Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Hewan Wiwiek Bagja menyangkal klaim mengonsumsi daging kucing bisa mengobati diabetes. Ia mengatakan belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hingga hari ini di jurnal ilmiah internasional tidak ada satupun bukti ilmiah tentang hal ini," ujar dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 9 Agutus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alih-alih mengobati diabetes, Wiwiek menjelaskan kucing termasuk hewan yang banyak membawa penyakit zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia). Kucing juga salah satu hewan yang bisa membawa virus rabies. “Oleh karena itu menurut keilmuan kedokteran, daging kucing tidak layak dikonsumi,” katanya
Selain itu, kucing juga tidak termasuk kategori daging pangan, sebagaimana yang tercantum di UU No 18 tahun 2012 Tentang Pangan.
Klaim mengonsumsi daging kucing bisa menyembuhkan diabetes datang dari seorang pemilik kos di daerah Gunungpati, Semarang, berinisial NY. Pria berusia 68 tahun itu ditangkap polisi Rabu pekan lalu setelah diduga rutin menyembelih dan memakan daging kucing untuk mengobati sakitnya.
Aksi NY tersebut viral di media sosial. Dalam sebuah video penghuni kos memergokinya sedang mengonsumsi daging kucing, NY mengaku daging kucing enak dan mengonsumsinya untuk kesehatan. Video viral tersebut direspons oleh aparat kepolisian dan saat ini kasusnya ditangani oleh Polrestabes Semarang.
NY dijerat dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan atau Pasal 302 KUHP tentang penganiayaan terhadap hewan. Meski sudah menjadi tersangka, NY tidak ditahan dan hanya dikenakan wajib lapor.