Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Debat putaran kedua calon presiden tentang lingkungan hidup dan sumber daya alam, Ahad nanti, diprediksi hanya berisi ujaran elitis yang minim substansi. "Paling cuma unsur keekonomian, pemanfaatan lahan, lalu soal luas hutan, pencemaran lingkungan, dan kebakaran lahan saja," ujar peneliti dari The Institute for Ecosoc Rights, Sri Palupi, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika benar seperti itu, dia pun memaklumi. Sri menilai kepedulian publik terhadap isu ini terbatas. Penguasaan korporasi terhadap hutan, misalnya, dianggap biasa karena kawasan itu dianggap hanya berisi pepohonan. Padahal, wacana ini kaya akan hak asasi hingga kebudayaan masyarakat di sekitarnya. "Dari dulu sampai sekarang keluhan tentang penggusuran masyarakat adat selalu kedengeran juga, kan?" kata Sri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Visi dan misi kedua pasangan calon presiden memang menjadikan pembalakan liar, kebakaran hutan, dan pencemaran sebagai menu utama. Anggota Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Taufik Basari, mengatakan eksploitasi lahan memang beraroma kapitalis. Namun tim sudah menyiapkan argumen mengenai hal tersebut, terutama soal nasib masyarakat di sekitar hutan. "Di zaman Jokowi sekarang ada program hutan sosial dan pemberdayaan masyarakat adat untuk jaga lingkungan hidup," kata dia.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019 memang mencanangkan program hutan adat-bagian dari perhutanan sosial. Namun realisasinya baru sekitar 6–7 juta hektare dari target 12,7 hektare.
Anggota Influencer Tim Kemenangan Nasional untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Roosdinal Salim, pun tak menampik tudingan bahwa kinerja di lingkungan hidup belum maksimal. "Tapi eksploitasi gila-gilaan kan dilakukan di rezim jauh sebelumnya," ujar Roosdinal, yang juga anak mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim.
Adapun anggota Badan Pemenangan Nasional untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Faldo Maldini, mengatakan tim akan mengedepankan kebijakan lingkungan hidup yang berorientasi masyarakat. Pemberdayaan hutan, kata dia, akan ditingkatkan melalui penanaman kembali (reboisasi).
Khusus debat kedua nanti, kata Faldo, tim akan berkonsentrasi mengkritik program inkumben lima tahun terakhir. "Sponsor swasta kami juga banyak, begitu juga dengan pihak sebelah, tapi tentu akan berangus mafia di berbagai sektor, termasuk lingkungan hidup dan energi," kata dia.
Manajer Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Yuyun Harmono, berharap calon presiden mendatang juga bisa mengurai karut-marut dan tumpang-tindih kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. Walhi mencatat masih ada 555 konflik agraria dengan luas lahan 627 ribu hektare yang belum terselesaikan. Sebagian besar konflik terjadi pada lahan perkebunan. "Jangankan hutan adat, sengketa lahan warga dan korporasi malah lebih banyak," kata Yuyun.
VINDRY FLORENTIN | YOHANES PASKALIS | ANDI IBNU
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo