Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah akan menggelontorkan insentif kendaraan listrik dalam bentuk subsidi untuk pembelian mobil dan sepeda motor listrik sebagaimana disebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan. Dia mengatakan saat ini pemerintah tengah menggodok skema insentif tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“(Insentif) berjalan,” kata pria bernama lengkap Luhut Binsar Pandjaitan itu kepada wartawan di Jakarta Convention Center, Rabu, 12 Oktober 2022 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adapun tujuan pemberian subsidi pembelian ini di 2023 nanti adalah untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik.
Selain lebih hemat, penggunaan kendaraan listrik diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar fosil. Menurut Luhut, kendaraan listrik lebih menguntungkan dibanding kendaraan konvensional berbahan bakar minyak atau BBM
Luhut Soal Rencana Insentif Kendaraan listrik
1. Luhut: pemerintah bakal beri insentif
Dalam upaya mendorongnya penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air, pemerintah Indonesia bakal memberikan subsidi. Hal ini disampaikan Luhut pada Rabu, 12 Oktober 2022 lalu. “Insentif ini akan berjalan, sedang disiapkan,” ujarnya.
Penyataan itu dipertegas Luhut dalam agenda Special Event Road to G20 by HIMPUNI, Selasa, 25 Oktober 2022 lalu. “Kami kerja keras untuk memfinalkan bagaimana kita berikan subsidi kepada electric vehicle (kendaraan listrik), sepeda motor, dan berbagai angkutan umum lainnya, sehingga 10 tahun ke depan kita bisa mandiri dengan energi baru terbarukan.”
2. Harga yang lebih mahal jadi kendala masyarakat beralih ke kendaraan listrik
Luhut, dalam acara Himpuni, mengatakan salah satu kendala masyarakat enggan beralih ke kendaraan listrik adalah harganya yang lebih mahal ketimbang mobil konvensional. “Harga kendaraan listrik yang masih relatif tinggi dari kendaraan Bahan Bakar Minyak atau BBM konvensional, dan infrastruktur pendukung seperti pengisian energinya juga fasilitas atau insentif keuangan yang masih belum masif,” ujarnya.
Baca juga : Luhut: Subsidi Motor Listrik Berlaku Tahun Depan, Berapa Besarannya?
3. Insentif buat beli motor listrik sekitar Rp 6,5 juta
Luhut menyebut pemerintah tengah memfinalisasi skema insentif kendaraan listrik berupa subsidi pembelian sepeda motor. Dia memperkirakan besaran insentif bakal berkisar Rp 6,5 juta per unit sepeda motor listrik. Besarannya berpatok pada insentif yang ditetapkan Thailand yakni Rp 7 juta. Insentif ini mulai digelontorkan tahun depan. Hal ini Luhut sampaikan pada acara Welcoming Stronger Investment Post-Pandemic, Selasa, 29 November 2022.
“Sepeda motor sedang kita finalisasi. Berapa juta mau kita kasih subsidi sepeda motor. Mungkin Rp 6 juta? Di Thailand mungkin Rp 7 juta, mungkin kita Rp 6,5 juta kira-kira berkisar segitu,” ujar Luhut lagi.
4. Skema pemberian insentif mobil listrik masih belum diputuskan
Luhut mengatakan, skema serupa juga bakal diterapkan untuk mobil listrik. Pemerintah akan menggelontorkan insentif berupa subsidi pembelian untuk memotong mahalnya harga mobil listrik. Untuk saat ini skema pemberian insentif kendaraan listrik jenis mobil masih dalam pembahasan. Sehingga Luhut belum bisa memberikan rincian perkiraan besaran insentif yang diberikan. Namun dia memastikan tahun depan pembelian mobil listrik akan disubsidi.
“Segera mobil listrik kita luncurkan dengan subsidi,” kata dia.
5. Penggunaan kendaraan listrik dapat menekan biaya pengeluaran transportasi
Pemerintah berharap dengan adanya subsidi pembelian, masyarakat terdorong untuk menggunakan kendaraan listrik. Dengan demikian konsumsi BBM dapat ditekan. Kementerian Keuangan atau Kemenkeu mencatat realisasi subsidi energi, termasuk untuk BBM, mencapai Rp 184,5 triliun hingga 31 Oktober 2022. Angka itu tercatat lebih tinggi dibanding dengan tahun lalu Rp 144,4 triliun. Dengan penggunaan kendaraan listrik, Luhut yakin, pengeluaran untuk keperluan transportasi khususnya bagi bahan bakar pun bisa dikurangi.
“Kita hitung-hitung tetap akan lebih untung menggunakan sepeda motor listrik dari pada sepeda motor dan mobil (bahan bakar) fosil,” demikian Luhut Pandjaitan.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Jangan Hanya Mobil Listrik, Mobil Hybrid Diharapkan dapat Insentif
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.