ROBINGAH hamil. Dan Danim Siswanto, yang menghamilinya, membuka sayembara: siapa saja yang mau mengawini Robingah akan diberi tanah, rumah, dan sebuah mobil Colt. Sementara menanti peminat, Danim, yang masih terhitung paman Robingah, mengungsikan wanita muda itu ke losmen Agung, Purwokerto. Bisa dibayangkan betapa geram dan kalang kabutnya Dalhamid - ayah Robingah - yang lima tahun lalu menitipkan anak gadisnya kepada Danim. "Saya mengharap anak itu dididik baik-baik sambil membantu pekerjaan di rumah Danim. Eh, malah dirusakkan. Disayembarakan lagi," ujar Dalhamid, 44, yang tinggal di Desa Rempoah, 7 km utara Purwokerto. Tapi akhirnya ia hanya bisa pasrah. Dan sayembara Danim, karyawan Dinas Pertanian di kota itu, cepat bersambut. Tercatat tiga orang pria menaruh minat. Yang pertama Ritam. Ia mau mengawini Robingah, dengan catatan: selain diberi rumah, tanah sawah seluas 600 m2 dan mobil yang dijanjikan, juga Rp 500 ribu. Danim keberatan. Ritam dinyatakan gugur. Peminat kedua bernama Cemeng. Lelaki ini sempat dibawa ke Balai Desa, ditunjukkan kepada Dalhamid dan Kepala Desa. Sayang, semua yang hadir menolak. Alasannya, si Cemeng dikenal sebagai pemuda ugal-ugalan. Danim kemudian mendatangkan peminat ketiga. Namun, Dalhamid, yang merasa harga dirinya dikoyak-koyak, kemudian menuntut agar Danim saja yang mengawini Robingah. Danim setuju - asalkan diizinkan atasannya. Celakanya, sang atasan menolak. Bukan apa-apa: Danim sudah punya dua istri. Persoalan akhirnya jadi terkatung-katung, sampai Robingah - yang perutnya kian besar melahirkan orok lelaki, Maret lalu. Dalhamid jadi kehabisan akal. Akhirnya, ia tak menuntut Danim untuk mengawini anaknya. "Kalau dia mau memberi sawah 73 ubin (1.000 meter lebih), biarlah, persoalan ini saya anggap selesai," katanya trenyuh. Tapi Danim menolak. Ia hanya mau memberikan 60 ubin (740 meter). Bagaimana kesudahan perkara ini, rupanya, masih terus dirundingkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini