Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Amunisi Baru Nyai Najma

Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid Al-Islami membangun balai latihan kerja sinematografi. Agar santri dan dakwah tak ketinggalan zaman.

 

25 Juli 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Najmatul Millah (kanan) saat mengajar di kelas sinematografi di Pondok Pesantren Nurul Jadid Al Islami, Jember, 15 Juli 2020. Heru Putranto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA tiang beton penyangga atap teras membuat bangunan yang berdiri di bagian belakang kompleks Pondok Pesantren Nurul Jadid Al-Islami itu tampak mencolok. Gedung seluas dua kali lapangan voli tersebut lebih modern, baru selesai dibangun tahun lalu. Sudah setahun pula balai latihan kerja (BLK) ini beroperasi. “Dalam satu tahun ada dua pelatihan,” kata Abdul Muhaimin, Kepala Sekolah Pondok Pesantren Nurul Jadid Al-Islami, Rabu, 15 Juli lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abdul Muhaimin adalah suami Najmatul Millah, Ketua Yayasan Nurul Jadid Al-Islami. Sedekade terakhir, pondok pesantren yang didirikan pasangan tersebut kian berkembang. Tak hanya menjadi pusat belajar kitab-kitab Islam, tapi juga sebagai fasilitas pendidikan formal dan informal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yang terbaru, pada Februari 2019, pengurus pesantren menelurkan Akademi Komunitas—perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setara dengan diploma II. Adapun BLK berfokus menjadi wahana pelatihan sinematografi yang bisa diikuti santri Nurul Jadid dan santri pondok pesantren lain. “Saya ingin anak-anak tak sekadar mengkaji kitab, tapi juga punya basic skill yang terpakai,” ucap Najma—begitu Najmatul biasa dipanggil.

Sejauh ini peralatan yang tersedia di BLK belum lengkap. Baru ada beberapa unit kamera, drone, dan pengeras suara untuk mendukung kegiatan 16 peserta di setiap periode pelatihan. Dengan alat-alat ini, para peserta setidaknya bisa menghasilkan film pendek setelah mengikuti pelatihan selama sebulan. Muhaimin pun kini bersiap menambah perlengkapan berupa alat tata cahaya.

Untuk merangsang minat santri mengikuti pelatihan, Yayasan Nurul Jadid Al-Islami memberikan modul, seragam, makan siang, dan kudapan secara cuma-cuma. Yayasan juga mengirimkan seorang instruktur BLK untuk belajar di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta dan menularkannya ke peserta.

Menurut Najma, kegiatan vokasi semacam ini diperlukan agar pandangan para santri terhadap dunia di luar pondok pesantren makin terbuka. Selain itu, penguasaan teknologi, termasuk dalam produksi gambar bergerak, kian penting untuk keperluan pengembangan dakwah. “Mengingat sekarang musim media sosial,” ujarnya.

AISHA SHAIDRA, DAVID PRIYASIDHARTA (JEMBER)



Najmatul Millah 

(Pendiri dan pemimpin Yayasan Nurul Jadid Al-Islami, Jember, Jawa Timur)

Tempat dan tanggal lahir: Lumajang, Jawa Timur, 10 Maret 1983

Pendidikan:
• Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Syarifudin
• Program S-1 Sastra Arab Sekolah Tinggi Agama Islam Malang (2000)
• Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember (2009)

Organisasi:
• Anggota Perhimpunan Rahima (2010-sekarang)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Aisha Shaidra

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus