Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Dampak Penggunaan Bensin Premium untuk Kendaraan Baru, Kepala Piston Bisa Jebol

Bensin Premium juga dinilai menyumbang emisi cukup besar bagi lingkungan dan memiliki dampak buruk bagi kendaraan keluaran terbaru.

3 Januari 2022 | 13.37 WIB

Petugas mengisi Premium ke tangki sepeda motor di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu, 10 Oktober 2018. Kenaikan harga minyak dunia menyebabkan Pertamina menaikkan harga BBM non-subsidi, Pertamax, menjadi Rp 10.400 per liter, Pertamax Turbo Rp 12.250 per liter, Pertamina Dex Rp 11.850 per liter, Dexlite Rp 10.500 per liter, dan Biosolar Non-PSO Rp 9.800 per liter. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Perbesar
Petugas mengisi Premium ke tangki sepeda motor di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu, 10 Oktober 2018. Kenaikan harga minyak dunia menyebabkan Pertamina menaikkan harga BBM non-subsidi, Pertamax, menjadi Rp 10.400 per liter, Pertamax Turbo Rp 12.250 per liter, Pertamina Dex Rp 11.850 per liter, Dexlite Rp 10.500 per liter, dan Biosolar Non-PSO Rp 9.800 per liter. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia berencana untuk menghapus bahan bakar minyak jenis Premium (RON 88) dan menggantinya dengan BBM jenis Pertalite serta Pertamax. Penghapusan bensin Premium ini bukan tanpa alasan, mengingat BBM jenis ini menyumbang emisi cukup besar bagi lingkungan dan juga ternyata memiliki dampak buruk bagi kendaraan keluaran terbaru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut modifikator mesin dari bengkel DSCarz Serpong, Hendra Budianta, sebenarnya mobil keluaran di atas tahun 1990 itu sebagian besar sudah dirancang untuk mengonsumsi bahan bakar dengan tingkat Research Octane Number (RON) atau Oktan di atas 90.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tetapi masih ada juga mobil yang dirancang untuk mengkonsumsi bahan bakar dengan oktan 88, biasanya kendaraan untuk niaga,” kata Hendra, dikutip dari laman Gooto hari ini, Senin, 3 Januari 2022.

BBM Premium merupakan jenis bahan bakar minyak di Indonesia dengan nilai oktan paling rendah, yakni 88 (RON 88). Menurut Hendra, penggunaan bensin Premium pada kendaraan baru dapat menimbulkan kerusakan pada bagian mesin.

"Bahan bakar beroktan rendah tidak mudah terbakar sehingga tekanan piston untuk menggerakkan engkol mesin juga rendah. Akibatnya tenaganya jadi loyo," jelasnya.

Selain itu, pada kondisi ekstrem, penggunaan bahan bakar oktan rendah dapat menimbulkan ledakan prematur. Jika hal itu terjadi terus menerus dan dalam waktu lama, maka kepala piston bisa jebol.

Memang Premium memiliki harga yang lebih murah dibanding Pertalite dan Pertamax, namun BBM jenis ini kurang cocok untuk mesin yang mensyaratkan bahan bakar oktan tinggi. Pada kondisi dingin, mesin menjadi sulit untuk segera diaktifkan.

Bensin Premium juga memiliki kandungan timbal yang cukup tinggi dan dalam proses pembakaran di mesin, sisa kandungan timbal akan menjadi kerak atau menyebabkan mesin menjadi lebih cepat kotor. Apabila dipaksakan, maka injektor bahan bakar, karburator, inlet valve atau ruang bakar kotor, akan mengalami kerusakan. Selain itu polutan yang dihasilkan juga semakin tinggi.

Baca juga: BBM Premium Batal Dihapus, Akan Dipasarkan di Seluruh Indonesia

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus