Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUDAH sepekan Cempaka Esa Rosendi berada di Pulau Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah. Perempuan berusia 32 tahun asal Jakarta itu tak menyangka liburan keluarganya di lokasi wisata tersebut bakal lebih lama dari rencana. Lima hari terakhir, tak ada kapal penumpang yang merapat ke Karimunjawa karena terhalang cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi di perairan utara Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cempaka tiba di Karimunjawa bersama suami dan empat anaknya pada Selasa pekan lalu. Mereka berniat menetap selama tiga malam dan pulang pada Jumat, 23 Desember 2022. Namun, baru dua malam mereka menginap, cuaca buruk berupa hujan deras disertai angin kencang tak henti menerjang pulau yang kondang dengan pantai pasir putih dan panorama bawah laut tersebut. “Hari itu juga (Kamis) keluar pemberitahuan kapal tidak ada yang merapat di Karimunjawa,” kata Cempaka ketika dihubungi Tempo, kemarin, Senin, 26 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulanya, Cempaka tak begitu gusar. Kendati pemerintah setempat menyediakan dua lokasi penginapan sementara bagi turis yang batal pulang karena gangguan cuaca, ia memilih tetap tinggal di hotel agar anak-anaknya yang masih kecil tetap nyaman. Namun bayangan liburan yang semula menyenangkan pelan-pelan buyar. Ahad lalu, sajian makanan di hotel itu mulai terbatas, tak seperti hari-hari sebelumnya. “Alasannya karena tak ada kapal (pembawa kebutuhan pokok). Otak saya mulai panik,” kata Cempaka.
Tanda-tanda dampak cuaca ekstrem itu sebenarnya sudah terlihat sejak akhir pekan lalu. Jalanan di wilayah Karimunjawa tak seramai biasanya. Warga setempat mengabarkan stok bahan bakar minyak sudah habis. Sedangkan dari para pedagang kaki lima serta toko usaha kecil dan menengah, Cempaka mendengar bahwa bahan pokok dagangan mereka juga mulai berkurang.
Hingga kemarin, Cempaka dan keluarganya masih terjebak di Karimunjawa bersama lebih dari 300 wisatawan. Pemerintah setempat berinisiatif menyediakan tempat penginapan sementara untuk mereka, yakni di Wisma Wisata Karimunjawa dan Bukit Jati Kerep.
Jika tak ada aral, kapal yang ditunggu Cempaka dan para wisatawan untuk menyeberang ke Jawa akan bersandar di Pelabuhan Legonbajak pada sore ini, Selasa, 27 Desember 2022. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mempercepat jadwal keberangkatan Kapal Motor (KM) Kelimutu dari Sampit, Kalimantan Tengah, menuju Karimunjawa.
Sedianya, merujuk pada jadwal rute Desember 2022, KM Kelimutu akan berlayar dari Sampit langsung menuju Semarang, kemarin sore. Kapal tersebut baru dijadwalkan singgah di Karimunjawa pada Sabtu mendatang, 31 Desember 2022. Namun, untuk mengevakuasi para wisatawan yang terjebak di Karimunjawa, atas permintaan Pemerintah Kabupaten Jepara dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pelni sepakat mengubah jadwal tersebut. “Kami telah menerbitkan jadwal KM Kelimutu yang baru dan kapal akan tiba lebih cepat dari jadwal semula,” kata Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni, Opik Taufik, kemarin. Data manifes KM Kelimutu mencatat sebanyak 926 penumpang telah naik kapal tersebut dari Sampit. Adapun jumlah penumpang yang akan naik dari Karimunjawa sebanyak 329 orang.
Cuaca Ekstrem Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan waspada potensi cuaca ekstrem pada Senin, 20 Desember lalu. BMKG mengidentifikasi dinamika atmosfer yang berpotensi signifikan meningkatkan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia selama masa liburan perayaan Natal dan tahun baru.
Cuaca ekstrem itu dipicu aktivitas monsun Asia, angin yang berembus dari Asia menuju Australia akibat perbedaan temperatur dan tekanan udara di kedua benua. Karena melintasi Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan Laut Cina Selatan, angin monsun Asia membawa banyak uap air sehingga menyebabkan curah hujan tinggi, terutama di wilayah Indonesia.
Fenomena musiman ini tak hanya berpotensi memicu hujan dengan intensitas tinggi, tapi juga meningkatkan kecepatan angin permukaan dan tinggi gelombang laut. Dalam peringatan dini sepekan lalu, BMKG mencatat gelombang tinggi berpotensi terjadi di sebagian besar perairan Indonesia, termasuk di Laut Jawa. BMKG merekomendasikan semua pemangku kepentingan memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Adapun pengguna transportasi angkutan penyeberangan diimbau meningkatkan kewaspadaan.
Kemarin, BMKG memperbarui peringatan dini dengan informasi yang tak jauh berbeda. Cuaca buruk dan gelombang tinggi terjadi di sejumlah perairan di Indonesia, yang dapat berdampak terhadap keselamatan pelayaran. “Puncak musim hujan masih akan berlangsung sampai akhir Februari,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, saat dihubungi Tempo, Senin, 26 Desember lalu.
PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) menyatakan tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap gangguan cuaca yang dapat berpengaruh terhadap layanan perseroan. “Kami terus berkoordinasi dengan BMKG,” kata Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, kemarin.
ASDP, kata Shelvy, terus memantau pelayanan angkutan selama libur Natal dan tahun baru. Menurut dia, arus bawah laut cukup kuat selama cuaca ekstrem bulan ini. Kuatnya arus bawah laut itu berdampak pada proses sandar kapal.
Insiden sempat terjadi di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat pekan lalu. Satu unit mobil tercebur ke laut saat akan masuk ke KMP Shalem, kapal penyeberangan milik Surya Timur Lines, di Dermaga 2 Pelabuhan Merak. Suami-istri yang mengendarai mobil tersebut dievakuasi dan dirawat secara terpisah di Puskesmas Pulo Merak dan Rumah Sakit Krakatau Medika.
ASDP menyebutkan mobil tersebut tercebur karena pergerakan sauh. Kala itu, kendaraan berada tepat di lidah side ramp door kapal. “Kondisinya memang sudah dua minggu ini cuaca tidak kondusif. Makanya sempat beberapa hari lalu pelayanan Merak-Bakauheni ditutup sementara,” kata Shelvy.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengimbau para syahbandar, operator kapal, termasuk nakhoda, dan masyarakat selalu mengutamakan keselamatan pelayaran. “Saat ini cuaca buruk dan gelombang tinggi terjadi di sejumlah perairan di Indonesia, yang tentunya berdampak terhadap keselamatan pelayaran,” kata Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Mugen S. Sartoto, kemarin.
Menurut Mugen, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah memerintahkan seluruh syahbandar tidak menerbitkan surat persetujuan berlayar (SPB) apabila kondisi cuaca membahayakan keselamatan pelayaran. Pengawasan dalam bongkar-muat kapal, kata dia, akan diawasi secara berkala. Operator kapal dan nakhoda juga diminta memperhatikan berita cuaca mutakhir. Imbauan yang sama diserukan kepada para calon penumpang pelayaran. “Jangan memaksakan untuk segera diberangkatkan jika cuaca dan gelombang tidak memungkinkan kapal berlayar. Utamakan keselamatan pelayaran,” kata Mugen.
Pengendara sepeda motor menerobos hujan di kawasan Alun-alun Selatan, Yogyakarta, 8 Desember 2022. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Cuaca Ekstrem Menggerus Kunjungan Wisata
Fenomena cuaca ekstrem berimbas pada tingkat kunjungan wisatawan selama liburan Natal dan tahun baru di sejumlah daerah. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Benny Bachtiar, mengatakan informasi ancaman cuaca buruk membuat 20 persen tamu hotel di Jawa Barat membatalkan pemesanan tiketnya pada libur Natal dan tahun baru. “Mereka (wisatawan) menahan diri,” kata Benny di Bandung, kemarin.
Benny mengatakan telah mendatangi sejumlah obyek wisata di sepanjang pantai selatan di Jawa Barat pada libur Natal. Menurut dia, lokasi tersebut sepi. Kebanyakan hotel yang mengalami pembatalan pemesanan tiket berada di daerah obyek wisata pantai dan alam terbuka. “Makanya hari ini mal penuh, lalu destinasi wisata buatan penuh, karena dianggap jauh lebih aman dibanding ke wisata alam tempat terbuka,” kata dia.
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat, Bambang Tirtoyulion, mengatakan pemerintah daerah telah menerjunkan 670-an orang untuk mengisi 43 pos koordinasi di sejumlah daerah. Pos itu disiapkan untuk mengantisipasi potensi bencana, terutama pada 147 ruas jalan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diperkirakan dipenuhi kendaraan selama musim libur Natal dan tahun baru. “Kami siapkan alat berat dan material di sana sejak 21 Desember 2022 sampai 2 Januari 2023,” kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Arif Aldian, mengatakan pemerintah daerah juga telah mengantisipasi potensi bencana di destinasi wisata pantai. Rambu-rambu peringatan untuk wisatawan dipasang di 31 titik di sepanjang pantai.
Dia memastikan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus berkoordinasi dengan kepolisian, TNI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk mencegah potensi bencana, terutama di obyek wisata pantai. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Palang Merah Indonesia untuk penanganan layanan kesehatan di sekitar destinasi wisata,” kata Arif.
HENDARTYO HANGGI | AHMAD FIKRI (BANDUNG)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo