Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Surya Paloh dongkol karena tak diundang Jokowi dalam pertemuan dengan ketua umum partai politik.
Bisnis katering Surya Paloh disebut meredup setelah NasDem mencalonkan Anies Baswedan.
Ada upaya menjegal pencalonan Anies Baswedan yang direstui Istana.
BERTEMU dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Jumat, 5 Mei lalu, Surya Paloh menyampaikan kegusarannya tentang manuver politik Presiden Joko Widodo. Kepada orang dekat Jokowi itu, sembari bersantap masakan Jepang di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Surya mempertanyakan langkah Jokowi mengumpulkan para ketua umum partai politik pendukung pemerintah.
“Saya titip pertanyaan untuk Pak Jokowi, apa benefit-nya koalisi itu untuk Presiden?” kata Surya, menceritakan isi pertemuan dengan Luhut, saat wawancara khusus dengan Tempo di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Mei lalu.
Tiga hari sebelum pertemuan Surya dengan Luhut atau pada Selasa, 2 Mei lalu, Jokowi mengumpulkan para ketua umum partai pro-pemerintah di Istana Negara, Jakarta. Dari tujuh ketua umum partai, cuma Surya yang tak diajak. Jokowi belakangan membenarkan kabar bahwa Surya tak diundang karena sudah membentuk koalisi dengan partai lain.
Bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera, Partai NasDem mendukung bekas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai calon presiden. Menurut Presiden, partai yang berkumpul di Istana berupaya membangun kerja sama politik yang lain. Istana tak memberitahukan agenda persamuhan para ketua umum partai kepada Surya. “Diplomasi kecil itu saja tak dilakukan,” ujar bos Media Group tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Raymundus Rikang, Egi Adytama, dan Hussein Abri Dongoran berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Panas Surya Terbakar Istana"