Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rombongan Anies-Sandi menuju kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, dan proyek pembangunan terowongan Mampang, Jakarta Selatan. Pengendara yang bernama Sultan tersebut tenang begitu saja melintas di area bebas sepeda motor.
Beberapa petugas keamanan hendak menghentikan laju sepeda motor namun Sultan memberikan kode bahwa dia ingin hendak mengawal bus Anies-Sandi.
Sultan mengatakan, dirinya aktivis Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) sekaligus anggota tim sukses Anies-Sandi Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Aksi Sultan terhenti ketika petugas atau pengawal Anies-Sandi meminta Sultan mengikuti bus dari belakang, jangan di samping bus.
"Saya mengawal. Enggak takut (ditilang) sudah bilang ke Dinas Perhubungan (akan mengawal) kalau gubernur baru naik bus pariwisata," tutur Sultan di kawasan Dukuh Atas.
Sultan mengatakan sempat ditegur oleh petugas Dinas Perhubungan agar tidak mendahului bus yang ditumpangi Anies. "Enggak usah pakai bunyi-bunyi. Biar Anies-Sandi merasakan macetnya sore di Jakarta."
Menurut Sultan, sudah panggilan hatinya ingin mengawal Anies-Sandi. Apalagi, dia sudah mengawal Anies-Sandi selama masa kampanye. Lalu, mengapa harus membawa bendera hitam dengan tulisan Arab? "Biar merasa lebih tenang," ucap Sultan.
Baca juga: Inilah Penyebab Pidato Gubernur Anies Soal Pribumi Bikin Geger
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini