Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dibunuh karena cemburu

Monyet yang beranjak dewasa yang diberi nama juheb oleh aceng (majikannya) terpaksa diracun sampai tewas, karena marah melihat istrinya ai suka diganggu monyet tersebut. (ina)

17 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH beranjak dewasa, Juheb yang biasa berlaku manis itu mulai berubah. Kenakalannya, terutama bila melihat wanita, mulai tampak. "Dari caranya memandang, sepertinya dia naksir cucu saya," ujar Nyonya Ai. Bukan hanya sang cucu yang baru berusia 6 tahun yang ditaksir Juheb rupanya juga naksir sang nenek. Dalam usianya yang 40, istri Aceng, 45, itu memang masih kelihatan segar dan cantik. Bila Aceng pergi ke ladang, Juheb semakin kurang ajar kepada Ai. Diam-diam Juheb mengintip bila tuan putrinya itu mandi. Ada kalanya, bila Ai kelihatan duduk seorang diri, Juheb langsung memeluk dan mencoba melepaskan kancing kebaya. "Saya jadi selalu ketakutan," tutur Ai yang tinggal di Kampung Legok Kole, Desa Kramat Mulya, Bandung. Penduduk kampung pun makin tak menyenangi Juheb - karena suka mengejar-ngejar dari menggerayangi wanita, apalagi wanita cantik dan muda. Mereka menyampaikan rasa ketidaksenangan itu kepada Aceng. Maka, setelah berpikir lama, Aceng akhirnya mengambil keputusan untuk membunuh saja si Juheb kera jantan lima tahunan yang dipeliharanya sejak bayi itu. Suatu hari, Juli lalu, dengan hati pedih Aceng melaksanakan niatnya: Juheb diberi nangka yang sudah ditetesi racun endrin. "Kami merasa sangat kehilangan, dan sering bermimpi sepertinya Juheb masih hidup," tutur Ai. Sebelum menginjak masa balig, Juheb memang monyet yang manis. Ia bisa disuruh memetik kelapa atau buah-buahan juga menjaga ladang, sehingga pohon petai, kepala atau pisitan - sejenis duku - yang sedang berbuah bebas dari serangan tupai. Kini terpaksa Aceng sendiri yang menggantikannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus