Dinas rahasia Ceko, StB, mempunyai bermacam cara untuk merekrut agen. Mahasiswa, artis, atau kaum agama sasaran utama mereka. "ESTEBE". Sampai sekarang, banyak warga Ceko-Slowakia yang bergidik kalau mendengar nama itu. "Estebe" atau StB, adalah singkatan dari Statni tajna Bezpecnost, organisasi rahasia rezim komunis Ceko-Slowakia. Seperti pada ceritacerita klasik tentang organisasi dinas rahasia, ulah agen-agen StB juga kelewat kejam. Rude Kravo, koran "orde baru" Ceko itu, beberapa waktu yang lalu, membeberkan sejumlah cerita memilukan. Salah satunya, kisah penemuan sebuah kuburan masal di Ceko selatan, belum lama ini. Dari pemeriksaan, diketahui bahwa penghuni kuburan itu adalah korban StB. Salah satu korbannya diidentifikasi sebagai Josef Charvatek. Warga Ceko itu diketahui pernah mencoba melarikan diri ke luar negeri -- StB paling gencar memata-matai orang Ceko yang mau kabur ke Barat. Tapi, ia kepergok penjaga perbatasan. Ia kemudian diserahkan kepada StB. Statni tajna Bezpecnost alias dinas keamanan dalam negeri itu dilahirkan dengan desain Moskow tahun 1948, ketika komunis sudah menguasai negeri itu. Maka, ia menjadi perpanjangan tangan KGB (Komitet Gosudarstvennoe Bezopasnosti ), dinas rahasia Uni Soviet. Di markas besar StB, sejumlah petugas KGB sudah merasa seperti di rumahnya sendiri. Para petugas StB di sana sudah terbiasa bertukar salam ala KGB: "Hormati pekerjaan, kamerad." Sebuah ucapan salam yang lazim terdengar di kalangan intelijen Moskow. StB serta sejumlah dinas rahasia negeri komunis memang tak bisa lepas dari konstelasi komunis internasional (komintern), "Tirai Besi" di bawah koordinasi almarhum negeri Uni Soviet. Di sini tak termasuk sistem komintern "Tirai Bambu" yang dimotori Cina. Maka, sistem intelijen Soviet juga terintegrasi dengan dinas rahasia negara satelitnya. Seperti CekoSlowakia, Rumania, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Kuba. Peran KGB menjadi begitu penting sebagai penasihat yang membina dinas rahasia di negara-negara tadi. Para penasihat ini biasa dipanggil: paman. Begitu besar pengaruh sang paman, seperti diungkapkan Brian Fremantle yang menulis buku KGB Inside The World's Largest Intelligence Network (1982), sehingga dua pertiga dari agen StB menyatakan loyalitasnya kepada Moskow, bukan Praha. Apalagi setelah tentara Uni Soviet menduduki Ceko, 1968. KGB itu membagi wilayah operasinya secara geografis, dalam memanfaatkan dinas rahasia negara pengikutnya. Untuk Amerika Latin dan sebagian besar negara Afrika, KGB lebih sering menggunakan tangan DGI (Direccion General de Intelegencia ), dinas rahasia Kuba. Sementara itu, untuk Amerika Serikat, Eropa, sebagian Afrika, dan Asia (termasuk Timur Tengah), KGB menggunakan Stasi (Jerman Timur) dan StB. Kemampuan agen StB, terutama untuk misi pembunuhan, sebenarnya cukup lumayan. Bahkan, seperti dikatakan Ladislav Bittman, mantan deputi direktur disinformasi StB yang membelot ke Barat, KGB pun sebenarnya kagum atas prestasi StB. Mereka memiliki sebuah grup mesin pembunuh yang dijuluki "Agent Seven". Ini adalah kumpulan perwira pilihan yang misterius. Hanya sedikit perwira StB yang tahu keberadaannya. Pekerjaan rutin StB lainnya adalah merekrut informaninforman yang potensial untuk dibina menjadi agen dan bertugas untuk mengumpulkan berbagai informasi. Caranya bermacam-macam, mulai dari menyogok dengan duit atau wanita cakep, sampai mengancam, dan memeras sang calon. Bahkan, mereka tega membunuh calon agen potensial bila menolak direkrut. Tak aneh kalau agen mereka yang terungkap sampai 100.000 orang lebih, meskipun negeri itu hanya berpenduduk 15 juta. Menurut Rude Kravo, seorang wanita pernah dilemparkan agen StB dari sebuah gedung jangkung setelah wanita itu gagal dijadikan agen. Dalam buku The Deception Game yang ditulis Bittman, orang StB yang membelot tadi, dikisahkan bagaimana lihainya StB beroperasi dengan umpan wanitawanita cantik. Salah satunya menyangkut Indonesia. Di situ dibeberkan bahwa seorang diplomat Indonesia yang bertugas di Eropa Timur sempat "memakan" umpan tersebut. Ia diberi seorang agen wanita StB. Lewat diplomat itu, pada tahun 1964, agen wanita StB tadi memberikan satu seri dokumen palsu kepada Presiden Soekarno, yang isinya tentang rencana dinas rahasia AS, CIA, membunuh Bung Karno. Kemudian dokumen itu mengungkapkan usaha gabungan Amerika Serikat dan Inggris untuk menginvasi Indonesia, melalui Malaysia. Mereka berhasil, Bung Karno tambah antiBarat, di manamana ia berpidato mengganyang Amerika. Cara termudah dalam model rekrutmen ini, tentulah dengan pemerasan. Sasaran mereka adalah orangorang yang terlibat tindak kriminalitas atau skandal seksual. Biasanya perwira StB mendatanginya dan menawarkan "kerja sama" dengan janji mendeponir perkara itu. Imbalannya, ya, itu tadi: informasi tentang apa saja yang diketahui oleh si korban. Menurut Pemimpin Redaksi Rude Kravo, Petr Cibulka, mahasiswa asing yang berada di Ceko menjadi sasaran empuk untuk digarap menjadi (calon) agen. "Banyak mahasiswa berasal dari Jepang, Indonesia, Vietnam, dan Afrika belajar di sini," katanya kepada TEMPO. Artis, wartawan, dan olahragawan juga menjadi incaran untuk direkrut menjadi kolaborator. Maklum, mereka itu dianggap lebih leluasa bepergian ke luar negeri. Kalau setuju menjadi agen, selanjutnya mereka diberi pendidikan intelijen. StB juga sangat bernafsu merekrut informan dari kalangan yang antikomunis, misalnya kelompok agama. Rekrutmen ini biasanya dilakukan secara paksa. Mereka yang dicurigai mempunyai riwayat hidup yang "tercela", diperas untuk dijadikan kolaborator. Itu sebabnya, seorang pendeta di gereja Evangelis di Praha, Dr. Milan Balaban, menyimpulkan bahwa 50% dari orang yang direkrut itu memang secara sadar (dengan terpaksa) memberikan informasi buat StB. Sistem perekrutan dengan cara ini memang jahat. "Seperti setan," kata Balaban dengan nada geram. Balaban adalah salah seorang pendiri dan penanda tangan Charta 77. Organisasi yang berdiri pada tahun 1976 itu berjuang untuk memulihkan hak-hak asasi manusia di Ceko-Slowakia. Setelah Revolusi Beludru -- revolusi tak berdarah untuk menggulingkan rezim komunis Ceko-Slowakia -- pada tahun 1989, StB dibubarkan. "Karena StB ternyata bekerja bukan untuk negara, tetapi untuk Partai Komunis," kata Deputi Menteri Dalam Negeri Ceko-Slowakia Dr. Zdenko Matula kepada TEMPO. Kini, para mantan perwira StB kocarkacir. Apalagi ketiga pimpinan terasnya, Alojz Lorenc, Frantisek Kincl, dan Karel Vykypel sedang diadili di Mahkamah Tinggi Militer di Tabor, kota kecil dekat Praha. Sebagai gantinya dibentuk Federalni Bezpecnostni Informacni Sluzba (FBIS). Dulu StB berada di bawah Kementerian Dalam Negeri, tapi kini FBIS di bawah parlemen federal Ceko-Slowakia. Tugas utamanya tak lagi memata-matai rakyat, tapi lebih kepada pemantauan terorisme dan lalu lintas narkotika, lewat informasi yang terbuka. Ahmed Kurnia Soeriawidjaja dan Ivan Haris Prikurnia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini