Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Walt Disney Studios Motion Picture Production, Sean Bailey, mengatakan bahwa film animasi The Lion King yang dibuat kembali (remake) tidak bisa disebut sebagai film animasi ataupun live action. Pernyataan ini dia lontarkan seiring kritikan pedas tentang emosi yang hilang dari trailer film The Lion King Remake.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini adalah bentuk baru pembuatan film," ujar Bailey kepada The Hollywood Reporter, seperti dikutip laman cartoonbrew.com, akhir pekan lalu. "Definisi sejarah tidak berfungsi. Remake dibuat menggunakan beberapa teknik yang secara tradisional akan disebut animasi dan teknik lain yang secara tradisional akan disebut live action."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film animasi Lion King pertama kali hadir pada 1994. Para penggemar dengan cepat menyadari bahwa trailer hampir identik dengan trailer asli 24 tahun yang lalu. Remake The Lion King sebagian besar beranimasi dan diambil dengan layar biru untuk memberi kesan set tradisional dengan menambahkan efek visual. Jon Favreau merupakan sutradara film versi terbaru ini.
Menariknya trailer fim tersebut dengan cepat mencatat rekor Disney dalam periode 24 jam, yang mengumpulkan 224,6 juta kali tayang secara global. Saat ini trailer yang paling banyak ditonton dalam 24 jam adalah Infinity War, menghasilkan 238 juta kali tayang.
"Ini adalah evolusi dari teknologi Jon Favreau yang digunakan dalam Jungle Book," kata Bailey. "Kesalahan arah yang terus-menerus tentang penggunaan progresif dari teknologi animasi film tidak akan masuk akal bagi siapa pun yang tahu banyak tentang proses pembuatan film. Sejarah pembuatan film adalah kisah kemajuan teknologi."
Rob Legato, supervisor vfx yang juga mengawasi The Jungle Book, sebelumnya menjelaskan bahwa film ini menggunakan banyak alat realitas virtual. "Sehingga rasanya mirip dengan apa yang Anda lihat. Anda dapat berjalan di sekitar lokasi seperti seorang juru kamera. Para aktor sekarang dapat berjalan ke sebuah adegan dan melihat aktor atau pohon lain, karena Anda berada di 3D," tutur Legato.
Legato mengacu pada produksi virtual, istilah umum untuk berbagai teknik vfx yang berkembang yang semakin umum dalam produksi hibrida. Itu sebabnya, Legato menambahkan, organisasi yang membagikan piala Oscar disebut Academy of Motion Picture Seni and Sains, dan mengapa kelompok itu menyajikan Sci-Tech Awards bersama Academy Awards setiap tahun.
Baca juga: 5 Fakta Unik Film Live Action The Lion King
Simak artikel menarik lainnya tentang film The King Lion Remake hanya di kanal Tekno Tempo.co.
CARTOON BREW | MOVIEWEB.COM | SCREENRANT.COM