Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menyarankan Dinas Bina Marga DKI Jakarta menggunakan anggaran untuk memperbaiki jembatan penyeberangan orang atau JPO yang rusak dibandingkan mempercantik JPO Sudirman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dengan keterbatasan anggaran DPRD, merevitalisasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang masih layak pakai untuk dipercantik. lebih baik diutamakan dana anggaran yang terbatas itu digunakan untuk memperbaiki JPO yang masuk kategori merah (rusak) dulu, demi keselamatan pejalan kaki lainnya, " kata Nirwono saat dihubungi wartawan, Kamis, 7 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejak Selasa, 5 November lalu, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga melepas atap JPO yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman. Pencopotan atap itu dilakukan karena DKI akan menata ulang JPO yang tampak kusam itu dengan penataan yang mengedepankan estetika. Dalam rapat pimpinan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengataan JPO yang dicopot atapnya itu bisa menjadi spot baru untuk berswafoto.
Menurut Nirwono, alasan Pemprov DKI merevitalisasi JPO Sudirman tidak logis oleh Nirwono karena tidak memperhitungkan faktor perubahan cuaca. Ia mengatakan fungsi JPO sudah seharusnya memfasilitasi pejalan kaki untuk nyaman berjalan, bukan untuk menikmati pemandangan dan digunakan untuk berfoto.
"Sebaiknya JPO itu ada atapnya untuk menyesuaikan musim dan cuaca di Jakarta, sebentar lagi sudah masuk musim hujan, apa akan ada yang mau menyeberang Dengan JPO terbuka tersebut,?" kata Nirwono.
Meski begitu, Nirwono tetap mengapresiasi usaha Pemprov DKI yang ingin melakukan penataan untuk JPO Sudirman. "Kita apresiasi upaya mempercantik JPO khususnya di Sudirman, namun baiknya Dinas Bina Marga melakukan verifikasi terkait jumlah dan kondisi JPO-JPO yang ada di Jakarta, nah yang rusak diperbaiki," kata dia.