Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penebalan dinding rahim (endometrium) adalah aktivitas biologis yang normal terjadi pada rahim. Setiap bulannya, sebagai bagian dari siklus menstruasi, lapisan pada endometrium akan mengalami perubahan, termasuk penebalan. Hal ini dilakukan oleh tubuh sebagai persiapan kehamilan, apabila sel telur yang dilepaskan setiap bulannya berhasil mengalami pembuahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perubahan tersebut membuat lapisan endometrium mengalami penebalan dan diperkaya dengan darah sehingga siap untuk menerima sel telur yang siap dibuahi. Selain itu, kondisi tersebut mampu menunjang plasenta yang berfungsi memberikan suplai oksigen, serta nutrisi untuk bayi di dalam kandungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika ternyata pembuahan tidak terjadi, pembuluh darah serta jaringan yang menyebabkan penebalan pada dinding rahim akan luruh. Proses peluruhan tersebut yang dinamakan menstruasi. Namun, penebalan dinding rahim yang abnormal dapat terjadi apabila fungsi jaringan endometrium yang seharusnya tumbuh di dalam rahim, justru tumbuh di luar rahim. Kondisi inilah yang dikenal dengan endometriosis.
Endometriosis dapat menyebabkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi. Tak hanya itu, beberapa wanita juga mengeluhkan rasa sakit saat buang air besar, kencing, ataupun saat berhubungan seksual. Pada kasus yang serius, endometriosis dapat menimbulkan masalah kesuburan pada wanita. Beruntung, pengobatan untuk kondisi ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi pola makan yang tepat, obat-obatan, terapi hormon, hingga operasi.
Sebenarnya, tidak ada makanan yang secara langsung dapat menyebabkan penebalan dinding rahim yang abnormal atau endometriosis pada wanita. Masih belum banyak hasil penelitian yang dapat membuktikan korelasi antara konsumsi pola makan tertentu dengan gejala endometriosis. Sebab itu, masih tetap diperlukan penelitian lebih lanjut guna membuktikan pengaruh makanan terhadap endometriosis. Meski demikian, dari hasil penelitian yang sudah ada ditemukan beberapa jenis makanan yang dapat memicu serta meringankan gejala endometriosis pada wanita.
Bagi perempuan yang mengidap penebalan dinding rahim abnormal atau endometriosis, menghindari atau membatasi konsumsi makanan penyebab penebalan dinding rahim mungkin saja dapat memengaruhi kondisi gejala yang terjadi. Namun, perlu diketahui bahwa jenis makanan untuk endometriosis bagi perempuan yang mengalaminya, tidak serta merta dapat menyembuhkan penyakit ini. Sebab, endometriosis mungkin saja membutuhkan pengobatan lanjutan, seperti konsumsi obat-obatan, terapi hormon, hingga tindakan operasi. Selain itu pola makan yang tepat diyakini dapat meringankan gejala endometriosis yang terjadi.
Berikut adalah beberapa jenis makanan penyebab penebalan dinding rahim abnormal yang sebaiknya dihindari agar tidak memperburuk gejala penyakit.
1. Makanan mengandung lemak trans tinggi
Salah satu makanan penyebab penebalan dinding rahim abnormal adalah makanan yang mengandung lemak trans tinggi. Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal Human Reproduction menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi lebih banyak lemak trans berisiko tinggi mengalami endometriosis. Makanan yang mengandung lemak trans banyak terkandung dalam aneka gorengan, makanan olahan, dan makanan cepat saji.
2. Daging merah
Sejumlah hasil riset menyatakan bahwa perempuan yang terlalu banyak mengonsumsi daging merah lebih rentan mengalami gejala endometriosis. Hal ini karena daging merah mengandung tinggi lemak.
Semakin banyak kadar lemak dalam tubuh maka semakin tinggi kadar estrogen yang diproduksi oleh tubuh Anda. Hormon estrogen yang tinggi mengakibatkan terjadinya penebalan dinding rahim tidak normal. Selain itu, konsumsi daging merah dapat memperparah kondisi peradangan yang berkaitan dengan endometriosis.
3. Makanan yang mengandung gluten
Makanan penyebab penebalan dinding rahim abnormal lainnya adalah makanan yang mengandung gluten. Makanan yang mengandung gluten adalah makanan yang berasal atau terbuat dari biji-bijian. Misalnya, gandum biasa, jelai, sereal, pasta, roti, kue, dan lainnya. Sebuah hasil studi yang melibatkan 207 perempuan dengan endometriosis menunjukkan bahwa sebanyak 75 persen dari partisipan mengaku mengalami penurunan rasa sakit setelah menjalani diet bebas gluten.
4. Minuman beralkohol
Minum minuman beralkohol disertai dengan konsumsi makanan penyebab penebalan dinding rahim abnormal yang telah disebutkan di atas juga dapat memperparah gejala endometriosis. Hal ini dapat terjadi karena alkohol dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dalam tubuh. Minuman beralkohol juga bisa meningkatkan risiko peradangan yang dikaitkan dengan endometriosis. Kendati demikian, ini bukan berarti konsumsi alkohol yang tinggi dapat menyebabkan endometriosis. Menurut beberapa hasil penelitian, perempuan dengan endometriosis cenderung mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
5. Kafein
Konsumsi kafein, seperti kopi dan teh, juga disebut-sebut dapat meningkatkan risiko penebalan dinding rahim abnormal. Lagi-lagi hal ini karena konsumsi kafein dapat meningkatkan produksi hormon estrogen dalam tubuh. Memang masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kafein sebagai penyebab penebalan dinding rahim abnormal. Meski demikian, Anda disarankan untuk mengurangi konsumsi kafein agar tidak memperparah gejala endometriosis.
Penting bagi penderita endometriosis untuk memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sebab, asupan makanan yang tepat dapat membantu mengatasi peradangan dan mengurangi gejala endometriosis.