Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dari Gedung Batu Masuk Kampung

Ketika terjadi keributan anti Cina Nopember'80, tak tersentuh oleh kerusuhan sedikitpun karena telah terjadi pembauran antara pedagang pribumi dengan non pribumi di pasar tersebut.(kt)

13 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENGELOMPOKAN pertama warga keturunan Cina di Kota Semarang terjadi di Simongan, sekitar Gedung Batu sekarang. Yaitu tak lama setelah Sam Po Tao Lang alias Dampu Awang pada 1412 M mendarat untuk pertama kalinya. Waktu itu daerah Gedung Batu masih berupa pantai. Untuk memperingati pendaratan itu, kini di sana dibangun kelenteng yang terkenal dengan Kelenteng Gedung Batu. Pengelompokan kedua terjadi di zaman VOC, di daerah yang kini terkenal sebagai Gang Warung, tak jauh dari Pasar Johar. VOC waktu itu merasa perlu membatasi orang-orang Cina, sebab dianggap berbahaya bila tinggal tersebar. Seorang residen Belanda kemudian memperjelas batas pemukiman itu, yaitu di Gang Warung dan Kampung Melayu. Setelah Indonesia merdeka, pengelompokan itu membuyar. Jumlah warga keturunan Cina bertambah, sehingga Gang Warung dan Kampung Melayu tak mampu lagi menampungnya. Sehingga setelah 1960 diketahui "pecinan" baru muncul di daerah Tlogorejo, terus ke kawasan Gedung Olahraga (GOR) Ja-Teng, sampai seputar Simpang Lima dan Masjid Baiturrahman sekarang. Tapi penyebaran juga sampai ke Jalan Gajahmada, terus ke Jalan Pemuda, sehingga jika ditarik garis ke arah timur, akan bersambung dengan Pasar Johar dan Gang Warung. Mulai 1970 arus baru menunjukkan semacam gerakan "Cina masuk kampung". Tak berkelompok, tapi perseorangan. Sasarannya masih di tengah kota. Orang-orang pribumi ada yang menyingkir, tapi sebagian lagi tetap bertahan. Di Desa Miroto misalnya mulai ditemukan rumah orang-orang keturunan Cina di sepanjang jalan masuk desa (kampung) itu. Karena harga tanah di tengah kota semakin mahal, sekitar pertengahan 1970 orang-orang keturunan Cina mulai memasuki daerah pinggiran sebelah selatan dan barat kota. Lebih-lebih di daerah Krapyak (barat) yang kemudian dikenal sebagai kawasan industri. Penyebaran ini belum sampai membentuk "pecinan" baru. Dalam usia yang sudah 433 tahun, Kota Semarang sekarang berpenduduk hampir 1 juta jiwa. Tak mudah mengetahui berapa banyak dari jumlah itu penduduk "nonpri", Yang pasti penduduk asing Cina berjumlah 17.000 orang lebih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus