penulis Indonesia lain. “Kami berharap dapat memperpanjang daftar penulis Indonesia untuk ditangani. Fokus kami tentunya pada cerita dan tulisan yang kuat,” tuturnya.
ISMA SAVITRI, KUKUH S. WIBOWO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo