Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada kesedihan yang dirasakan Yazid Ansori, 37 tahun, begitu memacul tanah untuk makam Ani Yudhoyono di blok M129 Taman Makam Pahlawan atau TMP Kalibata, Sabtu siang, 1 Juni 2019.
Baca: Pemakaman Ani Yudhoyono, Begini Rekayasa Lalu Lintas di Kalibata Hari Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bersama lima temannya sesama penggali kubur, Yazid menggali liang lahat berukuran 2x1 meter untuk memakamkan jenazah Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, secara bergantian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini kedua kalinya saya menggali liang lahat Ibu Negara," kata Yazid saat ditemui di sela menggali liang lahat bagi istri presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Yazid masih mengingat saat menggali liang lahat Hasri Ainun Habibie di sebelah makam yang hari ini digalinya pada 22 Mei 2010. Ia merasa sedih saat menggali liang lahat kedua tokoh itu. "Sebab, almarhumah saya mengenalnya sosok yang baik yang menemani pemimpin bangsa ini," ujarnya.
Ia melihat sosok Ainun dan Ani merupakan dua wanita yang sederhana dan peduli terhadap masyarakat. Yazid mengatakan telah beberapa kali melihat langsung Ani Yudhoyono saat datang ke TMP Kalibata. "Namun saya tidak pernah berhadapan. Liat dari jauh saja."
Menurut dia, sosok Ani tidak akan bisa dilupakan karena kepeduliannya kepada masyarakat bawah. Pria yang sejak tahun 2003 menjadi penggali makan itu pun mendoakan Ani mendapatkan tempat yang baik di sisi Tuhan.
"Rasa sedih selalu ada jika pemimpin kita yang mendahului," ucapnya.
Baca: Masyarakat Umum Dipersilakan Melayat Ani Yudhoyono di Cikeas
Ani Yudhoyono menghembuskan napas terakhir di National University Hospital pukul 11.50 waktu Singapura, hari ini. Dia berpulang di usia 67 tahun. Ani dirawat di National University Hospital Singapura sejak Februari lalu setelah divonis dokter mengidap kanker darah. Ani akan dimakamkan di TMP Kalibata pada Ahad, 2 Juni 2019, dengan upacara militer.