Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penawaran saham perdana (IPO) PT Bukalapak.com Tbk menjadi sinyal terkuat kelanjutan ekspansi ekonomi digital. Bukalapak menjadi startup teknologi pertama di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) per 6 Agustus 2021, dengan raupan dana sebesar US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,9 triliun. “Ini IPO terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia,” kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam peresmian pembukaan saham BUKA—kode emiten Bukalapak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepanjang 2021, perusahaan berbasis teknologi beramai-ramai menggeber aksi korporasi. PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dan PT Tokopedia bergabung membentuk PT Goto Gojek Tokopedia. Grup GoTo—begitu entitas baru ini diperkenalkan pada 17 Mei 2021—dipercaya sebagai platform konsumen digital terbesar dengan gross transaction value lebih dari US$ 22 miliar pada 2020. Pada 7 Juli 2021, Gojek juga berkolaborasi dengan AirAsia Group untuk membangun aplikasi super di Thailand.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelanjutan geliat bisnis digital bakal menarik disorot pada 2022. Meski demikian, menjelang tutup tahun 2021, berbagai isu miring terus muncul di pasar, terutama tentang Bukalapak yang kinerjanya kini terbuka bagi publik. Nilai saham BUKA, yang dilepas sebesar Rp 850 per lembar dalam IPO, terus melorot hingga menjadi Rp 444 per lembar pada Kamis, 23 Desember 2021. Hingga triwulan III 2021, Bukalapak masih merugi Rp 1,12 triliun, sedikit membaik dibanding kerugian Rp 1,39 triliun pada periode yang sama 2020.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo