Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
DKI akan membangun sembilan kawasan TOD di sepanjang jalur MRT, antara Lebak Bulus dan Sudirman.
Tiga proyek mulai dibangun tahun ini.
Jembatan multiguna di Dukuh Atas akan selesai sebelum Juni 2022.
JAKARTA – Pembangunan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) di sepanjang jalur kereta mass rapid transit (MRT) Jakarta dimulai. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tiga dari sembilan proyek awal pengembangan kawasan transit akan mulai memasuki tahap konstruksi. Ketiganya adalah plaza dan jembatan penyeberangan di Lebak Bulus, jembatan multiguna di Dukuh Atas, serta transport hub di Jalan Kendal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jakarta (MITJ), Tuhiyat Junaedi, menyatakan mereka ditunjuk Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir untuk membuat jembatan multiguna Dukuh Atas, Jakarta Pusat, dengan tenggat Juni 2022. “Panjangnya 265 meter dengan tiga lantai,” kata dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Tuhiyat, jembatan Dukuh Atas ini akan menghubungkan sejumlah moda transportasi massal dari Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi. Jembatan itu akan dibangun di atas Kanal Banjir Barat yang bersebelahan dengan Waduk Setiabudi.
Penumpang akan mudah berpindah moda transportasi karena mampu mengakses stasiun kereta Commuterline Sudirman, stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas, Stasiun Kereta Bandara BNI City, serta stasiun light rail transit (LRT) Bogor dan Bekasi. “Penumpang tak perlu keluar untuk berpindah. Jembatan ini langsung terhubung dengan semua pintu masuk stasiun itu,” ujarnya.
Pengaturan lalu lintas jalur khusus angkutan umum di bawah Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jembatan multiguna ini akan memiliki jalur pedestrian utama di lantai dasar. Pada lantai dua dan tiga, PT Moda Integrasi dan perusahaan pengelola akan memberikan ruang bagi pengusaha retail. Bangunan ini juga akan memiliki sejumlah ruang publik yang bisa digunakan untuk menunggu atau pertemuan kecil. “Sambil jalan, kami juga akan melakukan revitalisasi penuh Stasiun Sudirman,” kata Tuhiyat.
Dua proyek lainnya akan dikerjakan PT MRT Jakarta. Perusahaan daerah itu mendapat mandat sebagai pengelola utama seluruh lokasi kawasan transit di sepanjang jalur MRT berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Nomor 140 Tahun 2017. Proyek pertama adalah pembangunan plaza transit dan jembatan penyeberangan di Mal Poins Square, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Dua fasilitas publik ini akan membantu calon penumpang menuju Stasiun MRT Lebak Bulus-Grab.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan plaza itu akan dibangun di lahan seluas 2.000 meter persegi yang berfungsi sebagai lokasi drop off dan pick up penumpang transportasi pribadi dan transportasi online. Di lokasi yang sama, pengunjung bisa memanfaatkan ruang terbuka untuk berbagai kegiatan. Proyek ini dijadwalkan rampung antara Maret dan Juni tahun depan.
MRT Jakarta juga akan membangun gedung multifungsi 14 lantai itu di lokasi bekas Pasar Blora, Jalan Kendal, Jakarta Pusat. Namanya transport hub. Bangunan yang bisa menjadi perkantoran, retail, dan pasar modern ini berdiri di atas lahan Perumda Pasar Jaya. Gedung berkonsep green building tersebut juga bisa menjadi area transit penumpang dari sejumlah moda transportasi di sekitarnya. “Direncanakan groundbreaking pada September 2021 dan selesai pada April 2023. Tapi kami coba upayakan pada Desember 2022,” kata William.
Selain tiga proyek di atas, Dinas Perhubungan DKI mensosialisasi enam proyek pengembangan di lima lokasi kawasan transit jalur MRT. Di Lebak Bulus dan Fatmawati, MRT Jakarta akan membangun rumah susun hingga ribuan unit. Mereka juga akan membangun dua lorong bawah tanah atau tunnel pedestrian di Istora Senayan dan Dukuh Atas. Sedangkan di Blok M, Jakarta Selatan, MRT akan membangun plaza transit di Jalan Mahakam dan melakukan revitalisasi Taman Martha Tiahahu.
Kepala Dinas Perhubungan Syafrin Liputo menyatakan pengembangan kawasan TOD bertujuan untuk memindahkan pola dan tren mobilitas warga Ibu Kota, dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Setiap lokasi transit pun akan memiliki fasilitas yang juga mendorong gaya hidup masyarakat untuk lebih nyaman berjalan kaki atau menggunakan sepeda. “Pejalan kaki dan pengguna transportasi umum menjadi prioritas pengembangan kebijakan transportasi di Jakarta,” kata dia.
FRANSISCO ROSARIANS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo