Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Buron itu Ada di Menteng

Sembilan bulan sudah Tommy Soeharto buron. Dari sinyal telepon genggamnya, ia diperkirakan sembunyi di kawasan Menteng.

12 Agustus 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HELIKOPTER polisi melayang di langit Jakarta pekan lalu. Setelah sejenak berputar-putar, dari perutnya keluar ribuan lembar kertas bergambar se-orang pria berewokan. Di bagian atas dan bawahnya tertulis kalimat: "Dicari (wanted), Ibrahim alias Tommy Soeharto." Inilah lanjutan usaha polisi mengejar Hutomo Mandala Putra, terpidana 18 bulan dalam kasus korupsi tukar guling tanah Bulog. Pekan ini, hampir sembilan bulan Tommy buron. Setelah bekas Presiden Abdurrahman Wahid menolak permohonan grasinya, November tahun lalu, Tommy mestinya mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta. Namun, ia menghilang begitu saja sesaat sebelum dijemput petugas dan belum ter-tangkap hingga sekarang. Aparat mengaku telah mencarinya ke seluruh penjuru mata angin. Rumah putra bungsu bekas presiden Soeharto itu digeledah pekan lalu, menyusul peristiwa penemuan bahan peledak, peluru, dan senjata api di Jalan Alam Segar III/23, Pondokindah, Jakarta Selatan, yang diduga disewa Tommy. Kediaman ke-luarganya di Cendana dan sekitarnya juga sudah diperiksa pekan lalu. Begitu pula rumah orang tua Tata, istrinya, di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan. Empat lokasi di sekitar Taman Mini Indonesia Indah, yakni Masjid At-Tien, Padepokan Pencak Silat, Kompleks Perajin Jati Ayu, dan Museum Purna Bakti Pertiwi tak luput dari incaran petugas. Pelacakan jejak Tommy bahkan sampai ke Bali. Polisi setempat mengaku sudah menyisir 16 titik yang diduga sebagai tempat persembunyian Tommy, dari Kabupaten Badung, Denpasar, hingga Klungkung. Tempat-tempat itu disisir berdasarkan kepemilikan dan persahabatan pemilik bangunan dengan Tommy. Tiga hotel berbintang, vila, dan apartemen juga dipantau karena merupakan aset Tommy. Hasilnya: nol! Polisi sebetulnya nyaris berhasil ketika dua pekan lalu menangkap Heti Siti Hartika, yang diduga membantu Tommy. Dari Heti dan pembantunya yang bernama Sainah, polisi mengetahui bahwa Tommy pernah tinggal di Apartemen Cemara, di Jalan Cemara, Jakarta Pusat. Di apartemen yang terdiri atas tujuh kamar di lantai satu, Tommy menempati kamar nomor 3, sedangkan Heti menempati kamar nomor 1. Menurut Sainah, ketika polisi menangkap Heti di Jalan Rasamala, beberapa ratus meter dari Jalan Cemara, sebetulnya Tommy ada di apartemen itu. Sayang, sewaktu polisi balik lagi, yang tinggal hanya jejaknya, sebuah pistol berlumur minyak tanda baru saja dibersihkan. Ke mana Tommy bersembunyi? Roy Suryo, pengamat telematika yang pernah membantu polisi melacak Tommy, yakin sang Buron masih ada di Jakarta. Kalaupun sempat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, Roy yakin jangkauan pelarian Tommy tak jauh-jauh. Dia nyaris tak ke luar kota, apalagi ke luar negeri. Keyakinan Roy tersebut berdasarkan hasil penyelidikannya terhadap pola percakapan telepon Tommy ataupun orang-orang yang menghubunginya. Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Departemen Kehakiman, Mohammad Indra, menyatakan keyakinan yang sama. "Saya yakin dia belum keluar dari Indonesia. Dia orang terkenal, pasti ketahuan. Petugas imigrasi juga sudah diwanti-wanti betul," kata Indra kepada Levi Silalahi dari TEMPO. Ia mengaku sudah mengeceknya ke Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan dan mendapatkan sejumlah permintaan paspor atas nama Ibrahim. Setelah dicek, ternyata tidak ada yang cocok dengan foto Ibrahim alias Tommy. Menurut Roy, pada waktu ia masih bergabung di tim pelacak polisi dari Januari sampai Maret 2001, hanya sekali diketahui Tommy ke luar kota, yakni ke Solo, Jawa Tengah. Di kota itu, Tommy melakukan beberapa hubungan telepon baik ke telepon seluler maupun ke fixed phone. "Nomornya 0271 sekian... sekian," Roy menambahkan. Masih menurut Roy, Tommy lebih banyak beredar di kawasan Menteng. Keberadaannya terdeteksi oleh antena-antena base transmitter station (BTS) milik operator telepon seluler yang menangkap sinyal telepon genggam. Ada 4 BTS di Menteng yang mampu menjangkau sinyal dalam radius 2-3 kilometer. Sinyal telepon seluler Tommy paling kuat tertangkap di daerah Salemba, Diponegoro, dan Cikini. Di kawasan ini, Tommy bisa sembunyi di mana saja, termasuk di beberapa apartemen yang tersebar di kawasan Menteng. Roy bahkan yakin Tommy memang sempat tinggal di salah satu bunker bawah tanah yang sudah pernah digeledah polisi dulu. Sebagai bukti, Roy menunjukkan adanya sinyal pembicaraan telepon genggam Tommy dari arah bunker tersebut. Seandainya analisis Roy benar, berarti polisi harus memantau inci demi inci kawasan Menteng. Siapa tahu, Tommy tiba-tiba melintas atau terlihat sedang beli mi tek-tek di pinggir jalan, ya, disergap saja. Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus