Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas air sungai Ciliwung Jakarta dinilai memburuk akibat adanya pembuangan kotoran sapi dan limbah pabrik tahu ke sungai tersebut. Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan mengatakan DLH telah melakukan upaya pengawasan industri.
"Kami melakukan pengawasan industri di sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) Ciliwung," ujar Yogi saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 Mei 2022.
Yogi menjelaskan DLH rutin melakukan pemantauan kualitas air sungai Ciliwung. "Pemantauan minimal dua kali per tahun sesuai PP No 22 tahun 2021 lamp VI, namun memang mikroplastik merupakan emerging pulutan yang belum diatur Baku Mutu-nya," katanya.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan fakta baru yaitu adanya pembuangan kotoran sapi dan limbah pabrik yang menyebabkan kualitas air sungai Ciliwung buruk dan bau. Mereka mengungkapkan fakta adanya pembuangan kotoran manusia dan sapi ke sungai tersebut.
Temuan itu didapat dari kegiatan susur sungai oleh Komunitas Ciliwung di Jl Camar Cijantung, Gang Tower No 8B Kelurahan Lenteng Agung RT 7/RW 8 Jagakarsa.
Kepada Tempo, warga sekitar Jl Camar Cijantung merasa kurang nyaman menghirup bau dari limbah pabrik tahu dan kotoran sapi yang dibuang ke sungai Ciliwung.
"Kalau siang emang enggak bau, kalau udah malam itu baru kecium bau nya karena mereka (pabrik tahu) dan buang kotoran sapi seringnya malam hari," kata Ida salah satu warga sekitar saat di temui Tempo.
Dalam susur sungai, tim ekspedisi juga menemukan kadar Nitrit Ciliwung menunjukkan melampaui Baku Mutu Air kelas II yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahu 2021. Kadar Nitrit tertinggi Ciliwung yaitu sebesar 0,15 mg/L di wilayah Jalan Camar Cijantung yang seharusnya pada PP itu mensyaratkan Kadar Nitrit dalam air Ciliwung tidak boleh lebih dari 0,06 mg/L.
NIKEN NURCAHYANI
Baca juga: Tim Ekspedisi: Kualitas Air Ciliwung Masih Buruk Akibat Tinja Manusia dan Sapi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini