Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita yang dilansir media sehari setelah bom meledak diHotel JW Marriott membuat keluarga Marji'a, 58tahun, terpukul. Asmar Latin Sani, anaknya, dituding sebagaipelaku kegiatan sadistis itu. Marji'a tak bisa tidur, ia takenak makan.
Tak hanya sebagai eksekutor pengboman, Asmar jugadituding menjadi bagian dari jaringan terorisinternasional Jamaah Islamiyah. Ia dituduh terkait dengan Mustofa,bekas ketua JI wilayah Sulawesi dan Filipina Selatan. Jugamenjadi bagian dari Wakalah Lampung dan kelompok Bengkulu.Jika ditarik, Asmar masih saturantai dengan Hambali,petinggi Jamaah Islamiyah yang pekan lalu dicokok polisi Thailand.
Sampai pengadilan yang jujur digelar, tak ada yangbisa memastikan keterlibatan itu. Sayang, Asmar mati danHambali "dibon" ke Amerika Serikat. Untuk waktu yanglama, cerita tentang jaringan ini mungkin hanya jadi spekulasi.
Tali-temali AsmarLatin Sani
Dr. Azhari alias Adam
Dulmatin alias Asep alias Novel
- Keduanya buron polisi karenaterlibat bom Bali 12 Oktober 2002. Azhari sebagai perakit bom, sedangkanDulmatin ahli elektronik yang merakitkan handphonepemicu bom. Info yang diterima polisi, mereka berduapernah menginap di rumah Asmar.
Asmar Latin Sani
- Pelaku bombunuh diri di Hotel JW Marriott dan Anggota Laskar Brigade Berani Mati
Sardona bin Azwar Muhammad Rais
- Kawan dekat Asmar diPadang dan Bengkulu. Dituduh bersekongkol dalampengeboman di Medan dan Pekanbaru
Jamaah Islamiyah Lampung
Suyono alias Abu Farouk al-Syukur (bekas ketuaWakalah Lampung)
Mustofa (Komandan Brigade "Berani Mati"Jamaah Islamiyah)
- Keduanyaditangkap polisi pada Juli lalu di Kaliabang,Bekasi. Mustofa diduga pemilik hampir dua tonbahan peledak di rumah kontrakan di Kalibanteng,Semarang. Mustofalah yang merekrut Asmar, termasukjuga Muhamad Rais dan Sardono Siliwangi. Dua terakhir didugaterlibat peledakan bom di Medan dan Pekanbaru.Mustofa juga bekas Ketua Mantiqi (wilayah) III Jamaah Islamiyahyang mengepalai Sulawesi dan Filipina Selatan.
Perjalanan Ustad Singkarak
1975
Asmar Latin Sani alias Jibril lahir di Padang, 21 Oktober 1975. Diaputra pasangan Abdul Wahid alias Sutan Marajo, 60 tahun, seorangpedagang asal Bengkulu, dan Marji'a, 58 tahun.
1980
Asmar diboyong keluarganya dari rumah mereka di pinggirDanau Sekarak, Malalo, Padang, Sumatera Barat,untuk merantau ke Bengkulu.
1987
Selepas SD, Asmar ngotot ingin masuk Pondok Pesantren Al-MukminNgruki, Solo, Jawa Tengah. Padahal ayahnya ingin dia masukSMP di Kota Bengkulu saja. Selama di Al-Mukmin,Asmar jarang pulang walau ada waktu libur sekolah.
1995
Lulus dari Ngruki, Asmar menjadi guru di PesantrenAl-Muttaqin, Lampung. Di pesantren ini, dia bertahanbeberapa tahun saja karena merasa kurang kerasan.
2000
Dia kembali ke Bengkulu, membantu keluarganya berdagang.Selama hampir setahun dia membantu ibunya menjual berasdi kawasan Pasar Minggu, Bengkulu.
2001
Membuka pelayanan fotokopi "Lavena" di kawasankampus Universitas Bengkulu. Di sela-sela kesibukannya, Asmarmengisi kegiatannya dengan mengajar ngaji dan memberikanceramah pada kelompok pengajian keluarga Minang di daerah ini.
April 2003
Asmar meninggalkan Bengkulu. Dugaan yang berkembang, dia larikarena dikejar polisi karena dituding menyembunyikantersangka pelaku bom bali, yakni Dr. Azhari danDulmatin. Keluarganya membantah dugaan itu.
5 Agustus 2003
Polisi mengidentifikasi Asmar terlihat mengendarai mobil Kijang biru bernomor polisi B 7462 ZN yang meledak di Hotel JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo