ALAT bantu seks yang kini marak dijual bukan tanpa risiko. Seksolog Dr. Boyke Dian Nugraha, D.S.O.G., mewanti-wanti para pemakai agar berhati-hati. Terutama, cermati kebersihannya. "Kalau kita jorok menggunakannya, bukan mustahil alat itu mendatangkan berbagai penyakit dan efek samping lainnya," ujar Boyke kepada TEMPO.
Misalnya dildo (tiruan penis). Kalau penggunanya abai dengan kebersihannya, tutur Boyke, alat ini akan mengundang penyakit. Karena itu, cuci dildo seusai dipakai, bahkan dengan sabun atau alkohol. (Kalau berbahan lateks, cukup dengan air.) "Ya, seperti organ intim kita saja, kalau selesai "bertugas", kan, harus dicuci bersih," katanya. Juga jangan dipakai bergantian—siapa tahu pemakai sebelumnya berpenyakit seks menular.
Tentang ukuran, jangan terlalu besar. Sesuaikan dengan "milik" pasangan. Yang superbesar bisa menimbulkan trauma bagi vagina. Apalagi kalau terburu-buru memasukkannya. "Bisa-bisa dinding vagina lecet karena belum sempat terjadi lubrikasi yang sempurna," kata Boyke.
Pemakaian minyak oles (pelincir) juga perlu hati-hati karena banyak kelicinannya cuma sesaat. Bisa-bisa "di tengah jalan" kulit penis mengering kembali atau lebih kering dari sebelum diolesi, hingga menimbulkan iritasi. Sakitnya minta ampun. Cepat obati, agar tidak menjadi sarang kuman, bakteri, virus, atau jamur. Iritasi bisa pula terjadi di daerah jeroan penis, seperti saluran kencing dan sperma (uretra), karena masuknya pelumas tadi. Dinding di sekitar uretra—yang terdiri atas mukosa yang sangat peka akan bahan kimia—akan mengering dan mudah terkelupas.
Keseringan melakukan onani dengan alat bantu pun bisa membuat ketagihan (masturbation addiction). Pikiran dibuat kacau oleh dorongan ingin selalu bermasturbasi. Akibat lebih buruk, hilangnya hasrat berhubungan intim dengan pasangan. Lebih parah lagi, berkurang atau bahkan hilangnya kepekaan penis. Sebab, luka di permukaan penis yang tak segera terobati akan meninggalkan jaringan parut (kulit yang menebal seperti bekas suntikan cacar). Kulit pun tak memiliki saraf sensorik lagi, lalu mati rasa. Lantas, buat apa punya "anu"?
Ada sejumlah alat bantu seks yang ekstrem, seperti kondom gotri atau kondom lele. Menurut seksolog dr. Ferryal Loetan, para pelacur menolaknya karena orgasme membuatnya capek untuk melayani lebih banyak tamu. Tapi ada pasangan permanen yang mencobanya. "Sepanjang pengetahuan saya, sungut lele tak menimbulkan iritasi," katanya.
Pemasangan bulu kuda dan "bulu landak" dari senar dianggap Loetan berbahaya karena kekakuan menyebabkan iritasi. Berbahaya bila dipakai berhubungan dengan istri. Tapi para hidung belang suka menggunakannya ketika "jajan", agar pelacur ngerasa. Sejumlah pria yang minta dikhitan untuk tujuan kesehatan pada Loetan meminta penisnya "diisi" mutiara atau berlian, terutama yang penisnya kecil. "Diisi dua saja sudah terasa bagi wanitanya karena melebarkan diameter (penis pasangannya)," kata Loetan.
Nurdin Kalim, Arif A. Kuswardono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini