DAVID Riffe diperkirakan sekarang bermukim di Amsterdam. Tapi
petualangan Donald Andrew Ahern, pilot, lebih mudah diikuti.
Lolos dari Indonesia Donald terus bergabung kembali dengan
sindikatnya. Tugasnya juga tetap mengemudikan pesawat kecil dan
terbang ke sana ke mari menyelundupkan narkotika. Terakhir,
Pebruari tahun lalu, ia terbang di atas Australia. Dari mana dan
lapangan terbang mana yang ditujunya tak pernah dijelaskan. Tapi
radar di arwin memergokinya. Donald berusaha menghindar. Namun
segera dibuntuti oleh Hercules dari angkatan udara Australia
(RAAF).
Perintah-perintah dari Hercules tak diindahkannya. Bahkan dengan
lihaynya, Donald berkelit dan lolos dari mata pilot RAAF. 24 jam
kemudian barulah ketahuan: Donald mendarat darurat di sebuh
lapangan terbang tua di sebelah tenggara Darwin. Pendaratan yang
runyam sehingga ia dan temannya, Michael Leonard Bartley,
tertangkap.
Dalam pemeriksaan di Kepolisian Australia itulah dia ceritakan
lolosnya dari Indonesia. Begini.
Baru seminggu ia masuk penjara, setelah divonis Larosa, dua
orang asing telah menghubunginya. Namanya tak disebutkan. Tapi
mereka datang atas perintah seorang bernama George yang
dikenalnya di Bangkok. Mereka hanya membawa berita singkat
segala sesuatunya telah diurus dan kontak berikutnya akan
diatur tak lama kemudian.
Apa yang "telah diurus" tak jelas. Hanya beberapa hari setelah
kunjungan dua orang asing tersebut, Donald dan David memperoleh
perlakuan yang baik. Donald ditempatkan di kamar khusus dan
David dipindahkan ke Karangasem. Keduanya, hari-hari berikutnya,
terus-menerus memperoleh perlakuan istimewa.
10 hari kemudian orang yang sama kembali mengunjungi Donald.
Kali ini memberikan uang US$ 1000. Dan dijanjikan akan didrop
lebih banyak lagi bila Donald mau tetap tinggal di sini. Donald
menyatakan hendak membagi uangnya itu kepada David. Di samping
itu, katanya, dia tak akan pergi dari Indonesia tanpa David.
Kirim Surat
Donald diam-diam masih menyimpan paspor New Zealand (yang entah
mengapa tetap berada di tangannya) atas nama Peter Arthur Jones.
Bagi David di Karangasem Donald minta dipersiapkan beberapa
surat identifikasi.
Beberapa hari sebelum minggat dari penjara, Donald kedatangan
tamu yang itu-itu juga. Ini rupanya kontak terakhir. Sebab
segala sesuatunya sudah beres Surat-surat bagi David juga sudah
rapi.
Lolos dari penjara bukan soal - keduanya toh sudah leluasa ke
luar masuk LP. Dengan tenangnya, 10 Juli 1977, Donald memesan
tiket Garuda. Dan malamnya, jam 22.00, tanpa kesulitan Mr Jones
ini bertolak dari Ngurah Rai ke Jakarta. Keesokan harinya ia
lolos dari mata petugas Imigrasi di Halim PK, terbang ke
Singapura. Di sana dia ketemu lagi dengan David yang berhasil
memperoleh pesawat langsung dari Denpasar ke Singapura pada hari
yang sama.
Dalam pemeriksaan tersebut Donald tetap bersikeras: dia tidak
mempersiapkan apa-apa untuk lolos dari Indonesia. Semuanya,
katanya, telah diatur dari luar.
Oleh pengadilan Darwin, 3 Mei 1978, Donald dan Bartley dijatuhi
hukuman untuk kejahatan narkotika. Donald kena 6 tahun 8 bulan
dan Bartley 3 tahun 8 bulan penjara. Dari penjara di Australia,
rupanya Donald itu juga nasib apa yang menimpa Putu Benum,
Direktur LP Denpasar yang mengurusnya dulu. Kepada salah seorang
pejabat di Bali, belum lama ini Donald mengirim surat untuk
membantu menjernihkan kedudukan Putu Benum dalam kasusnya.
Dalam surat itu diceritakan ia pergi dari penjara dan lolos ke
Singapura dengan menyamar sebagai laki-laki tua berjenggot dan
berkacamata. Dia dan David melarikan diri, katanya, tanpa
bantuan seorang Indonesia pun. Mereka ditolong teman-temannya di
luar Indonesia. Selama di Bali pun, katanya dia tak pernah
memberikan uang atau sesuatu kepada kepala penjara. Kamar
khususnya di lingkungan keluarga Putu Benum, sebagai penjaranya,
diperoleh karena semata-mata dia mengajar bahasa Inggeris kepada
pegawai penjara.
Katanya lagi, dia hanya pernah memberikan uang kepada seorang
pejabat yang membantunya menunjukkan cara-cara melarikan diri
dari Bali. Tapi kemudian Donald tak menggubrisnya lagi. Sebab di
samping pejabat tersebut meminta uang lebih banyak, juga
ternyata tak mau membantu David.
Donald mempunyai alasan tersendiri untuk kabur dari sini.
Pertama, katanya, karena didesak untuk membantu David melarikan
diri. Kemudian selama dia dalam penjara, keluarganya terus
didesak oleh sindikat narkotik. Namun begitu Donald berjanji,
suatu ketika akan balik ke mari, dan akan berusaha minta
pengampunan Presiden.
Tapi menurut catatan kepolisian, Donald memang bukan orang baru
dalarn soal kriminil. Dia memegang sekitar 7 paspor dari
berbagai negara dan dengan macam-macam nama. Beberapa kali masuk
penjara di Australia, karena memakai titel Dr palsu, memakai
seragam RAAF, penipuan dan pencurian. Lalu apakah suratnya
tersebut dapat dipercaya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini