Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Semuanya Diatur Dari Luar, Kata ...

Napi yang berhasil kabur dari LP. Denpasar, kembali menyeludupkan narkotika & tertangkap di Darwin. Dari Darwin dia menjelaskan, pelariannya diatur oleh sindikatnya, bukan oleh pejabat penjara Indonesia.(hk)

27 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DAVID Riffe diperkirakan sekarang bermukim di Amsterdam. Tapi petualangan Donald Andrew Ahern, pilot, lebih mudah diikuti. Lolos dari Indonesia Donald terus bergabung kembali dengan sindikatnya. Tugasnya juga tetap mengemudikan pesawat kecil dan terbang ke sana ke mari menyelundupkan narkotika. Terakhir, Pebruari tahun lalu, ia terbang di atas Australia. Dari mana dan lapangan terbang mana yang ditujunya tak pernah dijelaskan. Tapi radar di arwin memergokinya. Donald berusaha menghindar. Namun segera dibuntuti oleh Hercules dari angkatan udara Australia (RAAF). Perintah-perintah dari Hercules tak diindahkannya. Bahkan dengan lihaynya, Donald berkelit dan lolos dari mata pilot RAAF. 24 jam kemudian barulah ketahuan: Donald mendarat darurat di sebuh lapangan terbang tua di sebelah tenggara Darwin. Pendaratan yang runyam sehingga ia dan temannya, Michael Leonard Bartley, tertangkap. Dalam pemeriksaan di Kepolisian Australia itulah dia ceritakan lolosnya dari Indonesia. Begini. Baru seminggu ia masuk penjara, setelah divonis Larosa, dua orang asing telah menghubunginya. Namanya tak disebutkan. Tapi mereka datang atas perintah seorang bernama George yang dikenalnya di Bangkok. Mereka hanya membawa berita singkat segala sesuatunya telah diurus dan kontak berikutnya akan diatur tak lama kemudian. Apa yang "telah diurus" tak jelas. Hanya beberapa hari setelah kunjungan dua orang asing tersebut, Donald dan David memperoleh perlakuan yang baik. Donald ditempatkan di kamar khusus dan David dipindahkan ke Karangasem. Keduanya, hari-hari berikutnya, terus-menerus memperoleh perlakuan istimewa. 10 hari kemudian orang yang sama kembali mengunjungi Donald. Kali ini memberikan uang US$ 1000. Dan dijanjikan akan didrop lebih banyak lagi bila Donald mau tetap tinggal di sini. Donald menyatakan hendak membagi uangnya itu kepada David. Di samping itu, katanya, dia tak akan pergi dari Indonesia tanpa David. Kirim Surat Donald diam-diam masih menyimpan paspor New Zealand (yang entah mengapa tetap berada di tangannya) atas nama Peter Arthur Jones. Bagi David di Karangasem Donald minta dipersiapkan beberapa surat identifikasi. Beberapa hari sebelum minggat dari penjara, Donald kedatangan tamu yang itu-itu juga. Ini rupanya kontak terakhir. Sebab segala sesuatunya sudah beres Surat-surat bagi David juga sudah rapi. Lolos dari penjara bukan soal - keduanya toh sudah leluasa ke luar masuk LP. Dengan tenangnya, 10 Juli 1977, Donald memesan tiket Garuda. Dan malamnya, jam 22.00, tanpa kesulitan Mr Jones ini bertolak dari Ngurah Rai ke Jakarta. Keesokan harinya ia lolos dari mata petugas Imigrasi di Halim PK, terbang ke Singapura. Di sana dia ketemu lagi dengan David yang berhasil memperoleh pesawat langsung dari Denpasar ke Singapura pada hari yang sama. Dalam pemeriksaan tersebut Donald tetap bersikeras: dia tidak mempersiapkan apa-apa untuk lolos dari Indonesia. Semuanya, katanya, telah diatur dari luar. Oleh pengadilan Darwin, 3 Mei 1978, Donald dan Bartley dijatuhi hukuman untuk kejahatan narkotika. Donald kena 6 tahun 8 bulan dan Bartley 3 tahun 8 bulan penjara. Dari penjara di Australia, rupanya Donald itu juga nasib apa yang menimpa Putu Benum, Direktur LP Denpasar yang mengurusnya dulu. Kepada salah seorang pejabat di Bali, belum lama ini Donald mengirim surat untuk membantu menjernihkan kedudukan Putu Benum dalam kasusnya. Dalam surat itu diceritakan ia pergi dari penjara dan lolos ke Singapura dengan menyamar sebagai laki-laki tua berjenggot dan berkacamata. Dia dan David melarikan diri, katanya, tanpa bantuan seorang Indonesia pun. Mereka ditolong teman-temannya di luar Indonesia. Selama di Bali pun, katanya dia tak pernah memberikan uang atau sesuatu kepada kepala penjara. Kamar khususnya di lingkungan keluarga Putu Benum, sebagai penjaranya, diperoleh karena semata-mata dia mengajar bahasa Inggeris kepada pegawai penjara. Katanya lagi, dia hanya pernah memberikan uang kepada seorang pejabat yang membantunya menunjukkan cara-cara melarikan diri dari Bali. Tapi kemudian Donald tak menggubrisnya lagi. Sebab di samping pejabat tersebut meminta uang lebih banyak, juga ternyata tak mau membantu David. Donald mempunyai alasan tersendiri untuk kabur dari sini. Pertama, katanya, karena didesak untuk membantu David melarikan diri. Kemudian selama dia dalam penjara, keluarganya terus didesak oleh sindikat narkotik. Namun begitu Donald berjanji, suatu ketika akan balik ke mari, dan akan berusaha minta pengampunan Presiden. Tapi menurut catatan kepolisian, Donald memang bukan orang baru dalarn soal kriminil. Dia memegang sekitar 7 paspor dari berbagai negara dan dengan macam-macam nama. Beberapa kali masuk penjara di Australia, karena memakai titel Dr palsu, memakai seragam RAAF, penipuan dan pencurian. Lalu apakah suratnya tersebut dapat dipercaya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus