Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Pemerintah DKI Jakarta perlu membenahi jalan yang bakal menjadi sirkuit balapan Formula E di Ibu Kota pada tahun depan. Hal yang perlu dibenahi, antara lain, aspal, pemisah jalan, dan area tikungan agar sesuai dengan standar Federasi Otomotif Internasional (FIA).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia Sadikin Aksa mengatakan secara fisik ruas jalan utama di Jakarta bisa dipakai untuk perhelatan balap mobil listrik Formula E. Lebar jalan-jalan utama di Ibu Kota pada umumnya cukup untuk dijadikan tempat memacu mobil Formula E, yang kecepatannya di bawah Formula 1 dan 2.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski begitu, menurut Sadikin, pemerintah DKI perlu memperbaiki permukaan aspal di arena balapan demi memenuhi standar keamanan yang diberlakukan FIA. "Permukaan aspal diperbaiki, tapi enggak perlu sehalus sirkuit F1," ujar Sadikin, kemarin. Hal lain yang harus diperhatikan, Sadikin melanjutkan, adalah keamanan di area tikungan. Fasilitas tambahan seperti pembatas jalan (kerb) juga harus disiapkan dengan baik.
Manajemen Formula E telah memilih dua dari lima alternatif rute untuk arena balap mobil ramah lingkungan itu. Kedua rute yang diusulkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta itu berada di kawasan silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
Rute pertama bermula di silang Monas tenggara, lalu menuju Jalan M.I. Ridwan Rais, berputar di Tugu Tani, kemudian melewati Jalan M.I. Ridwan Rais, berbelok ke Jalan Merdeka Selatan, berputar balik di Wisma Antara, melewati Kedutaan Besar Amerika dan kembali ke Silang Monas Tenggara.
Adapun rute kedua mengambil titik start di silang Monas selatan, melewati belakang Stasiun Gambir atau pintu masuk silang Monas tenggara, lalu melintasi Jalan M.I. Ridwan Rais, berbelok ke Jalan Merdeka Selatan, memutar balik di Bundaran Air Mancur dekat Patung Kuda Arjuna, lalu kembali ke silang Monas selatan.
Tempo kemarin menjajal kedua rute tersebut dengan menggunakan mobil. Ruas jalan di kedua rute itu memang lebih lebar dan rapi dibanding jalan lain di sekitar silang Monas. Namun ada beberapa titik jalan yang permukaan aspalnya bergelombang karena bekas pekerjaan trotoar atau pembatas jalan. Permukaan aspal tidak rata, misalnya, ada di Jalan M.I. Ridwan Rais.
Kedua rute itu juga melalui beberapa area pelayanan publik serta kantor yang lalu lintasnya padat. Misalnya ada jalur khusus dan halte bus Transjakarta, stasiun kereta Gambir, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Hotel Aryaduta, dan Balai Kota DKI Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan jalan yang bakal dijadikan rute Formula E memang bakal dibenahi. "Nanti kami lakukan persiapan, termasuk sarana-prasarana, sesuai dengan standar penyelenggara," kata Syafrin, tanpa merinci rencana pembenahan sarana dan prasarana itu. "Masih menunggu kepastian dari FIA."
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugraha, juga menuturkan bahwa aspal jalanan yang akan menjadi trek balapan bakal diperbaiki. Namun ia belum memastikan jalan mana saja yang akan dibenahi tersebut. Alasannya, hal itu masih dibahas bersama dinas lain sekaligus menunggu kepulangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dari perjalanan luar negeri.
Ahad lalu, di tengah lawatannya ke New York, Amerika Serikat, Anies mengabarkan, bahwa Jakarta bakal menjadi tuan rumah adu cepat mobil listrik Formula E tahun depan. Namun sejauh ini belum ada keterangan resmi dari FIA ataupun manajemen Formula E ihwal rencana tersebut. Di website Fiaformulae.com, Jakarta belum tercantum sebagai salah satu venue balapan musim 2019-2020. Website tersebut hanya menyebutkan dua hajatan Formula E yang lokasinya belum ditentukan, yakni pada Desember 2019 dan Maret 2020.
Formula E merupakan kejuaraan di bawah Federasi Otomotif Internasional yang kerap digadang-gadang bakal menjadi balap mobil masa depan. Formula E pertama kali digagas Presiden FIA Jean Todt, Alejandro Agag, dan Antonio Tajani pada 2011. Seri pertama Formula E dimulai pada 13 September 2014 di Beijing, Cina. Kompetisi ini diikuti 11 tim yang digawangi dua pembalap di setiap timnya. Kapasitas mobil Formula E memiliki kekuatan maksimal 250 kilowatt yang bisa mencapai kecepatan hingga 280 kilometer per jam.
INGE KLARA SAFITRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo