Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Setelah Banjir Berlalu

Banjir di ujung pandang banyak menelan korban. wali kota patompo segera tanggap. puskesmas buka 24 jam. setelah surut jalan dipertinggi. tanggul patompo dibenahi agar tak bobol lagi.

28 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERITA tentang banjir di Ujung Pandang, meski terlambat masih berharga buat dicatat. Karena banjir yang terjadi di pertengahan Januari kemarin itu ternyata tak seperti biasanya. Bahkan DPR Kotamadya Ujung Pandang sampai kelabakan dan segera mengadakan sidang khusus. Dan begitu sidang ditutup, usul pun meluncur: "Banjir Ujung Pandang sebagai bencana nasional". Alasannya, "11 ribu lebih rumah terlanda banjir dengan korban 4 ribu lebih jiwa. Di antaranya hampir 11 ribu terpaksa mengungsi dan 9 orang meninggal dunia". Ditambah kerugian uang Rp 400 juta lantaran beberapa proyek bangunan mengalami kelambatan dan menurut Ismail Habie SH, Humas Pemda Ujung Pandang, "90% jalan-jalan di sana mengalami kerusakan". Untunglah Walikota Patompo tidak panik. Cepat-cepat saja ia mengomandokan agar Puskesmas di seluruh kota dibuka siang dan malam. Karena selain penduduk kehilangan harta bendanya, penyakit pun tampak berpesta-pora di tengah penderitaan rakyat. Sumur-sumur diberi kaporit, agar terhindar eltor dan disentry. Pertiwi, Palang Merah Indonesia dan Jawatan Sosial sibuk mengirim bantuan langsung ke tempat korban. Pengerukan Sunguh-Sungguh Adapun banjir luar biasa akibat meluapnya sungai Jeneberang, Tallo dan terusan Pannampu itu meliputi Kecamatan Makassar, Mamajang, Mariso, Bontoala, Panakukang, Tamalatca, Tallo Ujung Pandang dan Wajo. Air mencapai ketinggian lebih 1 meter. "Lapangan Karebosi di pusat kota bagai danau saja layaknya", ucap Ismail Habie SH. Di kawasan Cambaya Kecamatan Tallo, sebuah empang bobol dan menghanyutkan 13 rumah di tengah malam buta. Namun Patompo tampaknya cepat pula bertindak. Begitu air surut jalan yang pernah digenangi air dipertinggi 10 Cm. Lalu Dinas Pekerjaan Umum membenani tanggul Patompo agar tak bobol lagi. Tapi yang belum mendapat perhatian ialah kanal Pannampu yang sejak tahun 1950-an pintu pengatur airnya tak berfungsi lagi. Juga pengerukan dan pelebaran sungai Tallo yang mengalir di daerah Panakukang. Apalagi sungai Jeneberang yang oleh Menteri Sutami dimasukkan "deretan sungai di Indonesia yang setiap tahunnya meluap airnya", membutuhkan pengerukan yang sungguh-sungguh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus