Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Radikalisme menjadi fokus pengamanan menjelang Pemilu 2019 di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Hal itu dilakukan meski tidak terdapat wilayah tertentu yang diduga rawan penyebaran paham radikalisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami bentuk tim, kami melakukan upaya pencegahan dari berbagai lini yang terutama dari paham radikalisme, fokus kami mengamankan Pileg dan Pilpres 2019 ini dengan maksimal," ujar Kapolres Payakumbuh AKBP Endrastiawan Setyowibowo di Mapolres Payakumbuh, Sabtu, 2/2.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan, meski tidak terdapat wilayah yang dinilai rawan penyebaran radikalisme, pihaknya tidak mau menganggap enteng, apalagi terkait paham yang dianut seseorang atau kelompok. Upaya pencegahan penyebaran paham radikal yang dilakukannya adalah bersinergi dengan pemerintah kota, TNI dan tokoh masyarakat dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Kami gandeng seluruh lapisan masyarakat dan instansi dalam upaya menciptakan situasi kondusif di Payakumbuh," tutur Endrastiawan.
Selain itu, kegiatan di kalangan mahasiswa, pelajar serta penghuni pondok pesantren pun rutin dilakukan untuk mencegah munculnya penyebaran radikalisme pada generasi muda.
Sementara untuk pengamanan Pemilu 2019, Polres Payakumbuh menerjunkan 116 personel hingga masa tenang, sementara saat pemungutan suara pada April 2019 akan dibantu personel Brimob Polda Sumbar dengan total 318 personel.
"Dua per tiga kekuatan Polres kami turunkan dan didukung instansi dari TNI, kemudian dari pemerintah Kota Payakumbuh untuk pengamanan pesta demokrasi 2019," kata dia.
Polres Payakumbuh juga melakukan pemetaan tempat pemungutan suara (TPS) rawan untuk antisipasi dan tindakan pencegahan terjadi keributan.
ANTARA