Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam menyampaikan pendapatnya soal fenomena orang berbondong-bondong, rela antre lama untuk mendapat pengobatan dari Ida Dayak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ari, hal pertama yang membuat pengobatan alternatif Ida Dayak fenomenal dan viral, orang rela datang jauh-jauh lalu antre lama untuk pengobatan, justru karena mudahnya akses informasi saat ini. Penyebaran informasi saat ini begitu cepat, sehingga segala informasi mudah diviralkan, termasuk soal pengobatan Ida Dayak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dulu informasi tersebar dari mulut ke mulut, seperti saat Ponari dikenal masyarakat. Dengan batu yang dimasukkan dalam air, orang merasa lebih nyaman dan sehat ketika mengonsumsi air tersebut. Informasi itu tersebar dari mulut ke mulut dan tidak semasif sekarang. Sementara, untuk fenomena Ida Dayak, informasinya tersebar secara viral, sehingga masyarakat berbondong-bondong datang ke sana,” ujar Aridalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat, 7 April 2023.
Selain itu, fenomena ini juga menunjukkan tingginya upaya masyarakat untuk sembuh dari penyakitnya melalui segala cara, termasuk menjalani pengobatan alternatif. Masyarakat masih percaya bahwa terapi-terapi tradisional bisa mengatasi kondisi sakitnya.
“Saya rasa wajar saja keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan di situ, tetapi tentu akhirnya masyarakat sendiri yang menilai apakah ia benar-benar mendapatkan manfaat yang dibutuhkan atau hanya manfaat plasebo atau semu saja. Jadi, itu dikembalikan lagi kepada masyarakat,” kata Ari.
Anggota TNI membantu warga untuk mendapatkan pengobatan tradisional Ida Dayak di Markas Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat, Senin, 3 April 2023. Nama Ida Dayak kini viral di media sosial lantaran disebut mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti stroke hingga patah tulang. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Dari video-video pengobatan Ida Dayak yang beredar di media sosial, dia melihat adanya proses pengurutan dengan menggunakan minyak sebagaimana yang biasa dilakukan dalam pengobatan alternatif.
Metode ini sering dilakukan oleh para pengobat tradisional atau terapi alternatif untuk merelaksasi otot, misalnya pada penderita keseleo dan salah urat, pada bayi setelah selesai dimandikan, serta pada ibu hamil untuk melancarkan persalinannya.
Dalam sejarah perkembangan ilmu kedokteran, dahulu pendekatan diagnosis dan terapi dilakukan dengan menggunakan kedokteran intuitif. Ini dilakukan oleh para dukun, para pengobat atau tabib, di mana mereka mencoba menggunakan cara tertentu, kemudian dilihat pengalamannya saat dibagikan kepada orang lain. Kemampuan ini kemudian dipertahankan secara turun-temurun dari orang tua atau dari nenek-moyangnya.
Terkait metode pengobatan ini, Ari mengatakan bahwa pengobatan alternatif seperti yang dijalankan Ida Dayak dapat ditemui di belahan bumi mana pun.
“Di Amerika sekalipun, ada saja pengobat-pengobat tradisional, misalnya yang dilakukan oleh suku-suku di Amerika Latin. Bagaimanapun, ada orang yang merasa lebih nyaman berobat kepada pengobat tradisional dibandingkan dokter. Atau pasien yang bolak-balik merasa tidak sembuh, mereka berusaha mencari terapi alternatif. Mudah-mudahan ketika dia merasa bahwa terapi yang ditawarkan ini sesuai yang diharapkan, sakitnya bisa disembuhkan,” ucap Ari.