Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ancang-ancang Memindahkan Jam Gadang

Bobot tugu jam gadang di Jalan M.H. Thamrin itu mencapai 50 ton sehingga akan menyulitkan jika dipindahkan secara utuh.

28 April 2021 | 00.00 WIB

Tugu Jam di Jalan MH Thamrin, Jakarta, 25 Maret 2021.  TEMPO/Subekti.
Perbesar
Tugu Jam di Jalan MH Thamrin, Jakarta, 25 Maret 2021. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • PT MRT Jakarta bersiap memindahkan menara jam Thamrin.

  • Jam yang terletak di Jalan M.H. Thamrin itu bakal dipindahkan sementara ke kawasan Monumen Nasional (Monas).

  • Menara jam Thamrin akan dipotong menjadi tiga bagian sebelum dipindahkan.

JAKARTA – Tugu jam gadang yang berada di Jalan M.H. Thamrin bakal dipindahkan sementara ke kawasan Monumen Nasional (Monas). Pemindahan ini dilakukan karena PT MRT Jakarta mulai menggarap paket pekerjaan CP 201, yang meliputi pembangunan Stasiun Thamrin dan Monas serta rel Ratangga—sebutan kereta MRT—sepanjang 2,7 kilometer. Tugu jam gadang akan dikembalikan ke tempat semula setelah pengerjaan CP 201 rampung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, menuturkan pemindahan tugu jam Thamrin dilakukan pada Mei mendatang. “Kami masih menunggu izin prinsip dari Gubernur sebelum eksekusi (memindahkan),” tuturnya dalam acara Forum Jurnalis MRT Jakarta, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Silvia mengatakan pemindahan tugu jam Thamrin harus dikerjakan secara hati-hati agar tidak merusak bangunan yang sudah menjadi salah satu ikon Jakarta itu. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah memotong tugu menjadi tiga bagian, yaitu puncak atau rumah jam, badan tugu, dan kaki, yang kini difungsikan menjadi pos polisi.

Langkah itu dianggap lebih baik dibanding memindahkan tugu jam tersebut secara utuh. Sebab, bobot menara jam Thamrin mencapai 50 ton. “Kalau diangkat semua (tanpa dipotong), risikonya tinggi sekali,” kata Silvia.

MRT Jakarta, kata Silvia, akan memasang penahan berupa bracing baja pada tugu jam Thamrin. Tujuannya agar struktur material benda bersejarah itu tetap stabil selama disimpan di kawasan Monas.

Setelah paket pekerjaan CP 201 rampung, Silvia melanjutkan, menara jam Thamrin akan dikembalikan ke tempat semula. Kontraktor akan menggunakan penguatan di setiap titik sambungan agar bangunan cagar budaya tersebut tetap kokoh di persimpangan Jalan M.H. Thamrin dan Jalan Kebon Sirih.

Sejumlah kendaraan melintas disamping proyek pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) fase dua di Jalan MH Thamrin, Jakarta, 21 Maret 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, menuturkan tepat di bawah tugu jam Thamrin itu nanti berdiri Stasiun Thamrin. Stasiun tersebut menjadi titik pertemuan antara MRT timur-barat; dari Kalideres, Jakarta Barat, hingga Ujung Menteng, Jakarta Timur, dan MRT utara-selatan; dari Lebak Bulus, Jakarta Selatan, hingga Ancol Barat, Jakarta Utara. “Titik itu akan menjadi crossing antara MRT timur-barat dan utara-selatan,” tuturnya.

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, mengapresiasi upaya MRT mempertahankan keberadaan tugu jam Thamrin. Dinas akan mendampingi dan mendokumentasikan bangunan cagar budaya tersebut selama pemindahan. “Harapannya, ini menjadi perkembangan kota, di mana teknologi dan transportasi maju tapi tidak melupakan sejarah kota,” katanya.

Arkeolog Junus Satrio Atmodjo mengatakan tugu jam Thamrin mulai dibangun pada 1966. Setahun kemudian, pembangunannya terhenti. Pemerintah kemudian membangun taman yang mengelilingi proyek pembangunan jam gadang tersebut. Pembangunan tugu jam Thamrin dilanjutkan kembali pada 1969 dan rampung pada 1971. Pada 1975, taman di sekitar tugu hilang seiring dengan perluasan Jalan M.H. Thamrin.

Menurut Junus, PT MRT Jakarta harus memperhatikan kekuatan Stasiun Thamrin yang akan dibangun. Sebab, stasiun bawah tanah itu bakal menahan bobot menara jam Thamrin sebesar 50 ton. Padahal jarak antara atap stasiun dan bagian dasar jam itu hanya 3 meter.

GANGSAR PARIKESIT
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gangsar Parikesit

Gangsar Parikesit

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014. Liputannya tentang kekerasan seksual online meraih penghargaan dari Uni Eropa pada 2021. Alumnus Universitas Jember ini mendapatkan beasiswa dari PT MRT Jakarta untuk belajar sistem transpotasi di Jepang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus