Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LAPORAN penilaian keenam dari Kelompok Kerja I Panel Antar-Pemerintah tentang Krisis Iklim (IPCC) yang dirilis pada 9 Agustus 2021 menegaskan tak ada keraguan bahwa manusia bertanggung jawab atas pemanasan global. Menurut laporan yang diambil dari 14 ribu penelitian ilmiah ini, emisi yang dihasilkan manusia, seperti dari pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan pohon, mengakibatkan pemanasan sebesar 1,1 derajat Celsius dibanding suhu rata-rata era praindustri (1850-1900).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dampak krisis iklim ini adalah cuaca ekstrem yang melanda semua wilayah bumi dan memicu bencana alam. Di antaranya gelombang panas di Amerika Utara; banjir bandang di Jerman, Belgia, dan Cina; kebakaran hutan di Amerika Serikat, Yunani, Italia, dan Turki; serta kelaparan di Madagaskar. Hujan deras pada 11-15 Januari 2021 menenggelamkan 10 dari 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.
Siklon tropis Seroja yang menerjang Nusa Tenggara Timur pada 3-4 April 2021 merupakan siklon tropis terparah dan tak lazim karena masuk ke daratan, mengakibatkan banjir bandang yang merenggut sedikitnya 84 jiwa. Sungai Kapuas yang airnya meluap lantaran guyuran hujan pada Oktober 2021 membuat Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, terendam lebih dari sebulan. Selain itu, makin banyak wilayah pesisir Nusantara yang mengalami banjir air laut alias rob. Tanda nyata krisis iklim.
ARTIKEL TERKAIT:
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo