Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Banjir Padang Makin Rutin

Thn 60-an banjir di padang terjadi sekali 5 thn. belakangan tiap thn, bahkan 2 kali setahun, disebabkan oleh penggundulan hutan, sungai-sungai yang sarat lumpur, riul yang tersumbat. pencegahan belum dilakukan. (kt)

8 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANJIR besar yang melanda Padang 27 November lalu merendam 3/4 kawasan kota yang luasnya 33 km persegi itu. Yang terparah Kecamatan Padang Barat, yang nyaris terendam seluruhnya, kemudian sebagian Kecamaran Padang Timur dan Selatan. Balaikota Padang di jantung kota dikelilingi genangan air sampai setinggi 1 meter. Pasar sebelahnya juga terendam. Hubungan antar kampung dengan pusat pasar macet total. Kendaraan umum tidak satu pun yang bisa liwat. Kantor-kantor dan sekolah di jalan Jenderal Sudirman dan sekitarnya juga dikepung air. Gubernuran Padang juga dikelilingi air, halamannya yang nyaris 2 ha itu bagai danau mini. Ada 4 kampung yang terendam total Belakang Tangsi, Sawahan, Alang Lawas dan Purus. Penduduk terjebak, ridak bisa keluar rumah. Jalan Purus, Raden Saleh, Palinggam dan Pasar Gadang, juga jalan Moh. Yamin SH di tengah kota, tidak bisa dilewati. Hujan lebat yang turun Senin tengah malam sampai Selasa sore itu sudah diperkirakan mendatangkan bencana. Di Ujung Tanjung -- tempat pengukuran ketinggian air -- terjadi kenaikan sampai 2,5 meter. Ini belum sempat mencapai kritis, sebab biasanya mencapai ketinggian 3 meter seperti tahun lalu. Meski begitu regu-regu penolong disiapkan juga oleh Muspida Padang untuk menghadapi bahaya yang bakal terjadi. Untunglah banjir besar kali ini tidak mengundang malapetaka jatuhnya korban manusia seperti tahun lalu. Namun ada 2 tempat di sekitar Padang dilanda longsoran pinggiran bukit yang ambruk. Di jalan Sutan Syahrir menuju Teluk Bayur, pinggiran bukit, yang di atasnya terdapat tempat persediaan air dan pemakaman keluarga Turki, longsor menimpa jalan. Akibatnya hubungan Padang-Teluk Bayur liwat Sutan Syahrir macet. Kendaraan menuju pelabuhan dialihkan liwat Gurun Lawas dan Bukit Putus. Reservoir milik PAM memang rawan, sebab sebagian fondasinya copot. Ini bisa menimbulkan bencana lain jika longsoran terjadi lagi. Ada 5 bangunan penduduk di bawahnya yang bisa hancur tertimbun. Tapi penduduk di sana sudah disiagakan. Untungnya, sampai Selasa sore ketika longsoran disingkirkan dengan alat-alat besar bahaya macam itu belum terjadi. Pihak PU kini sedang melakukan upaya memperkecil kemungkinan terjadinya malapetaka. Longsoran di Bukit Meru. dekat Sungai Beremas di Selatan Yadang menimbun jalan raya Padang-Pesisir Selatan. Hubungan putus dari Padang ke kabupaten itu. Tapi sampai Rabu telah berhasil dipulihkan setelah alat-alat berat sebuah pemborong dari Taiwan dikerahkan. Banjir belakangan ini memang menimbulkan keluhan meluas. Penduduk menuding pihak Balai Kota yang dianggap tidak segera mencoba menanggulangi kemungkinan bahaya. "Naga-naganya dari hari ke hari banjir makin menyusahkan kita," kata seorang penjual sayur di emperan toko jalan Niaga. Pedagang kecil yang tinggal di Palinggam ini tadinya berjualan di pasar Tanah Kongsi tak jauh dari jalan Niaga. Karena pasar terendam, ia terpaksa mencari tempat yang lebih tinggi. Seorang pejabat di kantor Gubernur mengaku upaya mencegah banjir yang dilakukan Pemda Padang nyaris tidak ada. "Kita tidak tahu mengapa ini bisa terjadi," kata pejabat itu. Ada yang bilang, Pemda Kodya Padang belum punya konsep penanggulangan banjir. Benar? "Secara terencana dan meluas memang belum," kata Drs. Zuiyen Rais Kepala Team Perencana Pemda Padang. Itu tak berarti Pemda berpangku tangan. Riul-Riul Ada juga yang dilakukan meski baru kecil-kecilan -- secara tidak langsung. Misalnya membangun riul-riul tertiair, sekundair dan primair secara bertahap. Ini pun masih sangat terbatas, sebab baru sepanjang 15 km, kurang dari separuh riul yang ada. "Untuk 5 tahun dana yang tersedia cuma sekitar Rp 128 juta," kata Zuiyen Rais. Walikota Padang sendiri Hasan Basri Durin, membenarkan bahwa di dalam kota masih banyak penyebab bahaya banjir. Bukan saja riul yang tersumbat tapi juga makin banyaknya bangunan baru yang tumbuh di luar pengawasan. Dan itu kadangkala dilakukan tidak berencana. Tiga sungai di sana juga makin mendangkal ditimbuni lumpur: Batang Arau, Kuranji, Batang Muar. Air selalu melimpah jika hujan turun terlalu lebat. Selain itu banjir kiriman juga jadi penyebab utama. Di sekitar hulu yang jauhnya lebih dari 100 km dari Padang, terjadi penggundulan hutan. "Bagaimana kita mencegah itu di luar wewenang kota," kata Zuiyen Rais. Karena itu pula Walikota Padang menyebut bahwa penanggulangan banjir jangka panjang memang memerlukan perencanaan lebih luas. Tidak hanya melibatkan Pemda Padang tapi juga Pemda Propinsi. Dan sebelum rancangan itu rampung, perlu penelitian. Pihak kotamadya sudah siap-siap. "Kota sudah minta bantuan PU Propinsi, tapi belum ada jawaban," kata Hasan Basri Durin. Tampaknya tidak bisa lain, banjir besar begini masih akan merutin. Bila hujan lebat turun, warga kota Padang mesti selalu siap. Sebab jangankan untuk mencegah, rancangan penanggulangan banjir pun sedang digarap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus