Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jay Subyakto,
Sutradara dan Penata Artistik
Lo dua, ya?" begitu Abdee bertanya kepada saya pada Juni lalu lewat WhatsApp. Tentu saya jawab, "Ya, iyalah." Gara-garanya, dia melihat foto profil saya di ponsel bersama Jokowi lagi bersalaman di Solo. Bermula dari pertanyaan itulah Abdee mengajak saya merancang sebuah konser di Gelora Bung Karno (GBK) bertajuk "Salam 2 Jari" Menuju Kemenangan pada 5 Juli lalu. Konser itu kemudian menjadi salah satu kunci kemenangan Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2014.
Saya sudah lama mengenal Abdee. Jika tidak salah ingat, tahun 2000-an saya bertemu dengan dia pertama kali. Waktu itu saya sedang membuat pergelaran Rockestra yang diadakan di Jakarta Convention Center. Abdee bersama Slank tampil dalam acara tersebut. Bermula dari pertemuan itu, saya jadi kenal Abdee. Tapi pertemuan di Rockestra tak serta-merta membuat kami bekerja sama dan kenal dekat. Baru pada 2014, menjelang pemilu presiden, saya bekerja sama dengannya secara intens. Ya, di acara GBK itu.
Impresi pertama, ketika bekerja sama dengan Abdee untuk pertama kalinya: bagus. Saya salut dia punya pemikiran untuk menggelar konser bagi Jokowi di tengah-tengah kesibukannya bersama Slank. Pengalaman saya, seorang personel band baru punya pemikiran bagus dan aktif melakukan hal-hal lain ketika sudah nganggur.
Meski impresi pertama bagus, Abdee masih memiliki kekurangan dalam menggelar konser. Sebagai contoh, ia sempat lupa memikirkan bagaimana menarik publik ke konser. Menarik penonton bisa dilakukan dengan membagi tugas ke sejumlah orang untuk memastikan banyak yang datang. Sebenarnya lebih mudah memperkirakan jumlah penonton konser daripada memperkirakan pembeli cakram padat rekaman musik.
Saya rasa hal itu terjadi karena Abdee adalah seorang performer, bukan manajer. Dengan kata lain, selama ini ada orang yang mengatur kebutuhannya sehingga dia tinggal tampil sebaik-baiknya. Abdee memang masih membutuhkan back-up dari orang-orang yang sama kreatifnya dengan dia. Seperti halnya Jokowi yang masih membutuhkan masukan dan penasihat dalam menjalankan pemerintahan.
Secara pribadi, Abdee di mata saya adalah orang yang baik. Dia polos, kreatif, dan terbuka. Makanya semua orang, baik seniman maupun relawan, senang bekerja sama dengan dia. Jika diibaratkan benda, dalam konteks acara di GBK dan kegiatan mendukung Jokowi yang lain, Abdee itu bak magnet bagi para seniman karena semua ingin dekat dengannya.
Abdee juga tipikal orang yang senang berkorban untuk orang lain. Dia senang apabila orang lain di sekitarnya bahagia. Karena itu, semua orang dia perlakukan dengan baik. Saking baiknya, ia boleh dikata tak pandang bulu ketika memilih siapa saja musikus yang tampil di konser Salam 2 Jari dan 3 Jari di Monas pada 20 Oktober lalu. Sebaliknya, saya lebih suka apabila musikus yang akan tampil dipilih secara selektif. Tidak bisa semua tampil. Selain soal kualitas, ada ideologi dan rekam jejak keberpihakan politik.
Meski merancang konser Salam 2 Jari dan kemudian 3 Jari, Abdee sesungguhnya personel Slank yang apolitis. Di Slank yang menonjol pemikiran politiknya sebenarnya bukan Abdee, melainkan Bimbim. Abdee memang diminta muncul di publik untuk mewakili Slank. Keputusan Abdee untuk merancang konser relawan bagi Jokowi adalah kesadarannya bahwa Indonesia butuh pemimpin yang baik. Kepada saya, Abdee menegaskan bahwa dia tidak memilih partai. Dia memilih Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo