Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumah itu terletak di Doughty Street 48-49 di tengah Kota London, tak jauh dari British Museum. Sepintas bangunan tiga lantai itu tak ada bedanya dengan rumah di kiri-kanannya, baik pintunya yang melengkung maupun jendela perseginya yang bejerjak putih. Tapi ada sebuah plakat berbentuk lingkaran biru di atas jendela sebelah kiri pintunya. Di situ tertulis "L.C.C. Charles Dickens 1812-1870 Novelist Lived Here". Ini plakat resmi yang dikeluarkan oleh London City Council dan kini dikelola oleh English Heritage, badan yang bertanggung jawab merawat bangunan bersejarah di Inggris. Plakat serupa juga tertempel di berbagai gedung yang terkait dengan kehidupan Dickens.Perumahan ini dibangun pada zaman pemerintahan Ratu Victoria (1837-1901). Sebenarnya Dickens hanya menempati rumah nomor 48 pada 1837-1839. Pada 1923, rumah itu terancam dibongkar, tapi para anggota Dickens Fellowship segera membelinya, dan belakangan membeli pula rumah di sebelahnya dan menjadikannya Charles Dickens Museum sejak 1925. Di sinilah Dickens menulis sejumlah karya besarnya, seperti novel Pickwick Papers, Oliver Twist, Nicholas Nickleby, dan Barnaby Rudge.
Kehidupan Dickens di Doughty Street adalah masa keemasannya sebagai pengarang. Dia harus mengalami masa-masa sulit, yang sebagian tecermin dalam buku-bukunya, untuk mencapai puncak popularitasnya. Bahkan beberapa tokoh dalam novelnya juga dipungut dari orang-orang malang yang berada di sekitarnya. Novel Dickens pada dasarnya memang setengah otobiografi, khususnya David Copperfield.
Charles John Huffam Dickens lahir pada 7 Februari 1812 di Landport, Pulau Portsea, di Inggris selatan, dan hidup selama 58 tahun. Dia anak kedua dari delapan anak pasangan John dan Elizabeth Dickens. Ayahnya pegawai kantor urusan penggajian di Angkatan Laut Inggris. Namun, sejak 1822 hidup Dickens mulai berantakan. Keluarganya menghadapi masalah keuangan dan John akhirnya terjerat utang, sehingga masuk Penjara Marshalsea.
Dickens dititipkan pada sahabat keluarganya, Elizabeth Roylance, di Camden Town. Dickens mengenang Roylance sebagai "nyonya tua yang sudah lama dikenal oleh keluarga kami", yang dengan sedikit perubahan menjadi karakter Ibu Pipchin di novel Dombey and Son. Kemudian Dickens tinggal di rumah seorang agen pengadilan pailit di Lant Street. Dia, kata Dickens, seorang pria tua gemuk dan baik hati yang punya istri yang cukup tua dan seorang putra dewasa yang lugu. Ketiganya menjadi ilham untuk keluarga Garland di The Old Curiosity Shop. Old Curiosity Shop adalah sebuah toko barang antik yang kini masih berdiri gagah di dekat London School of Economics.
Setiap Ahad Dickens dan kakak perempuannya, Fanny, menghabiskan waktu bersama ayah-ibunya di Penjara Marshalsea. Dickens kemudian menggunakan penjara itu sebagai latar novel Little Dorrit.
Keadaan keluarganya memaksa Dickens keluar dari sekolah dan sejak Februari 1824 mulai bekerja 10 jam sehari sebagai penempel label di botol semir sepatu di Warren's Blacking Warehouse di Hungerford Stairs, dan mendapat enam shilling seminggu. Suasana kerja yang keras dan kadang kejam itu terpatri di benaknya, dan belakangan mempengaruhi tulisan-tulisannya, yang melandasi ketertarikannya terhadap kondisi sosial-ekonomi buruh. Tak lama kemudian ibu John, Elizabeth Ball Dickens, meninggal dan mewariskan 450 pound sterling, yang digunakan John untuk membayar sebagian utangnya, sehingga dia bisa keluar dari penjara. Keluarga Dickens lalu pindah ke sebuah rumah di Somers Town. Dickens berhenti bekerja dan bersekolah di Wellington House Academy selama tiga tahun, satu-satunya masa dia bisa bersekolah dengan lancar. Bakatnya sebagai pengarang mulai mencuat. Pada 1825 John pensiun dengan dana pensiun kecil dari kantornya dan bekerja sebagai wartawan. Dua tahun kemudian keluarga itu kembali terpuruk karena masalah keuangan, sehingga diusir dari rumah kontrakan. Fanny dan Dickens berhenti sekolah. Pada 1828, ia mulai menjadi wartawan lepas di Doctors' Commons, pengadilan sipil urusan pernikahan dan perceraian. Kariernya lalu naik menjadi wartawan parlemen untuk Mirror of Parliament, koran yang dikelola pamannya, John Henry Barrow, dan pada 1832 menjadi wartawan tetap True Sun.
Pada Mei 1830, Dickens bertemu Maria Beadnell, putri bankir yang memikat. Tapi keluarga Maria memandang rendah Dickens, anak dari keluarga yang bangkrut. Karena itu pihak keluarga mengirim putrinya ke luar kota untuk meredam romansa mereka. Cinta Dickens pun kandas tiga tahun kemudian. Tapi pada tahun itu pula tulisan pertamanya, "A Dinner at Poplar Walk", muncul di Monthly Magazine.
Pada 1834, Dickens menerbitkan enam sketsa di majalah itu dan lima lainnya di Morning Chronicle, harian tempat dia bekerja sebagai wartawan. Dia juga bertemu dengan Catherine Hogarth, putri kritikus musik di koran itu, dan mulai mendekatinya. Keluarga Hogarth terkesan oleh bakat dan energi sang wartawan muda dan mendukung hubungan mereka. Dickens terus menerbitkan sketsa di berbagai media, dan pada Februari 1836 menghimpunnya dalam seri pertama, Sketches by Boz, yang mendulang popularitas dan membuatnya mendapat kontrak pertama untuk seri bulanan The Pickwick Papers, yang mulai terbit pada Maret 1836. Di tengah sukses itulah ia menikahi Catherine.
Dickens sudah berada di panggung ketenaran sebagai pengarang ketika baru berusia 24 tahun. Dia dikontrak Chapman and Hall untuk membuat teks pada ilustrasi olahraga yang digambar Robert Seymour. Dia dibayar per bulan 14 pound sterling atau setara dengan US$ 500 atau Rp 5 juta sekarang, menurut perhitungan Jane Smiley dalam buku Charles Dickens.
Ketika putra pertamanya, Charles Culliford Dickens, lahir pada Januari 1837, Dickens memulai proyek Bentley's Miscellany, majalah yang menampilkan kisah bersambung Oliver Twist pada tiap akhir bulan. Jadi, selama tahun itu Pickwick dan Twist terbit rutin setiap bulan. Penerbitan sempat tertunda sekali ketika Mary Hogarth, adik Catherine yang tinggal bersama Dickens, meninggal mendadak. Dickens menggenggam tangannya ketika dia mengembuskan napas terakhir dan mengambil cincin di jarinya, yang dia pakai seumur hidupnya. Dalam kenangan obsesifnya, Mary menjadi sosok malaikat ideal yang bersahaja tapi sempurna, model bagi banyak tokoh perempuan yang lembut di novelnya, khususnya tokoh Little Nell dalam The Old Curiosity Shop. Dickens dan Catherine lalu pindah ke rumah baru di Doughty Street, yang kini jadi Charles Dickens Museum, selama beberapa tahun dan kemudian pindah ke Broadstairs di Kent.Setelah kisah Pickwick dan Twist tamat, Dickens memulai proyek baru Master Humphrey's Clock, majalah mingguan yang menyajikan cerita bersambung The Old Curiosity Shop dan Barnaby Rudge. Namun proyek ini membuatnya kelelahan, sehingga dia menolak tawaran jadi kandidat Partai Liberal di parlemen. Dia lalu memutuskan melancong ke Amerika Serikat.
Pada Januari 1841, kapal-kapal Inggris melempar sauh di pelabuhan New York. Serentak orang-orang di dermaga berteriak-teriak kepada para penumpang yang baru turun: "Apakah Little Nell mati?" Mereka bicara tentang nasib tokoh dalam novel The Old Curiosity Shop. Mereka tak sabar menunggu kelanjutan cerita karangan Dickens yang disiarkan bersambung setiap bulan itu.
Setahun kemudian Dickens menginjakkan kaki di sana. Dia bertubuh kecil dengan rambut cokelat ikal panjang dan wajah yang menarik. Dia mengenakan jas panjang rapi, jam rantai emas, dan syal warna-warni yang dijepit dua pin berlian. Di atasnya dia memakai mantel bulu.
Dickens berkunjung ke berbagai kota di negeri itu dan bertemu dengan pengarang tenar, seperti Washington Irving, Richard Henry Dana, dan Henry Wadsworth Longfellow. Donna Dailey dalam biografi ringkas Charles Dickens mencatat, ke mana pun Dickens pergi, kerumunan orang menjerit-jerit menyambutnya, menjabat tangannya, dan meminta tanda tangan. Mereka bahkan menjumput bulu dari mantelnya sebagai cendera mata. "Sebenarnya aku juga ingin kamu melihat kerumunan orang yang menjerit-jerit tiada tara di jalanan," kata Dickens dalam suratnya kepada Forster.
Kurniawan, Lenah Susianty (London)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo