Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dinas Sampah Swasta

Sejak 1 januari urusan sampah dilimpahkan dari pu pontianak pada pihak swasta. sampah di pasar pontianak tak terangkut selama 2 bulan karena keempat truk pengangkut kejeblos dalam timbunan sampah. (kt)

28 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAMPAH yang menggunung di Los Pasar Beras, Parit Besar, Pasar Seroja dan Los Ikan dalam Pasar Pontianak, seminggu lamanya awal Januari lalu menyebar bau ke sekitarnya terutama kawasan jalan Asahan. Tentu saja amat mengganggu hidung penduduk sekitarnya. Dan tudingan pun terarah ke hidung PU-Pontianak. Kenapa dibiarkan begitu? "Sejak 1 Januari urusan ini telah dilimpahkan kepada pihak swasta", kata Tasmin Saeman, Kepala PU Pontianak kepada pers setempat. Ternyata yang dimaksud Tasmin ialah usaha orang pribumi lernama Saber Bhakti alias Sapu Bersih Bhakti. Lantas kenapa itu dinas sampah swasta kerjanya tak sehebat namanya? "Karena kontraknya kami teken 1 Januari, meskipun perlengkapan sudah siap semua, toh kami kewalahan juga menghela sampah di pasar Pontinak, uJar Mawardy Rivai Direktur Bagian Dalam Saber Bhakti. Dan Mawardy pun berhelah, dengan sudah amat sibuknya Jumadi Direktur Bagian Operasionil Luar badan usaha itu, dengan sepeda motornya hur sana hur sini memberikan petunjuk kepada para karyawannya yang berjumlah 72 orang itu. Meski begitu toh masih terbentur juga kemacetan akibat truk yang menghela sampah dari pasar yang jumlahnya semula 4 buah itu pada pertama kali operasinya kejeblos di tempat timbunan sampah. "Itulah yang membuat kami betul-betul kaget dan hampir tak berkutik. Keempat truk itu terus terang ngambek di sana". Rp 2 Juta Apapun helah Mawardy, masih mengherankan juga cara kerja itu PT sampah. Karena usaha swasta itu ternyata sudah lama disiapkan dan ilhamnya ditimba dari kota yang lumayan jauhnya: Jakarta. Menurut tutur Mawardy sendiri, sebelum ia benar-benar melangkahkan usahanya itu, "selama seminggu ia mempelajari masalah sampah di DKI Jakarta. "Bekal yang saya dapat dalam waktu singkat itu saya tuangkan dalam perusahaan ini", tutur Maardy kepada TEMPO. Mestinya rapi sekali itu persiapan PT sampah. Apalagi selain truk-truk, gerobak sampah yang bisa keluar masuh lorong juga bak-bak sampah pun sudah digarapnya. Meski langkah yang terakhir ini memancing kritik ramai juga. Karena perusahaan itu kelewat cepat menggaruk uang harga bak-bak @ Rp 1.650 sekaligus. "Coba kalau itu PT pintar", tukas seorang pedagang di sana, "jangan dibayar sekaligus. Apalagi kwalitas kayu bak-bak itu kurang cocok dengan harganya". Tak kurang dari 2000 bak sudah siap. Dan dengan peralatan seperti itu, sampah diangkut dari bak-bak kecil ke bak lebih besar di pinggir jalan lalu ke pembuangan sampah. Anehnya lagi tugas tersebut masih mereka keluhkan sebagai "harus kerja keras". Ditambah kewajiban membikin "gertak" alias jembatan yang memakan waktu dan biaya. Itulah semua alasan mereka kenapa itu sampah sempat menggunung. Tapi untuk tugas itu menurut Walikota Barir SH, itu PT menerima imbalan sekitar Rp 2 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus