Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Banyak Masalah Muncul Tiba-tiba

Wawancara tempo dengan bekas guru yang walikota Surabaya, Kol.Soeparno, 57, akan pensiun sesudah tgl 23 Januari 1979. Masyarakat Surabaya gampang mengkritik. Perbaikan kampung dipandang paling berhasil.(kt)

27 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAM 8 malam tanggal 9 Januari lalu hujan deras mengguyur Surabaya. Di ruang tunggu rumah kediaman walikota Surabaya antri 12 orang tamu. Di ruang sebelahnya, walikota Surabaya Soeparno (57 tahun) masih sibuk menandatangani surat-surat. Sebelas tumpukan map yang berjajar di meja depan dan sampingnya, membuat walikota yang bertubuh tinggi-besar ini hanya kelihatan kepala. Tanggal 23 Januari ini, genap 5 tahun bekas guru kelahiran Desa Kaliwatu (Kutoarjo -- Jateng) ini menduduki kursi itu. Hampir tidak pernah absen di kantor -- kecuali tugas ke luar kota. Selama 5 tahun itu Soeparno tidak pernah sakit. Hanya sekali sakit mata dan sekali sakit kaki. "Tidak ada resep yang aneh," ujar Soeparno kepada TEMPO. "Hanya saya ini gampang tidur. Misalnya mau tidur jam 10 malam, ya langsung tidur. Tidak pernah saya mengalami kesulitan tidur," ujarnya. Tamu-tamunya selalu banyak. Jam 7 pagi ia sudah mulai "buka praktek" menerima tamu sampai jam kerja usai. Jam 7 malam mulai "buka praktek" lagi kadang-kadang sampai jam 12 malam. Berikut ini wawancara Dahlan Iskan dengan walikota Soeparno. Untuk mengatasi banjir dalam kota anda berpendapat harus ada rehabilitasi saluran secara total. Mengapa hal itu tidak diprioritaskan dalam 5 tahun ini APBD kita hanya 10 persennya DKI Jaya. Padahal beberapa masalah baru tiba-tiba muncul dan harus segera diatasi. Tahun 1976 sebenarnya soal rehabilitasi saluran ini sudah ditentukan, tapi jalanjalan yang rusak total semakin parah. Terpaksa rehabilitasi jalan yang didahulukan. Ini saja menghabiskan Rp 2 milyar. Padahal tahun itu untuk pemeliharaan jalan sudah ditentukan kurang dari Rp 100 juta. Tahun berikutnya, yang mustinya bisa mulai menggarap saluran tiba-tiba kebakaran demi kebakaran terjadi. Pembelian mobil-mobil pemadam kebakaran terpaksa diprioritaskan di samping membantu pembangunan pasar-pasar darurat. Mudah-mudahan tahun depan ini rehabilitasi saluran bisa dimulai . Bagaimana kesan anda mengenai sikap masyarakat Surabaya selama ini. Sebelum di Surabaya saya bertugas di Kalimantan Timur. Di sana masyarakatnya seakan-akan sudah mengerti semua apa yang menjadi kebijaksanaan pemerintah. Di Surabaya tindakan apa saja selalu ada yang mengkritik. Karena itu saya selalu berfikir dulu sebelum memutuskan sesuatu. Untungnya saya pernah jadi Kasdam dan Ketua DPD Golkar. Dari situlah pengalaman yang cukup saya peroleh dalam berhubungan dengan masyarakat. Ada kritik bahwa anda terlalu banyak di kantor dan kurang terjunke lapangan. Bagaimana? Itu pandangan sepihak. Tiap desa di Surabaya sudah saya kunjungi semua. Undangan RW saja sering saya datangi. Demikian juga soal Non Pribumi. Katanya selama 5 tahun ini pengusaha non pribumi menjadi anak emas. Itu juga pandangan sepihak. Saya memang tidak teriak-teriak membantu pribumi. Tapi diam-diam saya banyak memberikan kesempatan pada pribumi. Lihat saja pemilik stand pasar-pasar dan bandingkan dengan sebelum saya jadi walikota. Pemborong-pemborong secara nyata juga saya beri kesempatan. Setiap 4 pasar Inpres paling tidak 2 harus kena pribumi. Semua SD Inpres pemborongnya juga harus pribumi. Saya tidak mau terikat dengan siapa pun termasuk dengan seorang penguasa pun. Apa yang bapak masih merasa belum terselesaikan dalam masa jabatan ini. Saya masih belum puas mengenai kesejahteraan pegawai kotamadya sendiri. Baru tahun ini saya mulai membuat perumahan pegawai dan baru selesai 200 buah. Tapi saya ikut puas bahwa pembinaan dan kesejahteraan Pepabri, Veteran, cukup memadai sehingga tidak sampai ada-Veteran yang menggadaikan kartu pensiunannya. Kita sediakan modal kerja untuk mereka. Demikian juga perbaikan kampung oleh musyawarah BKS AKSI baru-baru ini dipandang paling berhasil. Kampung-kampung kelihatan teratur, ber sih. Kalau dulu sulit air minum sekarang kita sediakan kran umum. Tahun ini juga tidak ada lagi rumah-rumah beratap daun karena kita sediakan dana untuk memperbaiki rumah gubuk yang jumlahnya 1000 lebih. Setelah ini bapak ke mana? Saya pensiun. Tapi masih bersedia ikut mengurusi usaha-usaha sosial. Untuk sementara saya akan tinggal di Malang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus